Sejak diputuskan menjadi bahasa resmi Internasional keenam oleh Majelis Umum dan komite utama PBB, pada tahun 1973, bahasa Arab semakin menunjukkan eksistensinya di berbagai belahan dunia. Terlebih lagi, usai UNESCO menetapkan tanggal 18 Desember sebagai Hari Bahasa Arab Sedunia (World Arabic Language Day) pada tahun 2010. Aroma bahasa Arab semakin semerbak dari berbagai penjuru. Bahkan, di sekolah-sekolah Internasional, seperti di Amerika, Afrika, Singapura, India, dan beberapa negara lainnya menuntut setiap peserta didiknya agar mengetahui bahasa Arab dan dapat menerapkannya saat ber-komunikasi, termasuk di Indonesia. Bahasa Arab yang mulanya dianggap sulit bagi sebagian penutur asing, justru dewasa ini, banyak orang yang tertarik dan berlomba-lomba mempelajarinya. Banyak intelek yang bertekad untuk tidak terjebak dalam kenyamanan, sehingga berani menantang kesulitan belajar bahasa Arab kemudian men-jinakkannya.

Ittihadu Mudarrisil Lughah Al-Arabiyah (IMLA) atau bisa disebut dengan Ikatan Pengajar Bahasa Arab se-Indonesia, sejak pertama kali dirintis pada 9 Desember 1998 di Malang, di bawah pimpinan Drs. Ahmad Fuad Effendy, secara konsisten berkiprah secara aktif dalam mengenalkan bahasa Arab di negeri kita tercinta, Indonesia. Hingga saat ini, IMLA terus berinovasi mengembangkan pengajaran bahasa Arab yang cocok untuk para penutur asing, khususnya warga Indonesia. Selain beraksi di hadapan publik secara fisik dalam agenda tertentu, segenap member IMLA secara berkala me-nerbitkan sejumlah buku ajar utama, buku pendamping pembelajaran, jurnal, dan beberapa media informasi tertulis lain perihal bahasa Arab.

Berdasarkan pengalaman penulis secara pribadi, sejak dimasukkan sebagai member IMLA pada Oktober 2016 silam, penulis memperoleh banyak pembelajaran dan pengalaman di sana. Meskipun pasalnya penulis bukanlah alumni jurusan Pendidikan Bahasa Arab, dan masih tertatih-tatih saat menerapkan hasil musyawarah IMLA, penulis bersyukur diberi kesempatan berbaur dan belajar langsung bersama para pakar dan pengajar senior Bahasa Arab se-Indonesia. Beberapa kesempatan yang pernah penulis ikuti selain diskusi mingguan dan harian, di antaranya; Diajak kerjasama menyusun buku Permainan Bahasa Arab oleh perintis IMLA, Ustadz Fuad; Diminta menjadi editor Tesis beliau (Ustadz Fuad) yang hendak diterbitkan dalam bahasa Indonesia, yaitu “Puisi Arab Kontemporer”, dan editor beberapa referensi Bahasa Arab lainnya, guna memenuhi kebutuhan pustaka perihal Khazanah Arab di Indonesia; Diminta beliau untuk mengelola Perpustakaan Umum (Misykat) dan Perpustakaan Bahasa Arab (Al-Manhal) di kediaman beliau, Landungsari Asri Blok D/77 Malang; Jurnal dari skripsinya

I’JABUL ARABI

diterbitkan di Arabi, Journal of Arabic Studies, Juni 2017.

Selama tinggal bersama keluarga besar Ustadz Fuad, penulis tidak pernah menikmati hari tanpa menyaksikan beliau menulis. Sebagian besar waktu beliau diisi dengan mencurahkan ide-idenya ke dalam tulisan, kemudian dipublikasikan, agar bisa dinikmati khalayak. Di usia beliau yang sudah memasuki hitungan 70 tahun ini, beliau masih tetap terjaga semangatnya dalam mengantarkan IMLA mewujudkan visi-misinya. Beliau juga masih aktif di kampus meskipun sudah pensiun. Tidaklah heran jika karena kiprah beliau yang sangat luar biasa ini, Raja Saudi Arabia pun terpincut. Sehingga, dengan membawa nama negara Indonesia, sejak tahun 2013 beliau dipercaya sebagai salah satu Dewan Pengawas Bahasa Arab periode 2013-2016 oleh King Abdullah bin Abdulaziz International Center for Arabic Language, lembaga resmi tertinggi dalam menjaga bahasa Arab di dunia, yang berpusat di Riyadh, Arab Saudi. Malah, pada tahun 2016, beliau yang seharusnya sudah lengser, dipercaya kembali untuk meneruskan kiprah beliau selama periode 2016-2019. Meskipun demikian, kehidupan beliau tetap dalam kesederhanaan dan tetap aktif dalam kegiatan bersama warga sekitar.