Himawan Cahya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ayo Nge-jam!

Ayo Nge-jam!

Suatu hari seorang wali murid mendatangi saya. Dengan sedikit protes, dia mempertanyakan mengapa nilai pelajaran musiknya kurang bagus, padahal sudah lama ikut les musik di lembaga kursus terkenal dan sudah sering tampil di berbagai konser. Saya jawab bahwa saya hanya menilai apa yang dia kerjakan di kelas. Di samping itu, kurikulum musik yang diterapkan di sekolah saya memang sangat berorientasi pada proses. Anak pintar bermain biola tidak serta merta nilai pelajaran musiknya bagus. Setidaknya ada dua kriteria lain yang sangat mempengaruhi proses penilaian, yaitu thinking creatively (berpikir kreatif) dan responding (berdaya tanggap).

Memainkan komposisi klasik “Air on the G string” karya Johann Sebastian Bach, dengan menaati seluruh tuntutan dinamika, tempo, dan lain-lain, sesuai yang tertera dalam partiturnya bukanlah indikator kreativitas. Keahlian mungkin iya, tapi bukan kreativitas. Musisi itu bukan tukang atau penerjemah. Dia adalah pelukis yang menginterpretasi gagasan melalui media suara.

Banyak anak ahli memainkan musik, tetapi sedikit saja yang bisa menciptakan musik. Banyak sekolah musik formal yang hanya melatih siswa menjadi tukang musik, tanpa banyak memberi kesempatan kepada mereka untuk think creatively (kreatif bermain musik secara spontan berkelanjutan), berimprovisasi, berkreasi, dan berkontribusi menghasilkan karya tertentu sebagai musical response atas fenomena tertentu yang terjadi di dalam dirinya, orang lain, maupun lingkungan sekitar.

Siswa saya tadi memang jago sekali bermain piano klasik, namun tiba-tiba macet manakala saya minta dia untuk melanjutkan melodi awal yang sudah saya tulis untuk dia. Bukan karena dia bodoh, melainkan karena kurang dibiasakan oleh guru lesnya. Creative thinking jelas butuh pembiasaan. Dan jam session mestinya menjadi wahana yang sangat ampuh untuk merangsang, merawat, dan menyuburkan kreativitas anak.

Jam session istilah yang umum dipakai di kalangan musisi untuk menamai suatu aktivitas dimana para musisi berkumpul dan bermain musik secara spontan tanpa terrencana, untuk melatih ketrampilan individu, kolaborasi, dan mengasah kreativitas musik.

Setiap anak pada dasarnya potensial untuk kreatif. Lingkungan belajar yang kelirulah yang menyebabkan dia lulus sebagai tukang yang tidak bisa bekerja tanpa pesanan gagasan.

Kurikulum yang skill-based menghasilkan pemain-pemain musik handal. Kurikulum yang creativity-based menghasilkan pribadi-pribadi yang kreatif dalam menghadapi persoalan walaupun mungkin bukan sebagai musisi. Pendidikan musik yang berbasis kreativitas menggiring siswa tidak hanya untuk menyaji ulang fixed box yang bernama partitur itu, melainkan juga, lebih-lebih, men-‘destruct’ the box, and reconstruct it. (membedah ulang partitur, dan membangun yang baru, dengan racikan interpretasi, irama dan harmoni yang serba baru), tentu dengan tetap menghargai komposisi aslinya. Pendidikan musik yang berbasis kreativitas mengajarkan skill bukan sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai sarana agar siswa ahli dalam berinovasi.

Jam session adalah pembelajaran kreativitas yang paling murah meriah alamiah. Anak-anak berkumpul untuk memainkan ide musik secara spontan dan demokratis, tanpa memikirkan benar-salah, atau mempertimbangkan level keahlian formal. Ini ibarat perkumpulan balita dari berbagai umur yang saling berceloteh dengan bebas, berusaha mendiskusikan topik tertentu dengan segala keterbatasan kemampuan wicaranya. Merdeka, murni, egaliter, dan tentu saja kreatif.

Dalam jam session, orang tidak saling mengkritik, melainkan saling mengisi kekurangan, dan menikmati hasilnya. Mereka berusaha menciptakan ketakjuban, dan merayakannya bersama-sama. Ide-ide yang brilian dan di luar dugaan sering bermunculan begitu saja, seperti layaknya balita yang tiba-tiba mengatakan sesuatu yang mengundang kelucuan bagi orangtuanya.

Gagasan dulu, kemampuan bicara menyusul kemudian. Menjadi musikal dulu, setelah itu baru berpikir soal memainkan alat musik dengan benar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah keren ternyata dunia, musik selama ini saya hanya penikmat musik saja, ternyata prosesnya sungguh luar biasa, keren pak

25 Mar
Balas

Terimakasih banyak pak Mulya...tetaplah menikmati musik, dan bapak akan merasakan proses yang sungguh luarbiasa

25 Mar

Luar biasa tulisannya, terimakasih setelah baca tulisan kk, sy jadi punya materi konten youtube saya

25 Jun
Balas



search

New Post