Himmah Mufidah

Himmah Mufidah guru MA Almaarif Singosari. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis di Gurusiana (88)
Belajar dan Mempelajari Literasi

Tantangan Menulis di Gurusiana (88)

Catatan Harian ke 88

Bahasa Indonesia, Matapelajaran Mudah Dan Diremehkan Yang Berakibat Fatal

Membaca dan Menulis identik dengan matapelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan inti dari belajar bahasa, khususnya bahasa Indonesia.

Dimulai dari belajar huruf, kata, kalimat dan wacana. Semua terlihat sederhana dan mudah. Sehingga mapel ini kurang diminati. Apalagi dalam penyampaiannya di kelas sangat monoton. Siswa menjadi bosan dan kurang menyukai.

Bahkan yang sering terjadi mereka sering meremehkan. Sehingga dengan memejamkan mata, bisa langsung menyelesaikan tugas dari mapel tersebut. Belum lagi, kebiasaan membaca yang sering di abaikan, hingga kemampuan menulis menjadi rendah.

Mempelajari bahasa Indonesia dimulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Mulai dari menyusun huruf menjadi kata. Merangkai kata menjadi kalimat. Dan menggabungkan kalimat menjadi paragraf. Memahami berbagai pola kalimat dan jenis-jenis paragraf.

Mulanya sederhana, ujung-ujungnya menjadi rumit. Apalagi jika harus belajar teks sastra. Mulai dari belajar puisi, menulis cerpen hingga memahami novel bahkan tentang pertunjukan drama. Mengapresiasi karya baik dari sisi intrinsik maupun ekstrinsik.

Pola pikir awal yang salah tentang mudah hingga berdampak meremehkan akhirnya berakibat fatal. Terbukti kenapa terkadang nilai ujian akhir, lebih bagus mapel lain dari pada nilai bahasa Indonesia. Bahkan nilai bahasa Inggris biasanya jauh lebih baik. Begitu juga dengan mapel sains dan ilmu sosial yang lain.

Hal ini menimbulkan tanya. Apakah pelajaran bahasa Indonesia di sekolah sudah mampu membuat siswa merasakan manfaat belajar bahasa Indonesia? Dalam hal ini, peran guru bahasa Indonesia memegang kunci penting dalam menumbuhkan gairah siswa untuk mengeksplorasi kecerdasan berbahasa.

Dalam kegiatan belajar mengajar teori-teori dijejalkan namun aplikasinya tidak terasa dalam kehidupan. Siswa hanya sibuk menghafal syarat-syarat pantun, unsur-unsur intrinsik sebuah cerita, penulisan huruf kapital dan tanda baca, macam-macam paragraf, dll. Yang penting, bisa menjawab soal ulangan dan mendapat nilai bersinar.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa inti belajar bahasa adalah membaca dan menulis. Dua kemampuan ini juga secara umum merupakan modal dasar dalam mencari ilmu. Maka, mendorong siswa untuk suka membaca dan menulis adalah sebuah keniscayaan dalam interaksi pelajaran bahasa Indonesia.

Membaca dan menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa dielakkan dalam kehidupan ini. Menjadi apa pun seseorang, membaca sangat penting untuk membuka cakrawala pandangnya tentang pengetahuan dan informasi-informasi terkini. Membaca adalah jembatan untuk melihat dunia, karena buku merupakan gudang ilmu, sumur informasi yang tak pernah kering. Sedangkan menulis, dibutuhkan agar seseorang terampil menuangkan gagasan dan ilmu yang dimilikinya, sehingga tersebar luas di masyarakat.

Rupa-rupa teori dalam materi pendukung pelajaran bahasa Indonesia harus dipahami sebagai sarana menuju kegiatan menulis. Sehingga siswa menghafal bukan semata demi pencapaian nilai ulangan, namun tumbuh kesadaran bahwa hal-hal tersebut berguna dalam proses membuat tulisan yang baik.

Kegiatan membaca bukan sekedar membaca lalu selesai. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, siswa dituntun agar mampu membuat resensi yang baik, menyimpulkan sebuah gagasan, mengulas pokok bahasan, menyampaikan presentasi mengenai isi buku, mengupas unsur-unsur yang terkandung dalam cerita, dsb. Maka, kegiatan membaca dan menulis saling terkait.

Dalam hal menumbuhkan gairah membaca dan menulis, diawali oleh kemapanan pengetahuan tentang bahasa Indonesia yang dimiliki guru. Alternatif yang bisa ditempuh yaitu melalui pembekalan-pembekalan yang digelontorkan oleh praktisi perbukuan yang paham benar tentang kecerdasan berbahasa. Para guru perlu mengeksplorasi kemampuannya agar siap menggiring siswa menuju gerbang kecerdasan berbahasa (baca: membaca dan menulis).

Dampak yang paling bisa dirasakan adalah rendahnya kemampuan literasi pelajar di Indonesia. Seperti beberapa hari yang lalu di sampaikan oleh Mendikbud. Bahwa Pemaparan hasil PISA 2018 untuk Indonesia disampaikan Yuri Belfali (Head of Early Childhood and Schools OECD) dan Totok Suprayitno (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud) di Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Totok menjelaskan, pengukuran PISA yang dilakukan OECD melibatkan 12.098 peserta didik dari 399 sekolah di beberapa wilayah Indonesia yang dianggap mewakili. Tes PISA 2018 mulai beralih dari penilaian berbasis kertas menjadi berbasis komputer.

Menggambarkan bahwa kemampuan baca siswa rendah. Yuri Belfali (Head of Early Childhood and Schools OECD) dalam paparan awalnya menyampaikan, kemampuan baca siswa Indonesia berada dalam kelompok kurang bersama dengan negara-negara seperti Saudi Arabia, Maroko, Kosovo, Republik Dominika, atau Kazakhstan dan Filipina.

Bila rerata kemampuan baca negara-negara OECD berada di angka 487, skor Indonesia berada di skor 371. Peringkat pertama diraih China (skor 555), kemudian diikuti Singapura (549) dan Makau (525).

Kenyataan tersebut berdasarkan penelitian ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan. Selanjutnya adalah tugas kita sebagai guru bahasa harus bisa menciptakan pembelajaran yang variatif, inovatif dan pasti menyenangkan. Ada banyak model dan metode yang sudah ditawarkan. Tinggal bagaimana kita mengemas dalam kelas.

Langkah berikutnya adalah tentang merubah mindset siswa betapa pentingnya belajar bahasa. Berikutnya manfaat yang diperoleh berpengaruh pada mapel lain. Selain itu memahamkan betapa ada banyak manfaat dalam kehidupan nyata. Menumbuhkan sikap cinta tanah air dengan mencintai bahasa Indonesia adalah sebagian dari iman.

Bahasa menunjukkan bangsa. Sikap berbahasa mencerminkan jati diri penutur bahasa itu sendiri. Bagaimana bahasa mu saat berkomunikasi mempresentasikan siapa diri kita. Kenalilah seseorang dari tutur katanya, maka seperti itulah kepribadiannya.

#tantanganmenulisdigurusiana #catatanhariankehidupanke-88 #menulisembilanpuluhhari #MediaGuruIndonesia #$abtu11042020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantabh Bu

13 Apr
Balas



search

New Post