119_ Rizqi pesta demokrasiMenyoal pemberian disaat pesta demokrasi

Kemarin kami dipaksa utk menerima pemberian dari timses utk memilih orang orang tertentu secara paket , misalnya presidennya memilih A DPR RI B DPRD 1 C DPRD 2 D dg bahasa yg jelas bahkan diberi lembaran simulasi.

Kami dg tegas menolak dan tidak mau menerima pemberian tsb meski nominal pemberian itu lumayan.

Krn dari sekian orang yg dalam paket itu ada orang yg bukan pilihan ideal alfaqir , Krn bagi alfaqir memilih pemimpin dan wakil rakyat itu penting , maka harus mendekati apa yg sudah digariskan oleh fiqih siyasah ( sebagaimana yg pernah alfaqir tulis )

Disamping itu sebuah pilihan dg ceroboh berpotensi hisab yg berat menurut alfaqir.

Menerima pemberian atau hadiah dg persyaratan tertentu mempunyai konsekuensi komitmen terhadap tujuan pemberi , kecuali ada indikator pemberi sebenarnya memberikan kebebasan kepada orang yg diberi.

Dalam kasus diatas jelas sekali pemberi tidak memberi kebebasan.

Karena itu statement banyak kiai yg mengatakan: tomponen duwite , adapun nyoblosnya sesuai hati nurani meski tidak cocok dg maksud pemberi. ini menurut alfaqir statement yg ceroboh.

Apa yg alfaqir lakukan ini semata terinspirasi dg fatwa fiqih yg disampaikan hasyiyah Jamal berikut :

ولو أهدى إليه شيئا على أن يقضي له حاجة فلم يفعل لزمه رده أن بقي والا فبدله

Luar biasa bukan konsepsi fiqih dlm hal pentingnya menjaga integritas dan menjunjung tinggi amanat ?

Ini baru berfiqih ,belum lagi bertasawuf .

Faktanya hampir 99 persen kita terima uang itu....bahkan jika ada yang lebih besar maka kita pilih yang lebih besar itu....terkadang tidak memperhatikan hal tsb.

والله اعلم بالصواب