TM-78 Tirakat

Gurusiana.ide

Tirakat

Tirakat berasal dari kata TA RO KA...meninggalkan..meninggalkan mubah mendahulukan ibadah Sunnah untuk mendukung ibadah wajib .

Meninggalkan barang yang haram demi mencari ridlo Alloh,terkadang orang lebih menyukai kenikmatan dunia dari pada kebahagiaan haqiqi.

Kita sangat perlu tirakat agar anak cucu kita bahagia dunia akhirat.

Bahagia itu mudah, sebuah perjuangan yang besar untuk membahagiakan anak cucu kita semuanya.

Rahasia bahagia harus berjuang menundukkan nafsu dunia..kesenangan pegang HP, kenikmatan sesaat.

Perjuangan membahagiakan anak jika kita mengantarkan ke pesantren untuk mencari bekal hidup bahagia.

Anak saya empat, mm ondok di tebuireng timurnya makam Gusdur. madrosatul Qur'an ...namanya M Dzikri Alhaqiqi. Belum khatam udah boyong karena berkelahi dengan teman SMP Al-Furqon...jadi tengah malam saat belajar sampai larut malam akhirnya bertengkar dan dua duanya dikelurkan dari pesantren...

Saya menangis sepanjang jalan ketika menjemput jam 1 Malam di hubungi para pengurus...

Ya Alloh jadikan adik adiknya .generasi penerusnya mempunyai Semangat mondok.....nyantri ....belajar di

Pesantren...

Alhamdulillah..generasi berikutnya ..

Yang kedua M.Dzul Fahmi dan Muhammad Maghroby sama diMQ. Alhamdulillah empat tahun setengah berhasi setoran 30 juz dan wisuda.

Yang ke empat di MAN PK MAN 4 Jombang di pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang...

Mereka awalnya trauma dan berat

Penting untuk orangtua yang ingin anaknya di pondok pesantren.

Solusi Anak Tidak Mau Mondok

Menjelang Musabaqoh Qiraatil Kutub (MQK) Universitas Al Falah Assunniyah saya menjumpai salah satu juri. Seorang kiai. Saya tanya tirakat apa yang dilakukan ayah ibunya hingga 3 putranya semua alim dan menjadi dosen dan penggerak pendidikan.

"Ayah saya itu puasa sunnah setiap hari, kurang lebih 17 tahun hingga kewafatan beliau. Mungkin dari cara ini, kami bisa seperti sekarang. Orangtua yang menanam, anak-anak yang mengunduh hasilnya." kata beliau.

Lantas beliau bercerita. Salah satu buah hatinya, laki-laki, diarahkan mondok tapi tidak mau. Tidak seperti kakaknya yang manut dan saat ini melanjutkan S2 di Malaysia.

Akhirnya, lantaran tidak mau mondok (padahal ini tradisi keluarga besarnya), si anak cuma di rumah dan bermain melulu. Juga sering main hape. Si ibu merayunya agar mau nyantri. Masih enggan.

Akhirnya sang kiai mengajak istrinya tirakat. Membacakan Surat al-Fatihah bakda shalat Maghrib dengan jumlah 100 kali. Dikhususkan agar sang putra mau nyantri. Apakah langsung cespleng? Tentu tidak.

Ketelatenan suami istri membacakan al-Fatihah ini dikabulkan oleh Allah. Setelah beberapa bulan, tiba-tiba sang putra merajuk, lantas bilang ke ibunya, "Bu, saya mau mondok."

Dahsyat banget pengaruh Surat Al-Fatihah ini. Si anak lantas mondok. Dan, potensinya melejit. Cepat futuh-nya dan dalam beberapa kesempatan, dia menjuarai ajang baca kitab.

"Padahal, kami tidak menyangka jika dia punya jiwa kompetisi yang baik. Anaknya cenderung pendiam, ternyata "menangan"." kata sang ayah sambil tersenyum.

"Kemarin minta hadiah. Awalnya kami kira mau minta hadiah barang-barang ala anak-anak muda. Ternyata tidak."

"Minta hadiah apa, yai?"

"Hadiah kitab berjid-jilid. Dia taruh di kamar pondoknya sekarang. Mahal, tapi saya senang karena yang dia minta itu karya ulama, bukan yang lain."

Wallahu A'lam Bishshawab

Selain di bacakan Al Fatihah, juga ditirakati anaknya yang di pondok, insha Allah akan sukses

Rumah bekam Gurah Denanyar

Hisbulloh huda