DIALOGKU DENGAN DIRIKU
DIALOGKU DENGAN DIRIKU
Malam,
tidak terlalu pekat
lampu kota berjajar, riang
Siapa sahabatmu? Tanya roh dalam diriku.
Tidak kujawab,
Karena memang tidak diperlukan jawaban
Masih malam
Ketika pekat menyusuri hatiku,
makin dalam, dan dalam
Menjerit? Untuk apa?
Mungkinkan ada telinga yang akan merangkul dengan tangannya, ketika suara itu mencapai awan?
Belum tentu.
Tetapi aku mengingatkan diriku bahwa ada Roh yang lazim menunggu jeritan sepertimu, teman.
Tetapi engkau tidak mengakrabinya
Karena kendang telinga hatimu tetutup mantra lukamu
Masih malam pula
Ketika jeritan percuma,
Protes tidak tiba pada harapan
Duduklah,
diamlah,
lipatlah,
zikirlah,
doalah,
sembahlah Dia, Sang Rahim Maha Kuasa itu
Bahumu pun akan kuat
Sebab Sang Agung itu memiliki gelembung-gelembung cinta dan kuasa di setiap helaan nafasmu
Dia akan memberikan satu untukmu
Gelembungnya akan membawamu ke awan yang jernih
putih
teduh
Tidak ada kebisingan yang kamu takuti
Malam yang berbeda
Engkau mulai memiliki senyum, tipis
Ada terang yang melampaui batas lukamu
Hingga sinar kebaikanmu nampak diantara kilat mata asyikmu
"Tetaplah naiklah gelembung doa Sang Khalik teman, di dalamku!!
Sebab gelembungNya akan membawamu ke negeri yang berpita "kekuatan"
(Salam taklim dalam harapan)
,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bun, Mohon maaf lahir dan batin
Ketenangan yang hakiki hanya dapat kuta temui saat bersimpuh di kakiNYA...
Zikir pada Allah akan membawa ketenangan hidup. Salam literasi bu.