Tantangan gurusiana Hari ke 3 , JAMBU BANGKOK AJAIB KU ( Bag 1 )
Jambu Bangkok Ajaib
By.Kahfi Sabariah
Sejak kehamilanku pertama sampai anak ketiga, sulit sekali menerima asupan energi. Nasi bagaikan musuh saat kehamilanku. Belum juga memakannya melihat nasi, perutku sudah mual ingin muntah.
Bukan nasi saja ,semua makanan yang kulihat membuat perutku mual. Berat badanku saat kehamilan pertama hanya naik 5 kg, padahal usia kehamilan mendekati 8 bulan.
Diantar suami aku berangkat ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih untuk control, Saat itu kehamilanku baru 8 bulan . Dokter mengingat kan bahwa aku anemia karena HB ku hanya 5 sedang untuk orang hamil, minim 12 .
Dalam antrian ada seorang ibu menegurku "sudah berapa kali periksa?" tanyanya. Ini yang ke 2 kali sebelumnya di bidan, " jawabku . "Lo kenapa pindah? " . Menurut bidan saya anemia beresiko saat melahirkan.
" O… begitu," ujar ibu itu lagi .
"Hari ini periksa dalam ya? " Tanya nya. “ saya belum tahu,” jawabku.
“Periksa dalam seperti ?” tanya ku.
“Nanti diperiksa dokter bagian dalam dengan jari, untuk mengetahui seberapa jauh jarak kepala bayi dengan leher rahim,” jelasnya.
.” O gitu...,” jawabku. Lalu perawat memanggil namaku, lalu dokter memeriksa seperti biasa, beratnya masih kurang bu, HB masih rendah. " Makannya sudah normal bu?" tanya dokter.
"Belum dok ..." jawabku.
"Tapi harus dipaksa makan bu..." Kata dokter.
Dokter memberikan resep vitamin, penambah darah , lalu kami pergi sambil mengucapkan terimakasih.
Di jalan aku sampaikan pada suami, " mas ...minggu depan ganti dokter y...aku mau dokter perempuan, Aku g mau periksa dalam dengan dokter laki laki". " “ Iya aku mau dokter perempuan, Aku takut diperiksa dalam oleh dokter laki laki, ". Suamiku hanya bergumam...ganti dokter lagi...
Seminggu kemudian aku dan suami control , di RS Islam Cempaka putih, aku sudah bertanya tanya dimana ada dokter perempuan. Informasi yang kuterima di RSI Cemput juga tapi di pavilionnya.
Kami kesana, dan setelah dipanggil dokter perempuannya cukup galak, aku habis dimarahi karena berat badannya untuk ibu hamil sangat rendah, begitupula HB nya , dokter bilang “besok kalau tidak naik jangan periksa dengan saya bu, “ucap dokter.
“Kalau begitu ibu sulit melahirkan tidak ada tenaga,” dokter memarahi aku.
Aku terdiam , tidak membela diri sedikitpun. Kupikir dokter pasti main main. Seminggu kemudian aku datang lagi ke dokter perempuan itu. Ternyata dokternya bukan bercanda marahin aku. Dia benar benar kesal melihatku yang tidak bertambah juga berat badannya.
Aku sampaikan, “Dokter …saya sudah coba makan , tapi setiap makan , saya muntah lagi” dan itu membuat perutku jadi sakit . Ini yang membuat badan saya kurus dok.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bun
Mantap bu