#tantangangurusiana

H.4 #L.365

.

“Insha Allah, aku kuat Raka. Kau tak usah mencemaskanku.” Senyum tipis terlihat dibibirnya yang indah. “Ini masalah pribadiku, biarkan aku selesaikan sendiri.” Lanjutnya tegas.

Aku membalas senyumanya. Aku tahu ucapannya barusan hanya untuk membuatku menjauh dari hidupnya. Sesuatu yang susah untuk aku kabulkan.

Tania, sampai kapan kamu seperti ini. Izinkan aku meringankan bebanmu. Tak perlu bersandiwara di depanku. Aku tahu apa yang kamu alami, batinku.

“Kembalikan Raka. Pulanglah. Keluargamu menunggu.” Usirnya halus.

“Baiklah Tania. Hubungi aku jika kamu memerlukan bantuan.” Aku meninggalkan klinik tempat Tania dirawat.

Aku berjalan cepat menuju parkiran. Ada persaan berat meninggalkan wanita itu. Rania adalag gadis di masa laluku. Gadis yang membuat kau bisa seperti ini. Dari Tania aku belajar banyak hal. Tania adalah cinta pertamaku. Terlalu banyak kenangan dengannya membuatku sulit melupakn dirinya.

“Nak Raka….” Suara seorang perempuan menghentikan langkahku.

Aku menoleh, mama Tania berjalan menghampiriku. Perempuan yang dulu juga sangat menyayangiku itu menatapku lembut.

“Maafkan tante merepotkanmu. Tante tak tahu tadi harus menelpon siapa.”

“Tak perlu minta maaf, Tante. Aku senang membantu Rania dan Tante.” Aku menjawab cepat.

“Sebenarnya apa yang terjadi, Tante ? Bastian memukuli Tania lagi ?” Pertanyaan yang dari tadi membuncah di dadaku tak sadar keluar di lisanku.

Perempuan itu menangguk. Raut wajah sedih nampak di wajahnya. Aku tahu Tania adalah segalanya bagi wanita ini. Putri semata wayang yang sangat disayanginya.

Tanganku terkepal. Ini bukan kali pertama Tania mengalami kekerasan dari suaminya. Tapi yang membuatku heran Tania selalu saja bertahan.

bersambung