Hj.Mursidah,S.Pd.,M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Buah Ketulusan Faisal (T.152)

Buah Ketulusan Faisal (T.152)

Buah Ketulusan

Faisal melik jam yang melingkar di lengan kirinya. Sudah menunjukkan pukul Sembilan lewat. Malam ini penumpang sepi. Tidak ada yang mengorder di aplikasi gojeknya. Padahal malam ini adalah malam Minggu. Biasanya kalau malam Minggu selalu ramai orderan. Mungkin karena pengaruh gerimis.

Dia menghembuskan napas berat menatap jalan yang semakin sepi. Sejak pagi sampai malam ini penghasilnya sebagai tukan ojek on line belum mencapai target. Besok dia harus nyetor lagi untuk cicilan motornya. Anaknya yang baru sembuh juga pesan ayam goreng KFC tadi siang. Ayah muda itu semakin kebingungan. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk mencari tambahan uang malam ini. Dia pun mengerutu dalam hati karena biar pun dia bekerja keras tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

Dari jauh dia melihat seorang wanita paruh baya duduk di pinggir toko. Dua anaknya berbaring di pahanya. Di depannya terdapat sebuah tempat makanan yang berisi jalan kote yang masih setengah. Faisal mendekati wanita itu. dengan iseng dia bertanya,

“Belum pulang Bu?”

Sontak wanita itu tengadah menatap Faisal yang berdiri di depannya dengan mata menyipit. Dia tersenyum sambil menggeleng pelan.

“Kenapa belum pulang Bu?” tanya Faisal lagi.

Dia kembali tersenyum lalu berkata, “Masih menunggu pembeli Nak! Modalnya belum balik”

“Tapi kasihan anaknya Bu! Kedinginan dan dikerumuni nyamuk” ucap Faisal lagi seraya berjongkok di depan wanita itu.

“Mau bagaimana lagi Nak? Kalau modal saya tidak balik bagaimana aku menjual besok lagi. Saya tunggu dulu pembeli, kalau dapat Rp. 20.000, saya bisa kembali”, ucap wanita itu dengan senyum getir menatap langit yang masih menumpahkan airnya walau dengan kapasitas rendah, tidak seperti tadi sore hujan sangat derap.

Faisal menatap wanita dan dua orang anaknya yang tertidur di pahanya. Dia sangat kasihan. Dia menyesal karena tadi dia mengerutu dalam hati tentang nasibnya yang kurang beruntung tetapi ternyata masih ada yang lebih kurang beruntung dari dirinya.

“Berapa semua Bu? Biar aku beli semuanya” ucap Faisal.

Wanita itu menatap Faisal dengan wajah berseri-seri. Dengan cekatan dia memasukkan kue jalan kote kedalam keresek bening yang dilapisi kertas pembungkus nasi seraya menghitung jumlahnya dengan menggunakan alat penjeput. Dia lalu memasukkan cairan cabe ke dalam plastic lalu menyerahkan ke Faisal.

“Semuanya 33 tetapi bayar saja Rp. 45.000,- yang dua bonus Nak!” ucapnya tersenyum bahagia.

Faisal mengeluarkan uang selembar Rp. 50.000,- lalu menyerahkan kepada wanita itu yang sementara membangunkan anaknya. kedua anaknya menggeliat dan menguak lalu mengucek kelopak matanya.

“Ambil saja semuanya Bu! Tidak perlu dikembalikan, soalnya anakku suka jalan kote seperti ini” ucap Faisal tersenyum. Wanita itu pun tersenyum bahagia. Berkali-kali dia mencium uang di tangannya. Mungkin dia lupa kalau itu sangat berbahaya terhadap penularan virus Covid-19.

Sekitar lima belas menit Faisal berdiri di temap itu setelah kepergian wanita dan dua anaknya. sebuah mobil mogok di dekatnya. Faisal melihat sopir dan beberapa penumpang turung dari mobil. Seorang wanita mendekatinya.

“Pak itu kuenya dijual ya! anakku lapar”

“Tadi baru saya beli! Tapi kalau mau dimakan silahkan saja!’ ucap Faisal sambil menyedorkan jalan kotenya.

Seluruh pemumpang mobil itu turun dan duduk di dekat Faisal. Dia mengambil jalan kote dalam kresek.

“Enak sekali, saya beli saja ya Pak! Soalnya kami ini kelaparan” ucap wanita yang tadi menyapanya.

Wanita itu menyerahkan uang setarus ribu kepadanya, Faisal menggeleng dan berkata, “Maaf Bu! Ngak ada kembaliannya!”.

“Diambil saja semuanya Pak! Bapak ini sudah menolong kami yang kelaparan ini”

Sopir dan pemumpang laki-laki berusaha memperbaiki mobil tetapi tidak bisa. Waktu juga sudah menunjuukan pukul sepuluh malam. Sudah tidak ada lagi bengkel yang buka. Faisal menawarkan jasa untuk memperbaiki mobil itu. dengan keahlianya hanya beberapa menit saja mobil itu sudah bisa jalan lagi. Salah seorang pemumpang memaksa menyelipkan uang di saku celama Faisal karena Faisal menolak menerima upah. Setelah mobil itu berangkat ternyata jumlahnya Rp. 300.000. Juml;ah yang jauh melebihi targetnya hari ini.

Fail bersyukur kepada Allah karena atas reski yang dia dapat mala mini. Dalam hati dia berjanji tidak akan mengeluh kagi tentang nasibnya.

Parepare, 30 April 2021

Tantangan Guru Siana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post