Hj. Teti Asmarni, S. Pd

Guru IPA MTsN 1 Lima Puluh Kota-Padang Japang. Kantor Kemenag. Kab. Lima Puluh Kota. Alumni Jurdik Biologi IKIP Padang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Take and Give

Take and Give

Masyarakat dengan segala tatanan kehidupannya. Idealnya masyarakat yang terbentuk adalah masyarakat yang tumbuh dan berkembang dalam suasana demokratis dan penuh keterbukaan dengan asas penegakan harkat dan martabat setiap manusia.

Keberagaman masyarakat Indonesia bersifat alamiah dan merupakan sumber kekayaan bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang kita dulu. Eksistensi keberagaman itu dikonkritkan dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Walau berbeda tetap satu, yang mengandung makna pluralitas dan kesatuan.

Keberagaman itu mulai dari adat istiadat, suku, bahasa, kepercayaan, dan agama. Oleh karenanya keberagaman masyarakat Indonesia merupakan fakta sosial budaya dan fakta sejarah yang harus dilihat sebagai sesuatu yang berseimbangan dan berkeadilan.

Harapan dan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis dan terbuka di Indonesia seperti yang dimaksud diatas memang belum bisa kita rasakan sepenuhnya. Konflik dan teror masih mewarnai perjalanan bangsa kita. Ketegangan dan kerusuhan bernuansa agama masih terjadi disebagian tempat.

Padahal sejarah membuktikan bahwa walaupun bangsa Indonesia sangat plural dan multikultural tetapi memiliki modal nasionalis yang sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Dengan lahirnya ikrar sumpah pemuda dan menetapkan pancasila sebagai dasar Negara dan menjadi landasan falsafah Negara.

Kita boleh memandang agama sebagai kebenaran mutlak. Bahkan sebagai umat beragama, kita diwajibkan meyakini kebenaran agama yang kita anut. Namun yang harus diingat bahwa pemahaman kita pribadi atau kelompok mengandung kualitas manusia yang relatif.

Bukan agama jika ia mengajarkan perusakan dan kezaliman di muka bumi. Cara seseorang beragama harus didorong kearah jalan tengah agar selalu terbangun keseimbangan dan keadilan berperilaku dan cara berpikir. Karena kalau tidak demikian bisa berubah menjadi ekstrem, tidak adil bahkan fanatisme berlebih-lebihan.

Sehingga kurang tepat ketika ada orang atau sekelompok orang menganggap bahwa pendapatnya sebagai satu-satunya yang benar, sementara yang lain salah.

Keseimbangan pola pikir dan cara pandang sangat diperlukan dalam membangun hubungan saling menguntungkan (mutualisme). Saling menerima dan memberi dan hidup berdampingan secara rukun tanpa adanya konflik. Dengan membangun nilai saling menghargai dan saling menghormati dalam kehidupan hdup bermasyarakat.

Lubuak Simato,30 maret 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post