#tantangan hari ke 43

Sehabis sholat subuh kami sekeluarga bersiap-siap untuk menghadiri acara akad nikah keluarga di kampung sebelah yang bertemu jodoh dengan gadis pilihannya di desa perbatasan anatara Tambak-Sangkapura. Acara akad nikah berlangsung dengan lancar tanpa aral yang melintang. Semua keluarga tersenyum bahagia. Saat itu pandanganku tertuju pada seorang wanita tua yang sejak tadi duduk di pojok ruangan. Aku tak mengenalinya karena dia memakai masker. Wanita tua itu sejak awal pembawa acara membacakan susunan acara kulihat dia menangis. Tangisannya semakin menjadi saat mempelai pria mengucapkan ijab qabul pernikahan. Melihatnya menangis tak terasa air mataku juga menetes.

Diantara para undangan yang hadir, sebagian besar aku mengenalnya. Tetapi aku sama sekali tidak mengenali perempuan tua itu. Aku coba bertanya pada tamu undangan yang duduk disebelahku tetapi dia juga tidak mengenali perempuan itu. Setelah selesai akad nikah perempuan tua itu berjalan menuju ruang tengah. Karena penasaran akupun mengikutinya dari belakang.

“ Nenek mau saya antar pulang?” Tanya seorang gadis belia

“Tidak usah nak, saya pulang sendiri saja” kata perempuan tua itu

“Aku sepertinya mengenali suara itu “ batinku dalam hati. Perempuan tua itu rupanya haus. Ia mengambil air mineral dan meminumnya. Saat dia membuka maskernya, “ Ya Allah Bu Rina” kataku pelan. Kuhampiri wanita itu dan kujabat tangannya.

“ Bu Rina, masih ingat dengan saya” kataku. Bu Rina menatapku dalam-dalam

“Saya Ifa Bu, Murid ibu waktu SD dulu” kataku. Beliau kembali menatapku dengan mengerutkan keningnya. Sepertinya beliau berusaha keras mengingatku. Akhirnya Bu Rina tersenyum juga.

“Oh,,, kamu Ifa ya… yang dulu sukanya nangis kalau tidak dipulangkan pertama…” kata bu Rina

“ha..ha..ha.. “ kami pun tertawa mengingat masa kecilku waktu SD. Bu Rina seorang guru yang sabar membimbing siswanya terutama padaku. Sehat selalu Bu.

Bawean, 12 Agustus 2020