Holikin

Guru dan penulis tinggal di sebuah pulau terpencil di Kabupaten Sampang, Madura....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mak Jong
gambar by: likin

Mak Jong

Di tahun sebelum angka 1988, hiduplah pasangan suami istri sebutlah ini keluarga Mak Jong. Keluarga Mak Jong hidup berumah di atas tanah milik Pak Lurah setempat sudah hampir 22 tahun lamanya. Tidak dikaruniai seorang anak pun. Hanya, ada satu dua ekor kucing kampung yang setia menemani hari-harinya.

Suatu ketika pada musim hujan tahun setelah angka 1988, keluarga Mak Jong berniat memiliki momongan. Kali ini niat sekali. Mak Jong laki berbisik pelan pada Mak Jong perempuan, "Sayang, mumpung lagi musim hujan, dan 'kerja kasur' kali ini harus membuahkan hasil... Sayang, yuk siap-siap!" Tanpa pikir panjang, lawan Mak Jong laki, mengabulkannya. Ia benar-benar siap. Sesiap tentara di hadapan komandannya.

Semenit hingga 25 menit berlalu, Keluarga Mak Jong benar-benar lunglai. Mereka berdua telentang dengan nafas yang masih turun naik. Kemudian, dengan nafas yang masih turun naik pula Mak Jong perempuan berbisik, "Sayang, kita tunggu 2 atau 3 Minggu kedepan. Semoga lelah dan lunglai malam ini benar-benar membuahkan hasil.

Dua hingga tiga Minggu berlalu, Mak Jong perempuan belum merasakan adanya tanda-tanda. Perutnya biasa saja seperti sedia kala, seperti sebelum kerja kasur berlunglai-lunglai itu. Mak Jong laki tetap sabar, dan ia meyakinkan lawan mainnya. "Mungkin seminggu lagi, sayang, mungkin."

Seminggu hingga seminggu dan seminggu berikutnya lagi, Mak Jong perempuan tetap belum merasakan tanda-tanda. Perutnya masih seperti biasanya. Namun di Minggu yang hampir harapannya mulai punah, Mak Jong perempuan merasakan mules, bahkan mual-mual. Gejala itu seolah mampu merubah segalanya. Keduanya ketiban bahagia. "Sayang, niat kita berhasil. Kerja kasur berlunglai-lunglai itu benar-benar mujarab!" Kata Mak Jong laki kegirangan diamini Mak Jong perempuan dengan sekali anggukan.

Tiga hari berlangsung dari gejala itu. Mak Jong laki benar-benar lunglai, lemas, dan tak bersemangat. Kejadiannya berawal dari....

Tepat dua hari selepas munculnya gejala itu di tubuh Mak Jong perempuan, Mak Jong perempuan pergi bergegas ke dalam jamban. Mak Jong laki menggedor-gedor pintu jamban dengan kerasnya, "Ada apa, sayang, ada apa? Bagaimana dengan janin hasil kerja kasur kita?" Mak Jong perempuan sejurus mengangkangi lubang jamban dengan raut wajahnya yang lagi ngedan, "Jangan rame, sayang, aku lagi behol dan gejala ini hanya tanda-tanda behol saja, tak lebih..."

~ngaco

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post