PERANAN ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
PERANAN ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Oleh
H.SUTADI
KARYA ILMIAH
LITERASI BAGI GURU BK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BIMBINGAN KONSELING
2017
i
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan petunjuk-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan buku ini dengan baik dan tepat waktu.
Awal dari penulisan ini adalah terinspirasi dari penulisan karya ilmiah penulis lakukan pada tahun yang lalu untuk meningkat mutu dan kualitas pendidik khususnya Bimbingan dan Konseling disekolah,khususnya di SMP Negeri 6 Kota Sorong,Provinsi Papua Barat.
Karya ilmiah ini yang berjudul Pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap Karakter Siswa di Sekolah.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar disekolah dengan tertib,nyaman dan lancar,serta para orang tua siswa dalam dalam mempersiapkan kualitas keluarga yang berkualitas dan berpendidikan.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yamg telah memungkinkan dan membantu penulisan karya ilmiah ini ,baik secara langsung maupun tidak llangsung ,yaitu kepada yang terhormat ;
1. Ibu Kepala Petronela Mate,S.Th, selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Sorong,yang telah memberikan kesempatan dan waktu dalam
penulisan ini.
2. Rekan-rekan Guru dan Tata Usaha SMP Negeri 6 Kota Sorong ,yang telah banyak membantu dalam penulisan ini.
3. Isteri dan Anak tercinta yang telah memberikan dorongan,dan selalu sabar dan prihatin. dalam membantu penulisan ini sampai selesai.
Sorong, 13 Juni 2017
Penulis.
ii
OUT LINE NASKAH BUKU
JUDUL
PERANAN ADMINISTRASI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Hal
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii
BAB. I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………… 4
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah…….…………….. 5
C. Tujuan dan Kegunaan Pembahasan…………………….. 10
D. Pendekatan Pembahasan………………………………... 11
E. Sistematika Penulisan…………………………………... 12
BAB. II : MENGENAL ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KOSELING
A. Istilah Administrasi………..…………………………… 14
B. Pengertian Administrasi………………………………… 17
C. Pemahaman Sekolah Terhadap Administrasi
Bimbingan dan Konseling………………………………….. 20
BAB. III : DASAR/LANDASAN GURU BIMBINGAN KONSELING
A. Dasar/Landasan Kode Etik Bimbingan dan Konseling…... 24
B. Prinsip bimbingan dan konseling………………………… 27
C. Pengertian Penuntun Jabatan…………………………….. 32
BAB. IV : TEHNIK MEMAHAMI DAN MEMBIMBING SISWA
A. Memahami Siswa…………………………………………. 35
B. Membimbing Siswa………………………………………. 46
BAB. V : PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………… 50
B. SARAN……………………………………………………. 51
DAFTAR KEPUTAKAA
iii
BAB.I
PENDUHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinegara-negara yang sudah maju perkembangan orientasi Bimbingan dan
Konseling seperti misalnya Amerika Serikat, dewasa ini masih terjadi suatu perjuangan mencari batas-batas profesi lain yang juga bersifat sebagai profesi pemberian layanan bantuan atau pertolongan (helping professions). Seperti misalnya psikologi klinik, psikoterapi, dan pekerjaan social.
Bimbingan dan Konseling di Indonesia adalah merupakan barang “impor” di dunia pendidikan kita . Namun usianya masih sangat muda ,sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru seluruhnya. Sejak dari jaman dahulu misalnya Bimo Walkito merumuskan arti bimbingan tersebut sebagai berikut :
Gambaran didalam pewayangan memberikan gambaran yang jelas bahwa Bimbingan dan Konseling itu telah ada. Nasehat Kresna kepada Arjuna pada waktu perang Bharata Yudha pada waktu Arjuna mengalami kebimbangan pada waktu berhadapan dengan kresna ,menunjukkan dengan jelas adanya bimbingan ini.
Dengan nasehat Kresna semangat juang dan keberanian Arjuna kembali membara,
dan Arjuna terus maju kemedan pertempuran (Drs.Bimo Walkito,1982,hal.13-14).
Lebih lanjut Rogers menegaskan, bahwa “tiap manusia mempunyai sumber-sumber kekuatan yang cukup untuk mencapai kedewasaan. Dalam Konseling sumber-sumber kekuatan ini dibuka sehingga dapat mendorong individu kearah kedewasaan”. ( Mahmud Syahidin,SE,1982.hal.66).
Hubungan klien dengan konselor dalam proses konseling ,sungguh menarik kiranya kalau kita bahas. Sering kita dengar bukan hanya dari masyarakat
awam ,melainkan juga dari kalangan ilmuwan . Wajarlah hal ini terjadi karena dapat kita hayati bersama bahwa pengertian tentang klien belum membudaya, apalagi konselingnya . Di lain pihak para ilmuwan mengemukakan judul tersebut , tentunya bukan hanya sekedar basa-basi atau ingin mengetahui melainkan mengadung maksud pemikiran yang dalam. Hal itu patut kita sambut gembira karena atas dasar pemikiran tersebut akan kita peroleh harapan-harapan positif bagi klien. “ Tak kenal maka tak saying “. (Sapariadi dkk.1982,hal.10 ).
Jadi itulah pepatah yang mengantarkan penulis untuk memberikan jawaban atas pertanyaan seperti tertulis pada judul di atas kasih sayang adalah landasan utama dalam proses konseling. Kasih sayang merupakan pangkal tolak dari semacam usaha kegiatan pengakuan klien dan kasih sayang pulalah yang mampu menggerakkan minat seseorang untuk menentukan pilihan profesi sebagai seorang konselor. Dengan kata lain konseling tidak mungkin berlangsung tanpa kasih sayang. Akan tetapi memberikan kasih sayang yang sebenar-benarnya bukan suatu persoalan yang gampang, karena hal ini akan memerlukan proses tersendiri.
Kasih sayang tidak mungkin timbul tanpa mengenal dan bergaul lebih dekat terlebih dahulu dengan klien. Dengan bergaul itulah kita akan mengenal klien dalam arti yang seluas-luasnya, dan dari sanalah akan timbul rasa kasih sayang.
Oleh karena itu untuk menjawab judul diatas penulis secara terperinci kiranya perlu dipahami terlebih dahulu :
1. Apakah Administrasi itu ?
2. Mengapa Administrasi Bimbingan dan Konseling perlu untuk dibahas !
3. Bagaimana cara penerapanya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba ikut berpartisipasi aktif satu bentuk tulisan dengan judul :
“PERANAN ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah.
Dalam menjawab pertanyaan tentang identifikasi masalah tersebut secara
terperinci kiranya perlu dipahami terlebih dahulu :
1. Siapakah klien itu ?
2. Mengapa klien perlu mendapat pelayanan konseling?
3. Bagaimana proses konselingnya?
Berikut ini akan penulis jelaskan beberpa istilah yang dalam judul makalah tersebut. Istilah –istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Administrasi Bimbingan dan Konseling
b. Pengertian Dasar Bimbingan dan Konseling
c. Pengertian Konseling.
Tentu kita masih ingat akan pengertian Administrasi Pendidikan dalam buku Administrasi Sekolah. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral atau bagian yang tak dapat dipisahkan dari Administrasi Pendidikan, secara lebih khusus lagi tak terpisah Administrasi Sekolah. Progam Pendidikan di Sekolah mencakup progam Bimbingan dan Konseling.
Aagar kegiatan Bimbingan dan Konseling disekolah dapat berhasil
dengan baik, perlu disusun progam atau rencana yang sebaik-baiknya. Dengan progam yang baik ,maka kegiatan Bimbingan dan Konseling akan lebih efektif dan efesien,artinya dapat mencapai tujuan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dengan memerlukan tenaga dan biaya yang relative kecil. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan progam yang baik diantaranya :
- Tujuan setiap langkah bimbingan akan jelas
- Setiap petugas yang akan terlibat dalam kegiatan bimbingan konseling akan
menyadari peranan dan tugasnya.
- Penyediaan fasilitas atau kemudahan akan lebih sempurna.
- Pemberian layanan akan lebih teratur dan memadai
- Memungkinkan lebih eratnya hubungan atau komunikasi dengan berbagai pihak
yang berkepentingan dengan kegiatan bimbingan.
- Adanya kejelasan kegiatan bimbingan diantara keseluruhan kegiatan progam
pendidikan disekolah.
Agar kita dapat menyusun progam Bimbingan dan Konseling dengan baik ,perlu diperhatikan syarat-syarat berikut :
- Progam bimbingan hendaknya merupakan usaha bersama dan berkembang setahap
demi setahap.
- Progam bimbingan harus mempunyai tujuan yang ideal atau tinggi dan
pelaksanaannya yang realistis atau dapat dilaksanakan dengan praktik.
- Progam bimbingan hendaknya mendorong komunikasi atau hubungan yang terus
menerus antara anggota sataf sekolah yang berangkutan.
- Progam bimbingan hendaknya mempunyai fasilitas yang khusus.
- Progam bimbingan hendaknya saling berkaitan dengan progam pendidikan di
sekolah ,bahkan merupakan bagian integral dari padanya.
- Progam bimbingan hendaknya diberikan kepada semua siswa.
- Progam bimbingan hendaknya melaksanakan peranan penting dalam hubungan
dengan masyarakat.
- Progam bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk melaksanakan
penilaian terhadap diri sendiri.
- Progam bimbingan hendaknya menjamin keseimbangan penerimaan dan
pelayanan bimbingan dalam hal :
- Pelayanan kelompok dan pelayana individual
- Pelayanan oleh berbagai jenis bimbingan
- Penggunaan teknik pengumpul data yang subyektif dan obyektif.
- Pemberian jenis-jenis bimbingan
- Pemberian bimbingan tentang progam sekolah
- Pemberian bimbingan belajar siswa
- Kebutuhan inddividu dan masyarakat
- Kesempatan untuk berfikir ,merasa dan berbuat.
Progam bimbingan disekolah sekurang-kurangnya harus mencakup dasar dan
tujuan ,progam jangka panjang dan progam jangka pendek,,progam umum,
program khusus,langkah-langkah kerja yang ditempuh ,personal,organisasi,
perlengkapan dan pembiayaan . Dasar dan tujuan bimbingan disekolah tidak
terpisahkan dar dasar dan tujuan pendidikan ,bahkan merupakan penjabaan dari
dasar dan tujuan pendidikan kita yaitu Pancasila dan tujuan pendidikan nasional..
Pengertian Bimbingan secara umum merupakan usaha –usaha untuk memberikan penerangan agar yang menerima bimbingan lebih mengetahui,lebih menghargai, mempunyai perasaan yang lebih senang dan menumbuhkan sikap yang lebih menghargai terhadap segala sesuatu yang disampaikan dalam bimbingan.
Dengan kata lain bimbingan yang bersifat umum ini diberikan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga pemerintah atau lembega –lembaga pemerintah dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kehidupan rakyat pada umumnya dan yang menjadi dasar sasaran biasanya kehidupan keluarga,kesehatan,latihan-latihan keterampilan dan sebagainya.
Setelah kita mengetahui dan memahami bimbingan dalam arti umum perlu kita mengetahui dan memahami bimbinagn dalam arti khusus. Yang dimaksud bimbingan dalam arti khusus disini ialah bimbingan yang diberikan dalam bidang pendidikan. Bimbingan seperti ini biasanya diberikan disekolah kepada siswa yang prioritasnya adalah siswa yang mempunyai masalah atau menghadapimkesulitan,baik dalam pelajaran , dalamm tingkah laku, dalam pergaulan dengan teman-temannya maupun masalah yang ada dirumahnya nampak disekolah.
Pengertian bantuan dalam pendidikan atau bimbingan tidak dipaksakan kepada siswa yang memerlukannya melainkan atas kesadaran sendiri yang timbul pada diri siswa yang mengalami kesulitan. Jadi bantuan disini adalah usaha-usaha yang dulakukan oleh
yang memberikan bimbingan sehingga secara berangsur-angsur siswa yang dibimbing menyadari bakat-bakat yang ada padanya, kemampuan-kemapuannya, kekurangan-kekurangannya , kelebihan-kelebihannya, keterbatasan-keterbatasannya, sehingga akhirnya yang dibimbing akan mampu memahami dirinya, memahami dunianya dan ia sanggup mengembangkan diri sesuai dengan bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan yang ada padanya. Perkembangann seperti ini disebut perkembangan yang optimal.
Sedangkan pengertian konseling adalah :
- Pengertian proses yaitu masalah yang berlangsung terus menerus tidak terputus-
putus . Pengertian proses dalam bimbingan bukanlah merupakan suatu peristiwa
atau kejadian belaka, melainkan merupakan serangkaian perbuatan-perbuatan
atau tindakan-tindakan yang berlangsung terus menerus berencana dan terarah
dalam uasaha mencapai suatu tujuan.
- Membantu atau menolong , yaitu memberikan pelayanan yangb bersifat khusus
kepada orang atau anak yangt memerlukannya. Banyak “pekerjaan-pekerjaan
yang sifatnya memberikan bantuan atau pertolongan” seperti didalam bidang
psikiatri,psikologi,pekerjaan social dan lain-lain untuk mencegah,menyembuh-
kan ,mengatasi kesukaran-kesukaran dan memperbaiki kehidupan manusia
dengan jalan memberikan bantuan atau pertolongan yang bersifat khusus.
Membantu didalam bimbingan mengandung arti bahwa keputusan terakhir
dalam mempergunakan bantuan tersebut, seluruhnya diserahkan kepada individu
yang menghadapi kesukaran.
- Perkataan individu,ditujukan kepada siswa –siswa yang sedang bermasalah
- Ungkapan “ memahami dirinya dan dunianya” Ini berarti bahwa individu itu akan
menyadari dengan gambling siapa ia sebagai seorang individu. Kelebihan-kelebi-
hannya, kekurangan-kekurangannya, dan keterbatasan-keterbatasannya, sebagai
pribadi tersendiri akan disadari sepenuhnya . Pengertian dunianya , ialah segala
sesuatu yang terdapat didalam keseluruhan lingkungan hidupnya.
C. Tujuan dan kegunaan Pembahasan.
Ada umumnya tehnik bimbingan dapat dikalsifikasikan menjadi dua jenis yaitu :
1. Tehnik Individu
2. Tehnik Kelompok.
Tehnik Individual ( Individual Counseling)
Conseling atau penyuluhan merupakan salah satu tehnik pemberian bantuan secara
Individual dan secara langsung berkomunikasi. Dalam tehnik ini pemberiaqn bantuan
dilakukan dengan hubungan bersifat face toface relationship ( hubungan empat mata),
yang dilaksanakan dengan wawancara anatara counselor dengan kasus. Masalah yang
dipecahkan melalui tehnik counseling ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
Dalam counseling hendaknya counselor bersikap simpati dan empati. Simpati
artina menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh
kasus (Couselee) . Dan Empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri
counselee dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan sikap ini
counselee akanmemberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada counselor. Dan ini
sangat membantu keberhasilan dalam counseling.
Tehnik Kelompok (Group Technique)
Pemberian bimbingan yang menggunakan tehnik kelompok lazimnya disebut
Bimbingan kelompok ( Group quidance)
Tehnik ini dipergunakan dalam membantu memudahkan masalah yang dialami oleh
Seorang siswa atau sekelompok siswa dengan melalui kegiatan-kegiatan yang besifat
kelompok.
D. Pendekatan Pembahasan.
Didalam persiapan penulisan makalah ini penulis mendayagunakan sunber
Informasi yang terdapat diperpustakaan. Yang dimaksud denga sumber daya informasi
disini adalah jasa penulusuran ,yaitu jasa yang berupa bantuan perpustakaan untuk
menusun daftar kepustakaan yang terdapat dalam koleksinya sesuai judul yang dimaksud.
Dengan tehnik membaca buku ,majalah,brosur, makalah untuk menggali teori-
teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu sehingga
mengikuti perkembangan penulisan dalam bidang yang dipelajari,memperoleh orientasi
yang lebih luas mengenai judul ini .
Jadi dalam pembahasam makalah ini penulis menggunakan studi kepustakaan
yang dikompersikan , yaitu memilih dan membaca buku, majalah,brosur, makalah yang
yang mebuat informasi dan masalah-masalah kependidikan Bimbingan dan Koseling
tentang pokok-pokok penting yang dibahas.
E. Sistematika Penulisan.
Makalah ini terdiri dari lima bab dengan perincian sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
a. Latar belakang masalah.
b. Identifikasi dan perumusan masalah
c. Tujuan dan kegunaan Pembahasan
d. Pendekatan masalah.
Bab II Administrasi Bimbingan dan Konseling
a. Istilah administrasi
b. Pengertian adminstrasi
c. Pemahaman Sekolah terhadap administrasi bimbingan konseling.
Bab III Dasar/landasan Bibmbingan Konseling
a. Landasan kode etik bimbingan konseling
b. Prinsip-prinsip bimbingan konseling
c. Pengertian penuntun jabatan.
Bab IV Tehnik-tehnik memahami dan membimbing siswa
a. Memahami Siswa terdiri dari :
- Interview
- Observasi
- Angket
- Sosiometri
- Pemeriksaan fisik sdan kesehatan
- Test hasil belajar
- Psikologi
- Biografi dan catatan harian
- Studi documenter
- Studi kasus.
b. Membimbing Siswa terdiri dari :
- Identifikasi kasus
- Diagnosa
- Prognosa
- Terapi
- Follow up
BAB II
MENGENAL ADMINISTRASI BIMBINGAN KONSELING
A. Istilah Administrasi
Selain istilah Personal Management ( Manajemen kepegawaian,Manajen
Personalia ), kita mengenal istilah –istilah lain yang sering dianggap sinonim ( sama
artinya) istilah-istilah yang dimaksud adalah :
a. Personal Administration
b. Industrial Relations
c. Manpower Marketing
d. Manpower Management
e. Labour Relations
Istilah personal Administration ( Administrasi Kepegawaian, Administrasi
Personalia) sering disamakan artinya dengan Personal Management, karena istilah
Administration swering disamakan artinya dengan Management.
Hingga sekarang ,baik didalam maupun di luar negeri masih terdapat
kesimpang siuran mengenai pengertian Administrasi dan Managemen. Ada yang
mengatakan administrasi itu lebih luas dari pada manajemen, dan ada pula yang
mengartikan manajemen itu lebih luas dari pada administrasi.
Pror.Dr.Mr.S.Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya “ Dasar-dasar administrasi Management Uttice Management” mengatakan sebagaiberikut :
Ada yang mengartikan Administrasi lebih luas dari pada management ( pada umumnya sarjana ilmu administrasi ) ada pula yang sebaliknya yakni yang mengartikan Managenet lebihluas dari pada administrasi ( banyak sarjana ekonomi,akuntan,dan sebagainya. 1).
Dalam bukunya yang sama pada halaman yang lain beliau mengatakan :
Administration itu juga merupakan Management , hanyabukan management biasa,
akan tetapi top Management atau administrative Management ( untuk dibedakan
dari operative Management. 2).
Memang telah lama diperdebatkan orang tentang jawaban atas pertanyaan, manakah yang lebih luas ,Administrasi atau Management.
Seperti telah dikemukakan ,pada umumnya para sarjana ilmi administrasi adalah lebih luas dari pada Management.. Hal ini ternyata dari tulisan para sarjana ilmu administrasi yang berikut :
1. The Liang Gie dalam bukunya “ Unsur-unsur Administrasi” mengatakan sebagai
berikut :
Adminiastrasi sebagai rangkaian perbuatn manusia dapat dibedakan dalam delapan
pola perbuatan :
a. Organisasi
b. Manajement
c. Tata hubungan
d. Kepegawaian
e. Keuangan
f. Perbekalan
g. Ketatausahaan
h. Perwakilan. 3)
2. Sondang P.Siagian ,M.P.A,Ph.D dalam bukunya “Filsafat Administrasi” mengatakan
Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa management merupakan
inti dari pada administrasi karena memang management merupakan alat
pelaksana utama dari pada administrasi karena memang management
merupakan alat pelaksana utama dari pada administrasi. 4)
3. Prof.Drs.Mr.S.Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya Adminisstrasi “ Jilid I
mengatakan :
Walaupun “ Administrasi “ itu merupakan “ Manajemen” , akan tetapi
“ Administrasi” mempunyai banyak segi atau aspek lain lagi, sehingga sampai
batas-batas tertentu dapatlah dikatakan ,bahwa management itu merupakan inti
dari pada administrasi. 5)
Dari kutipan-kutipan tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
Administrasi adalah lebih luas dari pada Manajemen.
Disamping itu ada pula sarjana yang mengatakan bahwa administrasi
identik atau sama artinya denga manajemen.
Hal ini ternyata lain dari tulisan Prof.Dr.SumitroDjojohadikusumo dalam
Bukunya “ Management dan Mis Management dalam Perusahaan dan
Masyarakat . Beliu mengatakan sebagai berikut :
Pada hal ,bila tadi dipergunakan perkataan “Administrasi”. Hal itu harus
ditempatkan dalam rangka pengertian “ Management” , yaitu usaha
memimpin dan mengatur. 6
Di Inggris pada umumnya Management dipandang mempunyai arti yang lebih
Administrasi . Hal ini ternyata dari tulisan yang berikut :
This Britis cnception seems to be the General European usage,adopted
also by fayol, in which managemen is given a broader meaning than
administration. 7)
Jadi orang-orang inggris ,demikian orang-orang eropa ,memberi arti managemen
lebih luas dari pada administrasi.
Kalu kita membaca buku-buku “ Personnel Administration” dan Personal
Management terbitan luarnegeri ,khususnya dari Amerika Serikat, maka kita
Dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Personel Administration membicarakan masalah –masalah kepegawaian
dibidang pemerintahan.
2. Personel Management membicarakan masalah-masalah kepegawaian dibidang
Perusahaan / suasta.
B. Pengertian Administrasi
Para ahli administrasi pada umumnya sependapat bahwa yang dimaksud
dengan administrasi adalah “ keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama
demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.
Difinisi sederhana tersebut memberi petunjuk bahwa apabila seseorang
berbicara masalah administrasi, ia berbicara tentang enam ide pokok yang tercakup
dalam administrasi, mulai dari bentuknya yang paling sederhana , sampai bentuk
yang paling modern dan rumit.
Enam ide pokok yang selalu terdapat dalam administrasi adalah :
1. Bahwa administrasi adalah satu proses
2. Adanya dua orang manusia atau lebih yang terlibat
3. Pelaksanaan kegiatan –kegiatan tertentu
4. Kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu hirarki tertentu
5. Adanya pembagian tugas dan
6. Tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk dicapai.
Administrasi sebagai proses .Sesunguhnya administrasi sebagai
kenyataan hidup dalam masyarakat, bukanlah merupakan hal yang baru. Bahkan
dapat dikatakan bahwa administrasi sebagai satu fenomena social timbul bersama
sama dengan timbulnya peradaban manusia dalam bentuknya yang paling tua.
Kenyataan ini kiranya tidak dapat disanggah.
Seorang ahli administrasi terkemuka pernah berkata bahwa apabila
ada dua orang yang bekerja sama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak
dapat digulingkan oleh hanya seorang dari mereka,disana sudah terdapat
administrasi. Dengan demikian jelas bahwa sejak adanya dua orang untuk
melakukan kegiatan –kegiatan tertentu demi tercapainya sesuatu tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, sejak saat itulah timbul administrasi.
Dengan semakin meningkatnya peradaban manusia,demikian pula
kebudayaannya. Dinamika manusia mengakibatkan administrasi itu semakin lama
semakin kompleks sehingga apabila yang dibahas itu adalah administrasi modern ,
maka sesungguhnya yang dibicarakan adalah administrasi sebagai proses yang
sangat kompleks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas administrasi . Ada
sembilan factor yang mempengaruhi ,bahkan mengakibatkan kompleksitas
administrasi modern, kesembilan factor itu adalah :
1. Tujuan yang hendak dicapai.
Sesuatu tujuan yang telah ditentukan untuk dicapai, darin segi pertahapan waktu
dapat digolongkan menjadi :
1.1. Tujuan yang tidak akan pernah tercapai sepenuhnya ,karena sifatnya yang
sangat relative (never ending goals).
1.2. Tujuan jangka panjang
1.3. Tujuan jangka sedang
1.4. Tujuan jangka pendek.
Biasanya semakin jauh jangkauan waktu untuk mencapai sesuatu tujuan, maka ia
smakin menjadi abstrak dan bersifat kualitatif,sedangkan semakin pendek jangkauan
waktu pada masa tujuan itu dapat tercapai,ia semakin konkrit dan mudah untuk
dikuantifikasikan.
Misalnya tujuan akhir dari bangsa ,neagara dan rakyat Indonesia adalah
Mnciptakan suatu masyarakat yang adil dan makmur, material dan spiritual , ber-
landaskan Pancasila dan Undang-undang Dsar 1945.
Sebagai tujuan yang bersifat “never- ending “ . Masyarakat adil dan makmur adalah
suatu kondisi masyarakat yang terus menerus harus diperjuangkan ,oleh karena itu
baik keadilan maupun kemakmuran adalah suatu konsep yang relative,karena yang
sifatnya relative itu memahami maknanya sudah sukar,belum berbicara mengenai
pelaksanaan usaha-usaha untuk mencapainya.
Kalau diusahakan untuk memberikan gambaran tentang apa yang dimaksud ,seperti
misalnya mengatakan adi dan makmur itu adalah suatu masyarakat yang serba
kecukupan sandang,pangan dan papan, pernyataan demikian tidak dapat tidak masih
bersifat kualitatif.
Menentukan tujuan yang bersifat jangka panjang,jangka sedang, dan jangka
jangka pendek. , sesungguhnya adalah untuk memberikan wujud yang lebih konkrit dari pada tujuan akhir yang hendak dicapai itu. Dengan perkataan lain tujuan jangka pendek adalah bagian dari tujuan jangka sedang, ujuan jangka panjang adalah sebagaian dari tujuan “ never – ending “.
Karenanya, penentuan tujuan untuk setiap jenis jangkauan waktu tidak boleh melupakan arti dari maknanya yaitu bahwa tujuan tersebut adalah bagian dari pada sesuatu yangjauh lebih besar dan lebih kompleks.
2.Misi yang harus diemban adanya tujuan menimbulkan misi (mission) yang harus
diemban. Bangsa dan Pemerintah Indonesia, misalnya, menurut alenia kedua dari
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai missi yang sangat kompleks, baik
untuk memahaminya maupun untuk melaksanakannya. Missi tersebut adalah :
2.1. Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia
2.2. Memajukan kesejahteraan umum
2.3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
2.4. Turut serta membina perdamaian dunia yang didasarkan pada kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social.
Ompleksitas dari missi pertama akan terlihat apabila dikatakan bahwa bangsa
Indonesia dewasa ini yang berjumlah jutaan orang yang terdiri dari lebih dari 300 suku
bangsa dengan pertambahan penduduk 2,3 % pertahun yang mendiami 6.044 pulau dari
sejumlah 13.977 pulau yang berada dalam wilayah kekuasaan Negara Republik
Indonesia. Mudah untuk dipahami bahwa melindungi bangsa yang demikian besar yang
mendiami Negara kepulauan yang besar bukanlah tugas yang mudah.
Kompleksitas dari missi yang kedua akan terlihat apabila di ingat dewasa I
ini menurut perhitungan, pendapatan perkapita di Indonesia hanya berkisar pada dua
ratus dolar Amerika Serikat. Pentingnya usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
umum, terutama dibidang ekonomi dalam kegiatan-kegiatan pembangunan.
C.Pemahaman Sekolah terhadap Administrasi Bimbingan Konseling.
Agar pelayanan bimbingan konseling dapat terselenggara dengan lancer
dan sebaik-baiknya , maka disamping mempertimbangkan organisasi dan tenaga
personal yang baik, juga perlu adanya perlengkapan administrasi bagi terselenggaranya
pelayanan bimbingan. Perlengkapan administrasi ini harus tersedia agar kegiatan pelayanan dapat terselenggara dengan lancar.
Dalam garis besarnya perlengkapan administrasi serta tata laksana bimbingan konseling yang diperlukan disekolah adalah yang bertalian dengan pengumpulan data siswa,penyimpananan data siswa,yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan,administrasi bimbingan dan fasilitas fisik.
1. Alat-alat pengumpul data
Agar progam bimbingan dapat berjalan denhan lancar maka perlu
dipersiapkan perlengkapan yang berhubungan dengan pengumpulan data tersebut.
Perlengkapan ini disebut alat-alat pengumpul data, antara lain :
Pedoman wawancara, pedoman observasi, angket,daftar cek atau check list, daftar
isian , sosoimetri, kartu pemeriksaan badan, blangko laporan studi atau penelitian
kasus ,beberapa test minat, test hasil belajar ,buku pribadi dan sebaginya.
2. Alat-alat penyimpan data
Data siswa yang telah terkumpul harus disimpan baik dan teratur agar
mempermudah jika sewaktu-waktu diperlukan. Alat penyimpan data ini dapat bersifat
individual atau perseorangan dan dapat juga secara berkelompok, misalnya dikelompok
kan menurut kelas ,jenis kelamin, masalah yang dihadapi atau harus dipecahkan , dan
sebagainya.
Alat-alat penyimpanan data dapat berbenuk :
- Kartu .
Kartu ini bentuknya hanya satu lembar (Satu halaman atau dua halaman), kartu ini
dipergunakan untuk mencatat data murid tentang aspek-aspek tertentu, umpanya :
kesehatan,ketidak hadiran atau absensi, kemajuan pelajaran, kejadian-kejadian
khusus , dan sebagainya.
- Kartu Lipat(Folder)
kartu lipat atau folder bentuknya hamper sama dengan kartu, tetapi dapat dilipat
menjadi empat halaman seperti kartu. Kartu lipatpun dipergunakan untuk mencatat
data siswa mengenai aspek-aspek tertentu yang lebih luas dan terperinci. Karena itu
kartu lipat ini memungkinkan kita untuk mencatat data yang lebih banyakdari pada
penggunaan kartu. Seperti halnya seperti kartu , kartu lipatpun dapat dibuat dalam
bentuk ,ukuran dan warna tertentu dan disusun dalam suatu kotak dengan teratur.
- Buku kecil (booklet).
Booklet lebih lengkap dari pada kartu lipat karena merupakan sebuah buku kecil dan
lembarannya lebih dari empat halaman. Dengan bukun kecil ini kita dapat mencatat
data yang lebih banyak lagi dan lebih luas, umpamanya : nilai-nilai hasil belajar,
kegiatan –kegiatan kelompok, kegiatan ekstrakurikuler, dan sebagainya. Salah
satu bentuk booklet contohnya bukunlaporan pendidikan siswa (rapor).
- Buku Pribadi ( Cummulative record).
Mengingat banyak sekali data yang harus dicatat maka dirasakan perlunya
suatu alat pencatatan yang dapat menampung seluruh aspek data siswa.
Alat ini cumulative record ( catatan komulatif ) yang merupakan sebuah buku
dan disebut buku pribadi.
Buku pribadi disebut catatan komulatif karena semua aspek data dicatat terus
menerus sampai lengkap sampai satu buku.
- Map.
Map dipergunakan untuk menyipan data tertentu yang tidak dapat tersimpan dalam
alat seperti tersebut diatas. Dalam map ini dapat disimpan berbagai data siswa
seperti surat-surat ,keterangan dokter,karangan,gambar-gambar, surat pernyataan,
panggilan orang tua, dan sebagainya.
Map ini dapat dipergunakan bagi siswa individual atau kelompok.
3.Ruang bimbingan.
Untuk pelaksanaan bimbingan konseling diperlukan perlengkapan fisik
khusus yang terdiri atas ruangan beserta prelengkapan lainnya yang diperlukan seperti :
meja,kursi,lemari,radio,alat perekam dan sebagainya.
Perlengkapan ruang bimbingan yang diperlukan anatara lain :
- Ruang kerja pembimbing,yaitu tempat membimbing ,melakukan kegiatan.
- Ruang konsultasi yaitu tempat untuk malkukan kegiatan konsultasi dengan orang tua
siswa ,guru, tamu dan sebagainya.
- Ruang informasi ,yaitu ruang tempat menyimpan data yang diperlukan dalam
dalam melaksanakan bimbingan konseling.
- Ruang bimbingan kelompok atau ruang rapat,yaitu ruang yang dipergunakan untuk
mengadakan rapat,bimbingan kelompok,diskusi dan pertemuan kasus(case conference)
4.Perelengkapan pelaksanaan bimbingan
Untuk kelancaran pelaksanaan tehnis bimbingan konseling perlu dipersiapkan
Alat-alat sebagai berikut :
- Blanko surat, umpamanya surat panggilan siswa, surat panggilan orang tua siswa, surat
pemberitahuan kunjungan rumah (home visit) dan sebagainya.
- Kartu penyuluhan yaitu kartu yang dipergunakan untuk mencatat segala kegiatan dan
proses penyuluhan untuk setiap siswa. Proses atau jalannya konseling dicatat dalam
kartu ini.
- Kartu konsultasi yang dipergunakan untuk mencatat kegiatan dan proses konsultasi, baik
baik dengan orang tua siswa ,guru maupun dengan pihak lain.
- Daftar kasus, yangberisi nama-nama kasusu beserta masalahnya dan jadwal bimbingannya.
- Catatan pertemuan kasus yang digunakan untuk mencatat kegiatan dan jalannya bimbingan
kelompok.
- Kotak masalah, yaitu sebuah kotak yang disediakan untuk menampung masalah ,baik
masalah siswa ,guru atau dari pihak lain di sekolah.
- Papan pengumuman , yang dipergunakan untuk mengumumkan segala sesuatu yang
dianggap perlu dalam hubungannya dengan bimbingan konseling.
Di samping perlengkapan yang tersebut diatas , diperlukan pula alat-alat
administrasi bimbingan konseling seperti : balngko surat laporan bulanan, mingguan, surat undangan dan sebaginya, agenda surat,arsip surat-suarat, catatan kegiatan harian,
dan buku tamu.
BAB III
DASAR/LANDASAN GURU BIMBINGAN KONSELING
Bab ini akan memberikan uraian teoritis yang melandasi penulisan ini. Beberapa pokok yang diuraikan diantaranya: (a) dasar/ Landasan Kode Etik Bimbingan Konseling atau Bimbingan Karir . (b) Prinsip-prinsip bimbingan konseling (BK) , (c) Pengertian penuntun jabatan (vocational guidance).
A. Dasar / Landasan Kode Etik Bimbingan dan Konseling (BK)
1. Pancasila
Menurut pendapat Koestoer Partowisastro mengatakan bahwa :
Landasan Kode Etik Bimbingan Konseling adalah Pancasila , mengingat
bahwa profesi Bimbingan Konseling merupakan usaha layanan terhadap
sesame manusia yang bersifat ilmiah dan esensial dalam rangka tujuan
ikut membina warga negara yang efektif dan bertanggung jawab.
(Drs.H.Koestoer Partowisastro,1982,hal.252).
Berdasarkan uraian ini maka dapat dikatakan bahwa profesi konseling
merupakan usaha layanan terhadap klien yang mengalami kasus dalam rangka ikut
membina perkembangan dirinya yang efektif dan bertanggung jawab sendiri.
2. Ciri-ciri suatu profesi
Lebih lanjut Koestoer Partowisastro menegaskan bahwa :
Suatu profesi ialah pekerjaan yang dipegang oleh orang-orang yang
Mempunyai dasar pengetahuan, keterampilan, dan skap kusus tertentu
Dan pekerjaan itu diakui oleh masyarakat sebagai suatu keahlian.
Keahlian tersebut dipenuhinya standart persiapan profesi melalui
Pendidikan khusus Perguruan Tinggi dan pengalaman kerja dalam
bidang tersebut.
(Drs.H.Koestoer Partowisastro,1982,hal.252).
Berdasarkan batasan diatas , maka dapat dikatakan bahwa kesungguhan
dalam profesi menurut keikut sertaan secara aktif dalam ikatan profesi dan dalam
dan dalam usaha-usaha mengembangkan profesi melalui penelitian-penelitian
dan percobaan –percobaan serta usaha-usaha lain untuk pertumbuhan dari dalam
jabatan selama hidup tanpa mencari kematangan pribadi.
Dalam karya ilmiah ini cirri-ciri profesi yang dimaksud disini adalah cirri-
ciri konselor yaitu yang mempunyai dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap
khusus tertentu dan pekerjaan mengkonseling klien agar diakui oleh masyarakat
sebagai suatu keahlian. Keahlian tersebut menuntut dipenuhinya standart persiapan
profesi melalui pendidikan khusus diperguruan tinggi dan pengalaman kerja dalam
bidang bimbingan dan Konseling.
3. Pengertian Kode Etik Jabatan
Dalam menjelaskan pengertian dari pada kode etik jabatan, maka Koestoer
Partowisastro mengemukakan :
Kode eti Jabatan ialah pola ketentuan-ketentuan atau aturan atau tata karma
yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas sutau profesi.
Pola atau ketentuan atau tata karma tersebut seharusnya diikuti dan ditaati
Oleh setiap orang yang menjalan profesi tersebu.
(Drs.H.KoestoerPartowisastro,1982,hal.252)
Berdasarkan batasan ini, maka yang dimaksud dengan Kode etik Jabatan
disini ialah merupakan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan yang ditaati oleh
siapa saja yang berkecimpung dalam bidang bimbingan dan konseling demi untuk
kebaikan-kebaikan . Kode Etik bagi suatu jabatan adalah bukan merupakan hal yang
yang baru. Tiap-tiap jabatan pada umumnya mempunyai kode etik sendiri-sendiri,
sekalipun adanya kemungkinan bahwa kode etik itu tidak secara formal diadakan.
Dapat diketahui pula bahwa para dokter mempunyai kode etik, para guru mempunyai
kode etik ,bahkan tukang-tukang becak pun mempunyai kode etik yang tersediri.
Dalam pembahasan dalam karya ilmiah ini maka dengan adanya kode etik
dalam konseling itu, dimaksudkan agar seorang konselor tetap dalam keadaan baik
dan justru diharapkan agar semakin baik, lebih-lebih dalam wawancara koseling
dimana konselor dalam taraf mengkonseling klien. Kode etik ini mengandung
kekuatan-kekuatan yang tidak boleh dilanggar ataupun diabaikan tanpa membawa
akibat-akibat yang tidak menyenagkan .
5.Perlunya Kode Etik Jabatan
Lagi pula konselor Partowisastro menjelaskan,bahwa :
“ Kode etik jabatan diperlukan agar bimbingan konseling tetap menjaga
standart mutu dabn status profesinya dalam batas-batas yang jelas dengan
dengan profesi lain sehingga dapat dihindarkan kemungkinan penyimpangan
tugas oleh mereka yang tidak langsung berkecimpung dalam bidang tersebut”
(Drs.H.Koestoer Partowisastro,1982,hal.253).
Dengan adanya batasan diatas maka kode etik ini diperuntukan bagi para
para pembimbing yang memberikan layanan bimbingan dan konseling ,dengan
pertimbangan bahwa pelayanan konseling dapat dibedakan dari bentuk-bentuk layanan
bimbingan lain karena sifat-sifat khas dari pelayanan bimbingan yang disebut Koseling.
Dalam Karya ilmiah ini akan dijelaskan bahwa apabila dalam wawancara
Koseling seorang konselor perlu memiliki kode etik jabatan tersebut. Koselor harus perlu
menjiwai beberapa kode etik dalam pelayanan konseling dengan suatu kesadaran bahwa
adnya suatu kemungkinan hal itu sempurna, namun paling dapat memberikan suatu garis
yang dapat menolong didalam memberikan pelayanan konseling terhadap klien.
Untuk itu penulis hendak mencoba mengemukakan beberapa kode etik dalam Bimbingan
konseling menurut pendapat Bimo Walgito, seperti uraian ini :
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan
konseling harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang
sebaik-baiknya dengan membatasi diri pada keahliannya atau kewenangannya.
Karena itu pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang serta tanggung
jawabnya.
3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung dengan kehidupan pribadi orang
seperti telah dikemukakan diatas maka seorang pembimbing harus :
a. dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
c. Menghargai sesame terhadap bermacam-macam klien. Jadi didalam menghadapi
klien dalam derajat yang sama.
4. Pembimbing tidak diperkenankan :
a. Menggunakan tenaga –tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih.
b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak
baik bagi klien.
d. Mengalihkan klien kepada koselor lain, tanpa persetujuan klien.
5. Meminta bantuan pada ahli pada bidang lain diluar kemampuan atau diluar
keahliannya ataupun diluarkeahlian stafnya yang diperlukan dalam bimbingan dan
konseling.
6. Pembimbing haruslah selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang
memerlukan pengabdian sepenuhnya.
( Drs.Bimo Walgito,1982,hal.34).
B. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling (BK)
Didalampembahasan berikut ini kami kemukakan 12 prinsip bimbingan
menurut Sitti Rahayu Haditono sebagai berikut :
1.Bimbingan dan Konseling dimaksudkan untuk anak-anak , orang dewasa dan orang-
orang yang sudah tua.
2. Tiap aspek dari pada kepribadian seseorang menentukan tingkah laku orang itu.
Sehingga usaha bimbingan yang bertujuan untuk memajukan penyesuaian individu,
harus berusaha pula memajukan individu itu dalam semua aspek-aspek tadi.
3. Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh kesemua orang, tentu
mempunyai masalah-masalah
4. Berhubungan dengan prinsip nomor dua maka semua guru di sekolah seharusnya
menjadi seorang pembimbing,karena semua siswa selalu mebutuhkan pertolongan
atau bimbingan.
5. Sebaiknya semua usaha pendidikan adalah bimbingan, sehingga alat-alat dan tehnik
mengajar juga sebaiknya mengandung suatu dasar pandangan bimbingan.
6. Dalam memberikan suatu bimbingan harus diingat ,bahwa semua orang meskipun
sama dalam sifat-sifatnya namun mempunyai perbedaan-perbedaan individual yang
harus kita perhatikan.
7.Supaya bimbingan dapat berhasil baik dibutuhkanlah pengertian yang mendalam
mengenai orang yang dibimbing tadi. Maka dari itu perlu diadakan progam-progam
evaluasi (penilaian) dan penyelididikan –penyelidikan individual.
8. Haruslah diingat bahwa pergolakan-pergolakan social, ekonomi dan politik dapat
menyebabkan timbulnya tingkah laku-tingkah laku yang sukar , atau penyesuaian-
penyesuaian yang salah (malad jusment) . Berhubungan dengan itu dibutuhkan juga
kerja sama yang antara pembimbing dengan badan atau yayasan-yayasan dimasyarakat
yang mempunyai hubungan dengan usaha bimbingan tadi.
9. Bagi anak-anak haruslah kita ingat , bahwa sikap orang tua dan suasana rumah sangat
mempengaruhi tingkah laku anak, berhubung dengan itu kadang-kadang beberapa
kesukaran sangat dibutuhkan pengertian, kesediaan dan kerja sama yang baik dengan
orang tua. Bahwa tanpa bantuan dan pengertian orang tua, usaha bimbingan kadang-
kadang menjumpai jalan buntu yang hamper tidak dapat dicari jalan keluarnya.
10. Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani dan dapat mimikul
tanggung jawab sendiri dalam mengatasi kesukaran-kesukarannya , sehingga hasilnya
dapat berupa kemajuan dari pada keseluruhan pribadi yang bersangkutan tadi.
11. Usaha bimbingan harus bersifat lincah ( flexible) sesuai denga kebutuhan dan
keadaan masyarakat serta kebutuhan individual.
12. Akhirnya tidak boleh dilupakan bahwa berhasil tidaknya sesuatu bimbingan sebagian
besar tergantung kepada orang yang meminta pertolongan itu sendiri pada kesediaan
kesanggupan dan proses yang terjadi dalam diri orang nya sendiri.
( Drs.Bimo Walgito,1982,hal.28-29).
Berdasarkan prinsip –prinsip dan kode etik seperti yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dikatakan bahwa itu mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya bila hendak mencapai tujuan dari bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip dank ode etik seperti tersebut diatas, adalah merupakan dasar/landasan teori didalam pengambilan judul sampai pada selesainya pembahasan ini.
a. Jenis-jenis masalah individu
Individu akan menghadapi jenis masalah yang berharga satu sama lain. Oleh karena itu
individu akan memperoleh jenis bimbingan yang berbeda pula sesuai dengan judul dan
jenis masalahnya . Dilihat dari individu yang mengalaminya, ada masalah individual
(personal/pribadi) dan ada masalah kelompok atau masalah bersama, sehingga ada
jenis-jenis bimbingan individual (counseling) dan ada jenis bimbingan kelompok.
Dilihat dimana masalah itu terjadi dalam hubungannya dengan sutu situasi,ada masalah
keluarga, yaitu yang terjadi dalam hubungan situasi keluarga, ada masalah sekolah ,
yaitu masalah yang berhubungan dengan sekolah, dan masalah pekerjaan yang masalah
yangberhubungan dengan pekerjaan dan sebagainya.
Pada umumnya jenis-jenis masalah yang dihadapi individu terutama oleh
siswa-siswa din sekolah , sekurang-kurangnya dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis masalah yaitu antara lain :
- Masalah pengajaran dan belajar.
Yaitu dimana individu merasakan kesulitan terhadap masalah-masalah
yang berhubungan dengan kegiatan belajar atau pengajaran. Misalnya dalam cara
membagi waktu belajar,memilih materi yang sesuai, membaca buku cetak,
mempersiapkan ujian, belajar sendiri, belajar kelompok, menerima pelajaran di-
sekolah, menyusun catatan, mengerjakan tugas-tugas dan pekerjaan rumah dan
sebagainya.
- Masalah pendidikan ( education problem).
Dalam masalah ini individu menghadapi berbagai kesulitan dalam hal
yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan pada umumnya.
Ketika anak memasuki situasi sekolah yang baru ia dihadapkan dengan berbagai
masalah seperti penyesuaian diri dengan pelajaran baru, lingkungan sekolah, guru-
guru, tata tertib sekolah, cara belajar dan sebagainya. Dalam keseluruhan progam
pendidikan di sekolah kemungkinan siswa akan menghadapi masalah seperti
memilih mata pelajaran yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler,
dan sebagainya. Pada akhir pendidikan siswa akan berhadapan dengan berbagai
masalah seperti memilih studi lanjutan , memilih jenis-jenis latihan tertentu,
perencanaan pendidikan lanjutan , memilih pendidikan tertentu untuk pekerjaan
tertentu, menggunakan keterampilan-keterampilan untuk kegiatan-kegiatan dalam
belajar atau accelerated learner atau gifted children. Semua itu termasuk kedalam
masalah-masalah pendidikan. Masalah pendidikan itu banyak dialami oleh siswa
sekolah pada umumnya.
b. Masalah pekerjaan (vocational problems).
Yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Misalnya
dalam memilih jenis pekerjaan yang cocok dengan dirinya, memilihlatihan tertentu
untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu , penjelasan tentang berbagai jenis pekerjaan,
memperoleh penyesuaian yang baik dalam lingkungan pekerjaan tertentu,
penempatan dalam pekerjaan tertentu, dan sebagainya.
Pada umumnya masalah pekerjaan itu dirasakan oleh siswa-siswa disekolah ,
Terutama siswa-siswa Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Tetapi siswa-
siswa Sekolah Tingkat Pertampun menghadapi pula masalah pekerjaan ini, bahkan
Sekolah Dasarpun menghadapimmasalah ini. Pada umumnya masalah pekerjaan
banyak dirasakan pada kelas-kelas terakhir, terutama oleh siswa yang tidak bias
melanjutkan studi.
c. Masalah penggunaan waktu senggang (leisure time).
Masalah ini dirasakan oleh individu pada waktu ia menghadapi waktu-
waktu luang yang tidak terisi dengan sesuatu kegiatan tertentu. Yang menjadi
masalah ialah bagaimana mengisi waktu luang itu dengan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat atau produktif baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat.
Ketidakmampuan dalam menggunakan waktu senggang, kadang-kadang dapat
Menimbulkan masalah-masalah yang lebih besar lagi seperti timbulnya gejala-gelaja
kenakalan anak-anak, mengganggu ketertiban, pelanggaran disiplin, melamun dan
sebagainya. Masalah-masalah yang mungkin dihadapi dalam waktu senggang
misalnya bagaimana membuat pembagian waktu, mengisi waktu, merencanakan suatu
kegiatan dalam waktu luang, memilih kegiatan yang cocok. Disekolah ,waktu-waktu
luang seperti jam bebas , atau waktu libur merupakan waktu luang yang kadang-
kasdang dapat menimbulkan masalah.
d. Masalah-masalah social.
Kadang-kadang individu menemui kesulitan atau masalah dalam
hubungannya dengan individu lain atau dengan lingkungan sosialnya, yang mungkin
disebabkan karena kekurang mampuan individu untuk berhubungan dengan lingkungan
sosialnya ayau lingkungan social itu sendiri kurang sesuai dengan keadaan individu.
Misalnya kesulitan dalam persahabatan ,mencari teman, merasa terasingkan, dalam
Pekerjaan-pekerjaan kelompok, memperoleh penyesuaian dalam kegiatan-kegiatan
Kelompok, dalam menghadapi situasi pergaulan yang baru dan sebagainya. Kita sering
mendapatkan ada siswa-siswa yang sebetulnya pandai , tetapi kurang mampu
berhubungan dengan teman-temannya, ia kurang disenangi dalampergaulan.
Masalah-masalah tersebut tergolong kedalam masalah social dan merupakan salah
satu jenis masalah yang sering dihadapi siswa-siswa.
e. Masalah-masalah pribadi (personal problems).
Dalam situasi tertentu kadang-kadang individu dihadapkan kepada suatu
Kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya. Masalah ini timbul karena individu
kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam
dirinya sendiri. Misalnya konflik yang berlarut-larut , gejala-gejala frustasi atau
neurose merupakan sumber timbulnya masalah pribadi ini. Masalah-masalah semacam
itu banyak dialami oleh para pemuda pada waktu menjelang masa adolesensi yang di
tandai dengan perubahan-perubahan yang cepat baik fisik maupun mental.
Dapat disimpulkan , bahwa umumnya masalah pribadi ini timbul karena individu tidak
kurang berhasil dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi disatu pihak dan
lingkungan dipihak lain. Diatas telah dibicarakan mengenai jenis-jenis masalah yang di
hadapi oleh individu ,walaupun dalam kenyataannya masalah yang dihadapi individu
akan saling bertalian satu sama lain. Misalnya seorang siswa yang mengalami kesulitan
dalam pelajaran ,tentu akan berpengaruh kedalam masalah-masalah lain seperti social,
pendidikan,pribadi atau pekerjaan. Namun demikian salah satu jenis masalah akan lebih
menonjol dari jenis lainnya. Setiap jenis masalah membutuhkan cara pemecahan tertentu
dan membutuhkan cara dan jenis bimbingan tertentu pula.
C. Pengertian Penuntun Jabatan.
Vocational guidance merupakan salah satu jenis bimbingan jika dilihat dari
masalah yang dihadapi. Seperti telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, salah satu
masalah yang sering dihadapi individu adalah masalah pekerjaan. Beberapa pertanyaan
sebagai berikut, sering dijumpai oleh individu. Bagaimana saya dapat menemukan
pekerjaan yang sesuai ? Bagaimana saya mengetahui berbagai jenis pekerjaan ?
Bagaimana menyesuaikan kemampuan diri saya dalam situasi pekerjaan ? Apakah
kemampuan saya ini ? Apakah cukup bakat saya untuk pekerjaan tertentu ?
Demikian beberapa pertanyaan yang sering timbul dalam diri seseorang sebagai
ungkapan adanya masalah yang dihadapi yaitu masalah pekerjaan(vocational problems).
Bimbingan jabatan merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha
Membantu individu dalam memecahkan masalah pekerjaan ,untuk memperoleh
penyesuaian diri yang sebaik-baiknya. Disekolah bimbingan jabatan membantu siswa-
siswa agar memperoleh penyesuian diri dan pemecahan masalah pekerjaan yang
dihadapi mereka . Melalui bimbingan jabatan ini siswa-siswa akan mendapat bantuan
dalam : (a) Pemahaman yang lebih tepat tentang kemampuan diri sendiri, (b) Pengenalan
terhadap berbagai jenis pekerjaan, (c) Persiapan yang matang untuk memasuki dunia
kerja , (d) Penempatan yang sesuai untuk bidang-bidang pekerjaan tertentu, (e) Memecah
kan masalah –masalah khusus sehubungan dengan pekerjaan, (f) Penghargaan yang
obyektif dan sehat terhadap “kerja” . Untuk memperjelas pengertian bimbingan jabatan
berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian atau definisi.
Istilah dan kegiatan “ vocational guidance” mulai dipergunakan mula-mula oleh Frank-
Person pada tahun 1908. Frank Person membentu suatu lembaga yang bertujuan
membantu anak-anak muda untuk memperoleh pekerjaan.
Sehingga vocational guidance diartikan sebagai bantuan untuk mencari pekerjaan.
Arti bimbingan jabatan kemudian menjadi luas, dan tidak terbatas dalam mencari
pekerjaan saja.
National Vocational Guidance Association (1924) memberikan pengertian
bahwa :
“National Guidance ialah pemberian penerangan, pengalaman dan nasehat
dalam memilih,mempersiapkan,memasuki dan memperoleh kemajuan pekerjaan “.
Definisi ini menekankan bimbingan jabatan sebagai pemberian
Penerangan ,pengalaman dan nasehat.
Donald E. Super mengartikan bahwa bimbingan jabatan ialah proses
membantu pribadi untuk pengembangan menerima kesatuan dan gambaran diri serta
perannya dalam dunia kerja. Menurut definisi ini ada dua hal yang penting yaitu :
Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri. Dan
Kedua , memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja.
Jadi yang penting dalam bimbingan jabatan ialah pemahaman dan penyesuaian diri ,
baik terhadap dirinya maupun dunia kerja. Melalui bimbingan jabatan individu akan
memperoleh pemahaman dan penerimaan tentang dirinya, seperti : kecakapan,minat,
bakat, pribadi, dan sebagainya. Pemahaman diri akan besar manfaatnya dalam
memperoleh penyesuaian diri dalam dunia kerja.
Dari pengertian/definisi diatas dapat disimpulkan prinsip-prinsip pokok
Pengertian bimbingan jabatan sebagai berikut :
Pertama : Pemilihan pekerjaan merupakan suatu proses dari pada
sebagai suatu “peristiwa” . Ini berarti bahwa bimbingan jabatan merupakan suatu
proses atau kegiatan yang terus menerus.
Kedua : Pemilihan dan penyesuaian pekerjaan dimulai dengan
pengetahuan tentang diri. Ini berarti bahwa tidak hanya menekankan aspek pekerjaan
tetapi aspek individu. Agar individu dapat memilih dan menyesuaikan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya maka perlu sekali individu memahami dirinya seperti bakat,
kecakapan, minat, hasil belajar, dan kemauan. Oleh karena itu pemahaman diri
merupakan fase permulaan dalam bimbingan jabatan.
Ketiga : Bimbingan jabatan haruslah merupakan suatu pengembangan
diri (self-concept). Pemahaman tentang diri dan penyesuaian pekerjaan hendaknya
menjadikan orang mempunyai gambaran yang jelas dan obyektif tentang pribadinya.
Misalnya ucapan seperti : “ Saya sebagai peternak ayam” . Hendaknya merupakan
ucapan seseorang yang telah memahami dirinya( bakat,kemampuan, kecakapan,
keunggulan, dan sebagainya). Dan memahami benar-benar seluk beluk dunia pekerjaan
peternak ayam. Ia mampu melaksanakan pekerjaannya dan meperoleh kepuasan
pribadi dalam kerjanya.
BAB IV
TEHNIK MEMAHAMI DAN MEMBIMBING SISWA
A. Memahami Siswa.
Dalam bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan
sesuatu usaha bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka memecahkan
masalah yang dihadapinya. Salah satu hal yang penting dalam memberikan
bimbingan ialah memahami siswa secara keseluruhan baik masalah yang dihadapinya
maupun latar belakangnya. Dengan demikian siswa akan memperoleh bantuan yang
tepat dan terarah. Pemahaman siswa ini merupakan salah satu langkah yang harus
dilaksanakan oleh pembimbing. Untuk dapat memahami siswa dengan sebaik-
baiknya , maka pembimbing perlu sekali mengumpulkan berbagai keterangan atau
data tentang masing-masing siswa. Data yang terkumpul akan menentukan tingkat
pemahaman jenis bantuan yang akan diberikan. Oleh karena itu dalam rangka
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pengmpulan data tentang siswa
merupakan salah satu progam dan pelayanan bimbingan.
Para pembimbing harus melaksanakan pelayanan ini sebelum pelayanan yang lain
Dilaksanakan.
Jenis data yang dikumpulkan hendaknya meliputi berbagai aspek yang
yang berhubungan dengan diri siswa.
Dalam kegiatan terdahulu telah dikemukakan bebrapa jenis data siswa yang harus
dikumpulkan. Yang menjadi pembicaraan selanjutnya ialah bagaimana tehnik
mengumpulkan data mengenai siswa. . Bebrapa tehnik pengumpulan data untuk
memahami siswa anatara lain :
(a). wawancara, (b). Observasi, (c). Angket atau data isian , (d). Sosiometri,
(e). Pemeriksaan fisik dan kesehatan ,(f). test hasil belajar, (g). Test Psikologis,
(h). Biografi, (i). Studi documenter, (j). Studi kasus.
Berikut ini akan dijelaskan tehnis-tehnis tersebut satu persatu :
a.1. Wawancara atau Interview.
Wawancara merupakan suatu tehnik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber data . Komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog(tanya jawab) secara lisan baik langsung maupun tidak langsung.
Wawancara dapat bersifat langsung yaitu apabila data yang akan dikumpulkan
langsung diperoleh dari individu yang bersangkutan. Misalnyab wawancara
dengan siswa untuk memperoleh keterangan mengenai dirinya.
Wawancara yang bersifat tidak langsung, apabila wawancara yang dilakukan
dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain.
Misalnya wawancara dengan orang tua siswa untuk memperoleh keterangan
mengenai anaknya. Juga wawancara dapat bersifat insidentil yaitu apabila
dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu. Dan dapat bersifat berencana ,
yaitu apabila dilaksanakan secara berencana pada waktu-waktu yang telah
direncanakan.
Sebagai tehnik pengumpulan data ,wawancara banyak sekali
keuntungannya ,anatara lain :
- Wawancara merupakan teknik yang tepat untuk mengungkapkan keadaan
pribadi.
- Dapat dilaksanakan kepada setiap individu ,setiap umur.
- Tidak dibatasi oleh kemampuan membaca atau menulis individu.
Artinya orang yang tidak dapat membaca atau menulispun dapat diajak
wawancara.
- Dapat diadakan serempak sambil observasi dan memberikan bimbingan.
- Mempunyai kemungkinan masuknya data yang lebih banyak dan lebih tepat.
(angket ada kemungkinan diisi oleh orang lain).
- Dapat menimbulkan hubungan pribadin yang lebih baik.
- Pembimbing dapat memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang kurang jelas.
- Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.
Disamping keuntungan tersebut diatas, wawancara sebagai
Sebagai tehnik pengumpulan data mengandung beberapa kelemahan ,
anatara lain :
- Wawancara terlalu banyak memakan waktu dan ,tenaga dan biaya.
- Sangat tergantung kepada individu yang akan diwawancarai
- Situasi wawancara sudah terpengaruh oleh situasi alam sekitarnya
- Menurut keterampilan dan penguasaan bahasa yang baik dari pembimbing
- Adanya pengaruh subyektif pewancara yang dapat mempengaruhi hasil
wawancara.
Dalam melaksanakan wawancara baik secara tehnik
pengumpulan data maupun sebagai tehnik sebagai konseling,hendaknya
pembimbing dapat menciptakan suatu situasi yang bebas, terbuka, menyenangkan,
sehingga individu yang sedang diwawancarai dapat dengan bebas dan terbuka
memberikan keterangan. Pertanyaan yang diajukan hendaknya tersusun demikian
rupa sehingga dapat dipahami oleh responden. Jawaban yang diberikan hendaknya
segera dicatat. Untuk itu maka dalam melaksanakan wawancara perlu diisiapkan
terlebih dahulu alat pencatat dalam wawancara. Alat ini yang disebut pedoman
wawancara. Dalam pedoman wawancara telah tersusun pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan atau pokok pokok yang akan diajukan dan tersedia tempat untuk
mencatat jawabannya. Sehingga dengan demikian data wawancara akan tersusun
dengan baik.
a,2. Observasi.
Observasi merupakan suatu tehnik untuk mengganti secara langsung
ataupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung baik
disekolah maupun diluar sekolah. Observasi merupakan salah satu tehnik yang
sederhana dan memerlukan keahlian yang luar biasa.
Observasi dapat dilakukan dengan berencana atau insidentil. Observasi berencana
telah dipersiapkan secara sistematis,baik mengenai waktunya ,alatnya maupun
aspek-aspek yang diobservasi. Sedangkan observasi insidentil dilakukan sewaktu-
waktu sesuai dengan kebutuhan. Jika observasi dilakukan dengan , maka kita akan
memperoleh tingkah laku siswa yang lebih obyektif.
Dilihat dari hubungan antara obsever dengan observant ( yang diobservasi) , dapat
dibedakan antara observasi partisipatif, dan observasi non partisipatif. Dalam
observasi partisipatif ,obsever (yang melakukan observasi) turut observant serta
dalam kegiatan atau situasi yang dilakukan obsever. Misalnya jika guru ingin
mengobservasi tingkah laku siswa pada waktu olah raga, maka guru sendiri turut
serta dalam kegiatannya. Dengan cara ini dapat diperoleh data yang lebih baik
karena siswa tidak merasa sedang diamati. Sedangkan dalam observasi non
partisipatif, obsever tidak mengambil kegiatan atau turut serta dalam kegiatan-
kegiatan yang sedang diobservasi.
Beberapa keuntungan observasi sebagai alat pengumpul data
anatara lain :
- Observasi merupakan tehnik yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh
data berbagai aspek tingkah laku.
- Bagi observant (yang diobservasi) hal ini lebih meringankan dibandingkan
dengan apabila mereka disuruh mengisi angket atau menjawab pertanyaan.
- Tehnih observasi memungkinkan dilakukan pencatatan yang serempak dengan
terjadinya gejala atau kejadian penting.
- Observasi dapat merupakan tehnik untuk mencek data yang diperoleh dengan
tehnik lain seperti wawancara, angket dan sebagainya.
- Dengan observasi obsever tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat untuk
memperoleh data.
- Dengan observasi dapat memperoleh data gejala kejadian yang sebenarnya .
Disampaing keuntungan tersebut diatas , ada beberapa kelemahan observasi,
anatara lain :
- Banyak hal yang tidak dapat diungkapkan dengan observasi seperti misalnya
kehidupan pribadi bersifat rahasia.
- Apabila siswa mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi , mungkin sekali
mereka melakukan kegiatan yang tidak wajar.
- Observasi banyak tergantung dari factor-faktor yang tidak terkontrol.
- Faktor subyektifitas obsever sukar untuk dihindarkan.
a.3. Angket atau daftar isian .
Angket merupakan teknih mengumpulkan data yang dilakukan dengan
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Jika wawancara dilakukan dengan
komunikasi secara lisan, maka dalam angket komunikasi tersebut dilakukan secara
tertulis. Data yang ingin dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan secara
tertulis , dan responden memberikan jawaban secara tertulis pula. Seperti halnya
dalam wawancara , angketpun dapat bersifat langsung atau tidak langsung.
Angket bersifat langsung jika angket diberikan kepada responden untuk meminta
keterangan mengenai dirinya. Misalnya angket kepada siswa angket untuk
memperoleh keterangan mengenai diri mereka.
Angket tidak langsung jika disampaikan kepada responden untuk meminta keterangan
mengenai orang lain. Misalnya angket diberikan kepada orang tua untuk memperoleh
keterangan mengenai anaknya.
Dalam hal tertentu angket memiliki keuntungan yang lebih banyak dibandingkan
dengan wawancara.
Beberapa keuntungan angket sebagai tehnik pengumpulan data anatara lain:
- Angket dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data kepada sejumlah responden
dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat.
- Setiap responden menerima jumlah pertanyaan yang sama.
- Dengan angket responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangan.
- Responden mempunyai waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
- Dalam angket pengaruh subyektif dapat dihindarkan.
Disamping keuntungan tersebut angket mempunyai beberapa kelemahan
anatara lain :
- Angket belum merupakan jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban
yang tepat.
- Angket hanya terbatas kepada responden yang dapat membaca dan menulis.
- Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia mengisi angket.
- Pertanyaan yang diajukan dalam angket lebih bersifat terbatas, sehingga ada hal-
hal yang tidak terungkap.
a.4. Sosiometri.
Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai
hubungan-hubungan social dan tingkah laku social siswa.
Dengan tehnik ini kita dapat memperoleh data tentang susunan hubungan antar
individu ,arah hubungan social. Gambaran sussana hubungan social yang diperoleh
dengan sosiometri disebut sosiogram. Disamping itu kita dapat pula membuat data
sosiometris untuk setiap individu. Dari data sosiometris individu kita dapat
mengetahui frekuensi pemeilihan yaitu banyaknya yang memilih intensitas
pergaulannya itu, keintiman pergaulan ,status pemilihan atau penolakan, dan
popularitas dalam pergaulan.
Dalam melaksakan tehnik sosiometri ini langkah-langkah yang ditempuh
ialah :
- Kepada siswa-siswa diminta untuk menetapkan satu atau dua atau lebih kawan yang
paling disenangi dalam kerja sama untuk suatu kegiatan. Jenis kegiatan hendaknya
dijelaskan terlebih dahulu oleh siswa. Kawan pilihan yang disenangi ditulis dalam
lembaran isian sosiometri misalnya tulislah seorang kawan yang kamu senangi
untuk belajar bersama.
- Setelah siswa menulis dalam lembaran isian, kemudian dikumpulkan untuk
ditabulasi dalam matriks, sosiometri.
- Berdasarkan matriks sosiometri lalu kita dapat menganalisa data sosiometri seperti :
a.4.1. Sosiogram
a.4.2. Analisa hubungan social secara keseluruhan
a.4.3. Indeks pemilihan
a.4.4. Mengisi kartu sosiometri individual.
a.5. Pemeriksaan fisik dan kesehatan.
Tehnik pengumpulan data mengenai keadaan fisik dan kesehatan ialah
Dengan memeriksakan fisik dan kesehatannya. Pemeriksaan secara medis dilakukan
dilakukan oleh ahli dari kesehatan seperti dokter,perawat, dan sebagainya. Sedangkan
untuk aspek-aspek tertentu yang tidak bersifat medis dapat dilakukan oleh guru.
Kegiatan seperti menimbang badan, mengukur tinggi badan, mencatat cirri-ciri
Fisik dapat dilakukan oleh guru . Sedangkan kegiatan seperti pemeriksaan
Penglihatan , pendengaran, penyakit-penyakit tertentu , hendaknya dilakukan oleh
Petugas kesehatan.
Pemeriksaan fisik dan kesehatan ini dapat dilakukan secara periodik
( berencana) misalnya pada awal tahun , tengah tahun, akhir tahun, Pemeriksaan
mungkin pula dilakukan secara insidentil (sewaktu-waktu) sesuai dengan kebutuhan
atau masalah yang dihadapi.
a.6. Tes hasil belajar.
Tes hasil bel belajar merupakan data yang amat penting dalam
rangka memberikan bimbingan kepada siswa. Dengan melihat hasil belajar yang
dicapai kita dapat menetapkan jenis bimbingan yang diperlukan oleh siswa. Nilai
hasil belajar yang dicapai mereka menggambarkan masalah yang dihadapinya.
Misalnya siswa yang menunjukkan hasil belajar yang kurang, menggambarkan siswa
Itu menghadapi suatu kesulitan dalam belajar.
Cara memperoleh data hasil belajar dapat dilakukan dengan
memberikan tes hasil belajar . Cara ini pada umumnya sudah banyak dilakukan
oleh para guru dalam bentuk ulangan,ujian atau bentuk evaluasi lainnya.
Penyelenggaraan tes dapat dilakukan secara berencana atau sewaktu-waktu menurut
kebutuhan. Hal yang penting adalah agar tes yang dilakukan hendaknya memenuhi
persyaratan sebagai evaluasi yang baik.
Disamping penyelenggaraan tes hasil belajar sebagai tehnik
pengunmpulan data , yang penting adalah bagaimana menganalisa data yang
diperoleh dari hasil belajar itu.Ada beberapa tehnik misalnya dengan
menganalisa rapor dilihat nilai-nilai yang kurang. Makin banyak nilai yang
kurang makin menunjukkan siswa itu memerlukan bantuan.
a.7. Tes Psikologis.
Tes psikologis dipergunakan untuk mengumpulkan data yang
Besifat potensial seperti : intelegensi, bakat, minat, kepribadian, sikap dan
sebagainya . Untuk melaksanakan nya dapat dipergunakan tes psikologis yang
sudah tersedia. Tes psikologi tidak dapat diselenggarakan oleh sembarang oaring
tetapi harus oleh orang yang berwenang . Untuk itu tes psikologis merupakan tes
yang sudah distadarisasikan artinya tidak ditetapkan kebaikannya.
Sekolah dapat menyelenggarakan tes psikologis ini dengan
meminta bantuan kepada lembaga-lembaga pendidikan , yang telah memiliki
tes tersebut, seperti Fakultas Psikologi . Tes dapat diselengarakan secara berencana
misalnya awal tahun atau akhir tahun, atau dapat pula diselenggarakan sewaktu-
waktu menurut kebutuhan.
a.8. Biografi dan catatan haian.
Biografi atau riwayat hidup dan catatan harian dapat merupakan
satu tehnik untuk mengumpulkan data tentang siawa. Siswa disuruh untuk mencatat kan berbagai kejadian tentang dirinya,baik yang sudah dialami,sedang dialami atau
yang masihmenjadi citat-cita. Bentuk yang paling sederhana dalam tehnikm ini ialah
dengan minta agar siswa membuat karangan yang menyangkut tentang dirinya. Judul-
judul karangan tersebutt misalnya :
- Keadaankeluarga
- Cita-cita dimasa mendatang
- Pengalamanku ketika di Taman Kanak-kanak
- Orang-orang yang paling senagi
- Pelajaran yang paling kusenangi
- Hobiku sekarang.
a.0. Studi Dokumenter
Banyak data siswa yang sudah dicatat dalam beberapa dokumen
seperti dalm buku induk, buku raport, buku pribadi, surat-surat keterangan, dan
sebagainya. Data tersebut dapat berguna untuk dijadikan bahan pemahaman siswa.
Untuki itu data siswa yang sudah didokumentasikan perlu dianalisa dengan secermat-
cermatnya . Tehnik mempelajari data yang sudah didokumentasikan ini disebut tehnik
studi documenter. Untuk menjamin kebenaran data documenter itu perlu dicek
kembali dengan tehnik-tehnik lain seperti angket, wawancara, dan obswervasi.
Dengan studi dokumenter kita dapat membandingkan data yang telah ada denga data
yang akan dikumpulkan .
a.10. Studi Kasus.
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat
integrative dan komprehensif . Integratif artinya menggunakan berbagai pendekatan ,
dan bersifat konfrehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek
pribadi individu. Data yang diperoleh dengan studi kasus bermanfaat dalam
menetapkan jenis kesulitan atau masalah yang dialami individu, dan juga dalam
menetapkan jenis bantuan dan bimbingan yang dapat diberikan. Dalam studi kasus
data seorang siswa (kasus) diperoleh dari berbagai pihak seperti guru,orang tua,
dokter, psikolog, dan sebagainya.
Studi kasus dapat diartikan sebagai suatu tehnik mempelajari
seseorang individu secara mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian
diri yang lebih baik. Studi kasus memiliki ciri-ciri antara lain :
- mengumpulkan data yang lengkap
- bersifat rahasia
- terus –menerus (kontinu)
- secara ilmiah dan diperoleh dari berbagai pihak.
Tehnik ini sangat diperlukan untuk memperoleh pembahasan diri siswa yang
diladikan sebagai kasus . Siswa yang memerlukan stud kasus ialah siswa yang
menunjukkan gejala mengenai kesulitan atau masalah yang serius, sehingga
membuktikan bantuan yang serius pula.
Data yang dikumpulkan dalam studi kasus ialah antara lain :
a.10.1. Identifikasi diri , seperti nama, jenis kelamin, Tempat tanggal lahir,
alamat, nomor bk dan sebagainya.
a. 10.2. Latar belakang keluarga , yang meliputi data mengenai: besarnya keluarga,
status keluarga , pekerjaan orang tua, keadaan saudara-saudaranya , situasi
dirumah, bantuan orang tua , dan sebagainya.
a. 10.3. Keadaan kesehatan dan perkembangan jasmani, yang meliputi keterangan
tentang cirri-ciri jasmani, penyakit yang diderita dan sebagainya.
a. 10.4.Latar belakang pendidikan , seperti hasilm belajar, pengalaman pendidikan,
kegagalan dalam pendidikan minat belajar, cita-cita pendidikan , dan sebagainya.
a. 10.5. Kemampuan dasar, sepeerti kecerdasan , bakat .minat,sikap dan sebagainya.
a. 10.6. Tingkah laku social, latar belakang pergaulan, kelompoknya, sikapnya terhadap
orang lain, peranan dalam kelompoknya dan sebagainya.
B. Membimbing Siswa.
Dalam rangka penyelenggaraan bimbingan dan Konseling setelah diperoleh
pemahaman tentang siswa berdasarkan data yang dikumpulkan, langkah selanjutnya
ialah sebagaimana memberikan bantuan kepada mereka sesuai dengan masalah yang
dihadapinya. Dalam kegiatan terdahulu ialah diuraikan bagaimana tehnik memahami
siswa, dan dalam kegiatan ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah memberikan
bimbingan atau bantuan.
Sebuah contoh : Sebelum sampai pada uraian mengenai langkah-langkah
dan tehnik bimbingan, ini akan digambarkan sebuah contoh yang akan memberikan
gambaran bagaimana langkah-langkah dan tehnik memberikan bimbingan kapada
seorang kasus. Contoh yang akan diberikan ialah kasus Viktor seperti telah
digambarkan pada bagian terdahulu.
Guru pembimbing disekolah itu menerima laporan dari guru kelas III bahwa
seorang siswa yang bernama Viktor menunjukkan gejala-gejala : sering tidak masuk sekolah, hasil belajar menurun , menyendiri, mudah tersinggung , tidak mau mencatat,
tidak pernah membawa buku dan alat-alat tulis, bersikap acuh terhadap pelajaran, dan
selalu menolak kalau disuruh kedepan untuk tugas dari guru. Setelah menerima laporan,
guru pembimbing mulai mengumpulkan keterangan mengenai dirinya. yaitu mengenai
alamat,tanggal lahir, lamanya menunjukkan gejala tersebut, orang tua, pekerjaan orang tua, dan sebagainya. Semua itu ditanyakan kepada guru /walinya. Berdasarkan keterangan pendahuluan itu guru pembimbing menetapkan Viktor sebagai kasus yang memerlukan pemahaman dan bantuan ysng khusus.
Langkah yang pertama-tama akan dilakukan adalah mengadakan studi yang mendalam tentang diri Viktor beserta latarbelakangnya ( studi kasus ) . Hal ini dimasudkan untuk memperoleh pemahaman yang sebaik-baiknya agar diperoleh gambran mengenai kesulitan atau masalah yang sebenarnya sehingga dapat ditetapkan bagaimana jenis bantuan yang dapat diberikan untuk menolong Viktor. Dalam langkah ini guru pembimbing mulai mengumpulkan dokumen-dokumen sekolah yang mencatat tentang diri Viktor, seperti buku induk, buku leger/raport sejak dikelas I sampai sekarang, daftar absent, catatan-catatan guru, dan sebagainya(studi documenter). Juga mulai mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran yang mengajarnya. Dari sinilah diperoleh keterangan bahwa Viktor masuk kelas I dalam umur satu tahun lebih tua dari siswa-siswa kelas satu lainnya.
Ia mengalami keterlambatan membaca dan berhitung , Tetatpi dalam pergaulannya ia tergolong baik waktu dikelas satu pernah tidak naik kelas
Sikapnya sebagai anak yang pendiam mulai nampak ketika dikelas III .
Langkah selanutnya ialah memanggil Viktor untuk diajak berwawancara.
Kepadanya dijelaskan bahwa guru bermaksud akan membantunya dan bukan menhukumnya. Pada mulanya Viktor merasa ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan , tetapi setelah dijelaskan segala maksud, Viktor dengan terbuka memberikan jawaban-jawaban. Ia menceriterakan bahwa jika berada disekolah selalu merasa malu, malas. Ia merasa bodoh dan mampu, ia merasa rendah diri karena umurnya dua tahun lebih tua dari rata-rata umur teman sekelasnya, juga tinggi dan berat badannya. Sejak ia tidak naik kelas ia merasa bahwa dirinya yang paling bodoh. Di rumah selalu diliputi oleh rasa takut karena ibunya selalu memarahinya. Pelajaran yang disenangi ialah keterampilan ,sedangkan yang paling tidak disukai matematika. CVita-citanya ingin menjadi ahli mesin,atau monter.
Wawancara pertama yang dilakukan oleh guru pembimbing untuk memperoleh keterangan yang lebih banyak dari diri kasus, disamping mulai menanamkan kepercayaan pada dirinya serta mulai membina hubungan yang baik disertai saling mempercayai. Pada akhir wawancara Viktor merasa puas karena telah mengutarakan segala perasaannya, dan ia akan berjanji akan dating lagi kepada guru pembimbing.
b.1. Langkah Identifikasi Kasus.
Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-
gejala yang nampak . Dalam langkah ini pembimbing mencatat kasus-kasus
mana yang mendapat bantuan terlebih dahulu. Dalam contoh diatas,Viktor dipilih dan ditetapkian sebagai kasus berdasarkann gejala-gejala yang nampak.
b.2. Langkah Diagnosa.
Langkah diagnosa yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi
kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah
mengumpulkan data dengan mengadakan studi kasus dengan menggunakan
berbagai tehnik pengumpulan data. Setelah data terkumpul kemudian ditetapkan
masalah yang dihadapi serta latar belakangnya. Dalam contoh diatas digambarkan
bagaimana guru pembimbing mengadakan studi documenter, wawancara dengan
Viktor dan dengan guru-guru kunjungan kerumah orang tuanya, mengadakan test
sosiometri , melihat hasil belajar dan sebagainya. Dari data studi kasus yang
terkumpul, kemudian dibuat kesimpulan. Sementara dan kesimpulan ini kemudian
dibicarakan lagidalam case conference (pertemuan kasus) untuk menetapkan
masalah dan latar belakangnya.
b.3. Langkah Prognosa.
Langkah Prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi
apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus. Langkah prognosa ini di-
tetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa yaitu telah ditetapkan
masalah beserta latar belakangnya. Dalam contoh diatas case conference setelah
ditetapkan masalah yang dihadapi Viktor serta latar belakang nya kemudian di –
tetapkan jenis bantuan (bimbingan) yang akan ditempuh beserta langkah-langkah
yang akan dilaksanakan. Untuk menetapkan langkah prognosa ini sebaiknya ditetapkan bersama setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan berbagai factor.
b.4. Langkah Terapi.
Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan, langkah
ini merupakan pelaksanaan apa yang akan ditetapkan dalam langkah prognosa.
Pelaksanaan ini tentu memakan banyak waktu dan proses yang kontinu dan setematis
memerlukan adanya pengamatan yang cermat. Dalam contoh diatas digambarkan
pelaksanaan wawancara dengan kasus(conseling), mengunjungi rumah(home vivit),
mengadakan diskusi, kerja kelompok, dan pemberian penerangan dalam kelas,serta
membantu secara individual dalam belajar.
b.5. Langkah Evaluasi dan Follow-up.
Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sampai sejauh
mana langkah terapi yang telah dilakukan. Dalam langkah follow-p atau tindak -
lanjut , dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.
Dalam contoh diatas digambarkan guru pembimbing mengadakan wawancara
dngan kasus , mengunjungi rumah, memanggil orang tua, melihat nilai-nilai ,
hasil ulangan, tes sosiometri dan mengobservasi kegiatan di kelas.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab terakhir ini , penulis akan mengemukakan kesimpulan yang menyoroti uraian karya tulis serta tujuannya yang tercantum dalam bab-bab terdahulu, dan saran-saran yang bersifat praktis yang uraiannya sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah penulis kemukakan dalam karya tulis ini, secara
umum dapat disimpulkan bahwa:
Pedoman dan pendekatan konseling mengetengahkan bahwa aktivitas ini berlangsung
antara dua person yaitu konselor dan klien . sasaran utama adalah klien mengekspresikan
apa yang terpendam dalam ingatannya kemudian diarahkan oleh konselor untuk
menciptakan kehidupan yang lebih layak. Proses konseling berlangsung bersifat tatap –
muka. Klien menginginkan pertolongan dan terapi atau penyembuhan. Untuk itu perlu
saling pengertian dan kerja sama adalah merupakan ikatan utama.
Untuk memberikan bantuan atau pertolongan yang baik konselor sedapat mungkin
mendalami psiko analisa.
Faktor yang terpenting dalam pendekatan konselor adalah bukan berteori
tetapi aktivitas praktis dengan memperhatikan spesifikasi watak dan latar belakang
masalah yang terjadi dari setiap individu klien. Dengan memperhatikan kesemuanya itu
maka dapat disimpulkan bahwa konselor akan memberikan bantuan dan membina
hubungan persaudaraan sebagai klien dan koselor menuju kesembuhan abadi. Dengan
persyaratan bahwa semua rahasia adalah milik bersama yang tidak boleh disebar luaskan
kepada siapapun. Saling percaya adalah titik sukses pendekatan penyembuhan dari
konselor kepada seorang klien.
B. Saran- saran.
Materi yang dikemukakan ini adalah berdasarkan suatu studi kepustakaan.
Apa yang dikemukakan oleh penulis adalah sesuai dengan apa yang dikemukakan
oleh pengarang pada buku yang penulis pergunakan. Penulis yakin bahwa materi yang
dipergunakan dalam karya tulis ini tidak memperkosa atau mendistursikan teori-teori
dari bahasa yang ilmiah dank has kependidikan. Penulis serahkan kepada intuisi akal
sehat dan pengalaman para pembaca khusus dalam bidang yang dibahas supaya teori-
teori ini lebih meyakinkan. Prihatin karena kurangnya buku-buku bacaan yang
membahas hubungan klien dan konselor dalam proses konseling, pada hal kebutuhan
akan pegangan dan pelita yang akan menerangi bidang ini amat dibutuhkan, maka
terdoronglah penulis mengusahakan tulisan ini .
Karena masih sangat mudahnya propesi ini , tetapi dengan adanya
Pendidikan di Papua dan Papua Barat semakin maju, sehingga dirasakan bimbingan
dan konseling terhadap siswa-siswa disekolah . Untuk masa sekarang pengembangan
teori secara teoritis dapat diakui, namun praktisi belum sampai pada sasaran yang
diharapkan karena pengaruh lingkungan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Cetakan III, Penerbit Yayasan
Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta,1982.
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Penerbit Usaha
Nasional Surabaya-Indonesia, 1983.
Djumhur I dan Moh .Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Penerbit C.V.
Ilmu Bandung ,1975.
Koestoer Partowisastro H, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah-sekolah, Penerbit
Erlangga –Jakarta, 1982.
Lusikooy W, Bimbingan dan Penyuluhan di Perguruan Tinngi , Penerbit PT.
Gunung Agung- Jakarta. 1983.
Mahmud Syahidin s.e, Majalah Mahasiswa,N0. 28 Tahun V, diterbitkan oleh
Departemen P dan K Jakarta.1982.
Nasution S dan Thomas M, Disertasi Thesis Skripsi Report Paper, Penerbit,C.V.
Jemmars Bandung, 1980.
Prayitno ( Dewa Ketut Sukardi ) , Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah,
Penerbit Usaha Nasional Surabaya- Indonesia , 1983.
Rahmat Wiradinata, Analisa Sistem, diktat, Mahasiswa Tingkat III, FIP UNCEN
Jayapura, 1976.
Sapariadi dkk, Mengapa Anak Berkelainan Perlu Mendapat Pendidikan, PN.
Balai Pustaka, Jakarta, 1982.
Siti Roekaya T, Situasi Proses Belajar Mengajar di Kampus, diktat, disampaikan
Pada pembukaan kuliah jurusan FIP,IKIP Yogyakarta, 1982.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Karya tulisnya ok pak. "Saling percaya adalah titik sukses pendekatan penyembuhan dari konselor kepada seorang klien." Usul saya, tulisan dibuat pendek-pendek saja pak atau dibuat beberapa sesi menyesuaikan tipe pembaca blog. Kira-kira 300 sampai 500 kata. Lebih dari itu biasanya hanya diskip saja.
Terimaksih Pak sudah mau berbagi...