Anitra Wahyu Nor Harlina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Galaunya Guru Ketika Kepala Sekolahnya "Penulis"

Keinginan menuliskan judul diatas di picu oleh ciloteh yang sesayup terdengar asyik. Di sela-sela menyelesaikan naskah MWC Riau yang agak tersendat-sendat penuntasannya. Bukan karena inspirasi yang tidak mendekatiku, namun memang begitu mendesaknya semua laporan dan kegiatan rutinitas sekolah yang harus membutuhkan perhatian yang spesifik. Kebiasan penulis untuk mengerjakan kegiatan diruang majelis guru, yang sekaligus penulis manfaatkan untuk tetap membangun komonikasi efektuif tentang kegiatan sekolah dengan majelis guru setiap hari. Sejatinya alasan penulis memanfaatkan ruang majelis guru untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan sekolah, karena lokasi atau ruang majelis guru lebih leluasa mendapat sinyal telekomonikasi. Sebab kalau di ruang khusus penulis, selain sinyal rada enggan mendekati androit, kondisinya juga tidak seterang di ruang majelis guru.

Oleh sebab itu ruang majelis guru termasuk ruang yang selalu heboh positif, tempat segala persoalan sekolah, siswa, dan kondisi lingkungan kerja. Kesimpulannya semua persoalan bisa" tumplek blek" di ruang majelis guru. Kadang situasi begini juga yang menyeret penulis untuk tidak mampu menyendiri diruang kerja yang sejatinya lebih nyaman untuk menulis apalagi menyelesaikan naskah .

Seperti pagi ini, diawali dengan kesibukan menyiapkan siswa yang akan di berangkatkan mengikuti berbagai lomab, sampai pada pembehasan tentang uang transport yang menurut rekan sejawat guru dianggap angin segar perubahan masa lalu. Pro dan kontra di picu oleh pernyataan seorang oparator sekolah. Remaja yang lugu dan menurut penulis terkesan culun maklum masih bujangan. Penyataannya sejatinya bukan langsung di tujukan kepada penulis, meski pada saat itu penulis sedang asyik berkutat dengan tut keyboard laptop. Namun dari pembeciraannya yang sepintas memicu polemik yang lucu tapi juga bernada satire.

Kepada wakil kepala sekolah operator ini mengeluh tentang jenuh, capek, dan ingin refresing, "Buk Waka kapan kita santai-santai , refresing keluar daerah?". Tidak menunggu terlalu lama maka di jawab oleh Waka Kurikulum, meski secara berseloroh, "hey..kamu baca saja buku satu buku ini sudah sama dengan refresing, macam-macam juga kamu lagi!". Sambil tertawa renyah dan meminta penguat jawaban dari penulis, "iya kan buk!". Kalimatnya tidak berhenti sampai di sana, masih ada sambungan yang lucu tapi juga nyelekit, "tidak kamu lihat tadi, ibu aja udah di kasi buku satu untuk di baca!", sambil tangannya menyambar buku "Kuhapus Dukaku Dengan Buku " dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

Perilaku ibu Waka kurikulum yang lembut dan baik hati, yang kesannya serius selalu, ternyata diantara keseriusannya , candanya menggigit juga pikir penulis. Tak mau kalah dengan guyonan tersebut, penulis juga menoleh kearah yang sedang berpolemik ria, "lha iya, kamu baca buku itu sudah tamasya namanya. gak perlu jauh-jauh beli tiket udah sampai ...bahkan kedunia lain!". Jawaban ini seketika memicu tawa yang semakin riuh di ruang tersebut. Masih terdengar diantara tawa yang ramai, ibu Waka melanjutkan kalimatnya "kalau kepala sekolah penulis ini, kepala sekolah aja yang pergi jalan-jalan karena beliau menulis, coba kalau kamu menulis pasti kamu jalan-jalan juga !", tawa renyah semakin ramai .

"Itu hebatnya kalau kepala sekolah penulis, kalau dulu kepala sekolah tidak penulis maka kita bisa jalan-jalan!", timpal sahabat guru yang lain. Kemudian masih terdengar permintaan sahabat guru yang lain, "iya bu, kapan kita jalan-jalan !?". ternyata yang memberi jawaban adalah salah seorang guru cantik dengan talenta yang bisa kami banggakan, yang juga sedang mencoba eksistensi diri dengan menulis di MWC Riau, "Oke ..mau jalan-jalan sekolah ini, nulis duluu ...satu buku ..ya buk!" sambil menoleh padaku.

Supaya para sahabat guru penulis, tau kelanjutannya, dalam kondisi menyelesaikan tulisan ini, sang operator masih tetap seliweran di belakang penulis sambil mengucapkan kata-kata "dan akhirnya kami jadi jalan-jalan !", kebetulan azan Zuhur berkumandang maka penulis hentikan sampai disini tulisan ini.

!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selesaikan satu buku.... Jalan jalan refreshing menunggu

22 Mar
Balas

Jadi judulnya...Kita jalan-jalan di peta (dora),di buku atau laptop so unyil mi? Klu dora,,,maaf ya mam saya kan berhijab.klu jalan-jalan di laptop, beli aset baru. Hahahahahahahah.kabuuuuuuuuuur,,,,efek kepsek penulis wew

22 Mar
Balas



search

New Post