Agus Bandriyati

Guru SD yang tidak punya hobby. Mengawali pekerjaannya sebagai guru SMU, lanjut turun jenjang mengajar di SMP dan " naksir berat" di SD hingga belasan tah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tinggalkan Jejak Membaca dengan Komentar

( Tantangan hari ke-18)

#TantanganGurusiana

Kok membaca aja malas sih? terkadang ucapan tersebut secara langsung terlontar pada orang-orang yang lebih sering bertanya bahkan untuk hal sepele. Bukan dikarenakan mereka tidak menemukan jawabannya tetapi memang tidak berupaya untuk mencari jawabanya melalui membaca. Yang lebih parah lagi jika tabiat ini menjadi budaya dalam masyarakat.

Hasil skor PISA (Programme for International Student Assessment) untuk Indonesia tahun 2018 telah diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Indonesia menempati urutan ke-72 dari 78 negara, sementara posisi pertama ditempati oleh China. Skor yang diperoleh Indonesia adalah 371 dan rerata skor baca seluruh negara adalah 487. (sumber; Kompas.com).

Miris! memang, tapi bukan berarti hanya diam dan merenungi hasil perolehan PISA tersebut. Sebagai pendidik sudah saatnya bergegas bergerak dan membuat perubahan yang dimulai dari saat ini.

Saat ini di Indonesia sedang gencar-gencarnya digaungkan gerakan Literasi. Literasi bukan hanya untuk kalangan profesional maupun pelajar tapi diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat. Cakupan literasi bukan sekedar membaca tetapi meliputi kemampuan dan keterampilan individu dalam menulis, berbicara, menghitung serta memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Terkadang banyak orang yang sibuk menulis tapi mengesampingkan literasi yang sebenarnya. Apakah data yang disajikan sudah akurat? apakah sumber yang dijadikan rujukan terpercaya dan valid?. Semua diajarkan dari proses membaca.

Lingkungan dan teknologi canggih secara tidak langsung semakin menjauhkan kebiasaan kita dari membaca. Namun, ada faktor lain yang sebenarnya paling kuat dan menentukan tindakan kita yaitu, niat dalam diri kita sendiri.

Diri kita sendiri adalah faktor terpenting dalam melakukan sesuatu hal. Jika di dalam diri sendiri saja tidak memiliki ketertarikan dalam membaca maka jangankan membaca buku, menyentuh atau mendengar judul buku saja mungkin rasanya sudah malas dan mengantuk.

Oleh sebab itu, bibit minat baca sudah seharusnya ditanamkan sedari kecil. Seringkali di sekolah kita seperti dipaksa untuk membaca buku-buku text book demi mendapatkan nilai yang baik. Padahal, kalau kita sudah menanamkan dalam diri kita bahwa membaca adalah kegiatan yang menarik dan menyenangkan, pasti kita akan lebih mudah membaca buku-buku. baik itu buku bacaan ringan maupun buku pelajaran. Karena semuanya akan kembali lagi kepada diri sendiri, apakah kita memiliki niat untuk membaca atau tidak. Karena jika sudah tidak memiliki niat, pasti juga sudah tidak berminat.

Orang Tua juga memiliki peranan penting dalam menumbuhkan minat baca pada anak dengan mengenal berkenalan dan menyukai buku-buku. Menceritakan isi buku yang dibacakan pada anak, secara tidak langsung sudah menanamkan bibit membaca dan menyukai buku.

Selain orang tua, kawan juga merupakan salah satu faktor yang dapat mengubah kebiasaan kita, kawan yang mampu memberikan kritik dan komentar pada tulisan atau ulasan yang kita sajikan, sedikit banyak sudah memaksa diri kita untuk membaca.

Jakarta, 1 Februari 2020

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post