Agus Bandriyati

Guru SD yang tidak punya hobby. Mengawali pekerjaannya sebagai guru SMU, lanjut turun jenjang mengajar di SMP dan " naksir berat" di SD hingga belasan tah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ngeri-ngeri Sedap (Episode-1)
Andai senyum itu mengukir rasa

Ngeri-ngeri Sedap (Episode-1)

(Tantangan hari ke-29)

#TantanganGurusiana

Huh......! Dengusan kecil yang nyaris tak terdengar. Bahkan mungkin untuk batuk dan berdehempun kami tahan. Boro-boro bisa ketawa ketiwi dan guyon kelewatan dan ga balik-balik lagi. Horror......?? Pasti! Saat itu!

Perjalanan ternekat, berani dengan segala resiko yang belum pernah terbayangkan, jangan deh dibayangin.

Dengan wajah datar, saya menghadap petugas imigrasi yang wajahnya juga sama dengan saya, datar! Usia belia, cantik dan ganteng, rekan pertama sudah sukses mendapatkan kembali passportnya. Next, bagian saya, kok rasanya luamaaaa.....pisan, hampir pingsan.

Saat petugas yang wanita ingin memberikan passport saya, tetiba oleh petugas yang pria, ditahan tarik kembali, seraya menunjukkan nama belakang saya. Dugggggg......! Rasanya aliran darah saya terhenti, oh, Tuhan......! Apa yang akan terjadi? Saat saya membathin, petugas pria memberikan secarik kertas dengan beberapa tulisan, di antaranya, "Welcome to Israel".

Merdeka dan ceria dong, masuk Israel dan menikmati pemandangan alamnya, laut mati yang sampai saat ini belum diketemukan pembunuhnya, upsss......! Effect stress rasa ngaco. Saya belum tenang......! Itu passport masih ditahan...hiks......hiks...

Tapi saya tidak boleh terkejut, apalagi senyum-senyum menggoda, bisa nambah urusannya itu, dengan langkah yang sok yakin, saya melangkah tetap dengan wajah datar, sesaat sebelum pintu keluar, dan hanya beberapa langkah dengan Bang Tommy, saya pun memberitahukan.

"Bang, Passport saya ditahan." ucap saya dengan wajah yang datar.

"Hah! Kok bisa?" Seru Bang Tommy, kaget hingga menoleh ke belakang.

"Jangan nengok, Bang! Ini masih di imigrasi". ucapku agak was-was.

Akhirnya kami pun melangkah menuju shelter selanjutnya, jangan tanya kondisi HP ya, sejak perjalanan dari Bukit Sinai, semua alat komunikasi kami sudah off. Jadi keluarga yang ada di Indonesia pun tidak bisa berkomunikasi.

***

Ya, kami rombongan.penikmat kegiatan alam yang sarat dengan sejarah dan religi. Mulailah barang-barang kami satu persatu diperiksa, koper, backpack, tas kecil, kamera, HP atau apapun yang memiliki ruang dan data. Petugas menggunakan sarung tangan, aduh gusti....! Kok mau menikmati keindahan alam gini amat ya, mulai lah koper saya di buka dan diperiksa satu persatu, tak lupa semua di scan dengan alat mereka, sesuatu hal yang dirasa mencurigakan, mereka minta kita yang membuka, duh.....! Biyung jantung ini rasanya ga terasa lagi detakannya.

Beres urusan scan sana sini, lanjut ke bagian data. Ternyata data base kami tidak ditemukan. Oh Tuhan, ternyata cobaan ini masih panjang. 2, 5 jam kami berdiri dengan tatapan wajah-wajah yang sangat asing. Sebagaimana kita tahu, bahwa negara kita tidak ada hubungan diplomatic, so, apapun yang terjadi, hadapi sendiri. Lagian sih! Bu Guru mainnya kejauhan. Duh, saya juga ga menyangka akan sampai ke negara ini.

Setelah 2,5 jam berdiri, akhirnya nama kami dipanggil satu persatu, setelah tour guide lokal membantu mencari kejelasan data base kami. Cerah, sejuk, alami, awan biru menyapa ramah, suasana yang kami temui setelah "mondok" sejenak di imigrasi.

"Eh, foto nih, bagus loh!" ucap salah satu rekan.

"Jangan.......! Jangan cari penyakit, ini masih masuk wilayah yang tadi." jawab rekan yang lain sambil saling megingatkan.

Akhirnya, kami semua hanya bisa menikmati secara nyata pemandangan lautan lepas setelah melewati imigrasi tanpa bisa mengabadikan dalam frame. Biarlah, hanya menjadi sejarah.

***

Jam makan siang sekaligus makan malam kami lalui di kota Hebron. Tengah asik makan karena perut belum terisi apapun, tetiba terdengan dentuman keras.

"Apa tuh, pak?" tanya saya pada ketua rombongan.

"Biasa, ga apa-apa, makan aja, nanti juga terbiasa, kok!" ucap pak Ketua.

Ya Tuhan...., makan siang plus malam, livemusic nya dentuman meriam dari jalur Gaza yang kepulan asapnya masih nampak dari kamar hotel.

*Bersambung

Jakarta, 12 Februari 2020

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post