(Tantangan hari ke_19)

#TantanganGurusiana

Semakin banyak guru yang tergabung dalam tantangan gurusiana, mereka mengeluarkan keahliannya masing-masing dalam kegiatan tulis menulis, dari yang pemula hingga yang ahlinya.

Dari sekian banyak tulisan hanya beberapa orang saja yang memberikan apresiasi dengan meninggalkan jejak berupa komentar maupun jempol sebagai tanda bahwa tulisan tersebut cukup baik menurut pembaca (hanya menurut pembaca pribadi).

Apresiasi, sekecil apapun akan sangat berpengaruh dan mampu menjadi motivasi bagi penulis terutama penulis pemula seperti saya, tapi bukan berarti memberikan apresiasi palsu, what? apresiasi palsu? apresiasi yang diberikan sekedar perkenalan basa basi pada penulis, apresiasi yang diberikan karena tidak enak dengan penulis, apresiasi yang diberikan karena kenal dengan penulis, atau apresiasi yang diberikan karena penulis adalah atasan di tempat kerja, nah loh....! Jika memberikan apresiasi berdasarkan "siapa yang menulis" maka pada akhirnya, materi mau pun isi tulisan tidak lagi menjadi penilaian yang bermutu.

***

Sebenarnya apa sih pengertian penulis? Apakah sama penulis dan menulis?

Penulis atau Pengarang adalah sebutan bagi orang yang membuat atau menciptakan karangan.Padan kata dari penulis atau pengarang adalah , prosais, pujangga, sastrawan, kreator, pencipta, penggubah, penyusun. Mengarang berpadan kata dengan bercerita, berkisah, berkreasi, mendongeng, menggubah, mereka (membuat rekaan), menulis.

Penulis tidak sama dengan menulis meskipun saling memiliki keterkaitan dan "wajib" saling melengkapi.

Pekerjaan penulis adalah menulis. Apa itu menulis? Menulis adalah kegiatan membuat huruf (angka) menggunakan alat tulis di suatu sarana atau media penulisan, mengungkapkan ide, pikiran, perasaan melalui kegiatan menulis, atau menciptakan suatu karangan dalam bentuk tulisan. (wikipedia).

Yang dimaksud dengan penulis dhuafa?

Dhuafa adalah istilah umum yang merujuk kepada suatu kondisi seseorang atau kelompok atau golongan yang hidup dalam ketidakberdayaan baik secara ekonomi maupun secara sosial. Kondisi ini biasanya tercermin dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. (Wikipedia).

So, penulis dhuafa adalah penulis yang berharap mendapat imbalan komentar atau like dari pembacanya, seolah sangat membutuhkan pengakuan sosial atas apapun yang sudah ditulis. Banyak curhatan menyatakan ketidaksemangatan dalam menulis karena minim komentar maupun like. Jadilah penulis yang ikhlas tanpa pamrih, tak perlu mengemis komentar atau berharap like, berpikir positif saja, mungkin jempol pembaca sedang cantengan jadi belum bisa memberi like atau keypad notebook sedang error, Android tidak ada signal hingga tidak bisa memberikan komentar.

***

Belajar menghargai tulisan sendiri, jangan merendahkan kemampuan tulisan kita sendiri dengan berharap komentar dan like, satu hal yang selalu saya ingat, " tamu yang baik akan pamit saat meninggalkan beranda tulisan kita yaitu dengan meninggalkan jejak komentar maupun like".

Stop jadi penulis dhuafa, karena kita pasti bisa jika percaya bahwa kita bisa!

*Terus belajar dan belajar terus

Jakarta, 2 Februari 2020

#TantanganGurusiana