Agus Bandriyati

Guru SD yang tidak punya hobby. Mengawali pekerjaannya sebagai guru SMU, lanjut turun jenjang mengajar di SMP dan " naksir berat" di SD hingga belasan tah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sakit Mendapat Rahmat

(Tantangan hari ke-22)

#TantanganGurusiana

Pada akhirnya menyerah juga dengan Si Virus, mau tidak mau suka tidak suka harus segera dibasmi, tiada hari esok untuk Si Virus. Muncullah berbagai pertimbangan, jika ke rumah sakit pasti langsung masuk ruang UGD karena waktu sudah larut. Saya sendiri ogah banget mampir jadi pasien ke ruangan tersebut.

Kendaraanpun berbalik arah, menuju klinik berobat 24 jam sebagai alternatif kedua. Ah, lebih baik dari pada mesti jadi pasien di UGD. Sampai dilokasi, bergegas turun dari mobil dan menuju bagian pendaftaran yang tidak antri, namun beberapa saat kemudian mulai banyak pasien yang memang dadakan.

" Bu, sudah pernah berobat sebelumnya?" tanya suster di meja pendaftaran.

"Belum, sust." jawabku.

" Oh, baik! Saya data dulu ya, bu." ucap suster manis.

Selesai didata, tak lama berselang namaku pun dipanggil. Segera memasuki ruangan ternyata suami.dan anak.yang paling kecil pun ikut masuk ruangan, oh, dokter muda, tepatnya bergaya anak muda, sepatu snakers dan jins, pantas paksu ikut masuk, dari luar kelihatan dokternya lelaki atau perempuan. Sebagai pasien tentu tidak bisa pilih dokter, apalagi dokter jaga 24 jam biasanya tenaga terlatih dan kuat fisik.

"Kenapa, bu?" tanya pak dokter.

"Demam, batuk, sedikit flu, dok." jawabku.

"Baik, kita periksa dulu ya, bu, silahkan!" jawab beliau sambil mempersilahkan menuju ruang periksa

***

" Ibu ada sakit lambung, jadi menyebabkan batuk dan demam juga, ini saya beri resep nanti surat ijin minta dibagian pendaftaran ya." ucap Sang Dokter

" Baik, dok." sahut saya.

Selesai pemeriksaan kami pun menuju bagian penebusan obat.

" Besok pasti maunya berobat ke sini lagi nih!" guyon Pak Su

" Kok bisa mikir bakal ke sini lagi? Ini mah masuk klinik karena ga ada alternatif." jawab saya.

" Itu, Rahmat, dokter rahmat, dokter ganteng dan sholeh kayaknya, berjenggot'" ucap Pak Su.

" Oh...., tahu aja namanya, umi aja ga perhatian tuh nama dokternya, berjenggot memang udah pasti dan mutlak sholeh? lagian kalau ternyata enak dilihat ya jangan dilepas lihatannya, karena yang kedua pandangam setan, mubazir ada rahmat depan mata diabaikan." jawabku santai.

Itu sudah sifat emak-emak, dikasih kran suara sedikit, keluarnya luber apalagi kalau kran dibuka full.

"Tadi namanya siapa, pap? Rahmat ya? ternyata sesuai dengan namanya, rahmat juga untuk mata pasien, Tuhan kasih rahmat ya nikmati." ucap saya dengan nada usil.

" Eh...., mulai lincah itu pikiran kalau bagian usil." jawab beliau.

" Nah, makanya jangan sukakasih clue." jawabku seanteng mungkin.

Kami pun melanjutkan perjalanan pulang dengan sisa cerita dokter Rahmat...

***

Jakarta, 5 Februari 2020

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post