:=(Tantangan hari ke-7)

#TantanganGurusiana

Memperkenalkan budaya, adat istiadat dan makanan tradisional merupakan bagian dari pembelajaran yang diajarkan di sekolah dasar, bertujuan agar mereka memahami kebhinekaan maupun keberagaman dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.

Pengetahuan tentang keberagaman setiap suku bangsa yang berada di Indonesia, menambah pengetahuan mereka bahwa Indonesia kaya dengan berbagai budaya.Kekayaan budaya di Indonesia bukan hanya tentang tempat wisata, rumah adat, ragam tarian daerah dan busana, tapi juga mencakup ragam makanan tradisional.

Kepulauan Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, tentu sangat banyak makanan tradisional yang di miliki oleh masing-masing daerah.

Bahkan satu jenis makanan bisa di miliki oleh beberapa daerah meskipun dengan nama dan tambahan bahan yang berbeda. Contohnya soto, makanan yang berkuah dan sangat nikmat jika dinikmati saat masih hangat.

Biasanya nama makanan ini mengikuti nama asal daerah, Soto Banjar berarti berasal dari Banjar, soto madura berasal dari Madura, soto bandung berasal dari Bandung, dan soto betawi berasal dari Betawi.

Kali ini kegiatan cooking class SDI At-Taubah akan membuat soto betawi. Banyak hal yang ingin di ajarkan pada anak-anak, diantaranya kemandirian dan kerjasama.

Penelusuran sejarah menyebutkan bahwa soto berasal dari Cina dan 'terbawa' ke Indonesia sejak ratusan tahun lalu, saat banyak pedagang Tiongkok yang datang lalu menetap di sini. Nama soto pun diadopsi dari nama aslinya caudo di dalam bahasa Mandarin (*wikipedia

Cooking class kali ini mungkin pengalaman baru bagi mereka, karena memang berada di dapur yang sebenarnya dengan alat-alat mmemasak yang digunakan dalam keseharian.

Menakar bahan yang akan digunakan, mencuci, memotong, memasak dengan perlengkapan memasak membuat anak-anak penasaran dan semua ingin mencoba.

Mungkin bagi sebagian orang terdengar aneh, melakukan pekerjaan yang sudah biasa tapi tidak bagi anak-anak yang selama ini hanya melihat dan menikmati yang sudah tersaji hasil olahan asisten rumah tangga atau pesan dari rumah makan.

Pada kegiatan cooking class kali ini, anak-anak melakukan hal yang jarang atau bahkan belum pernah mencoba. Soto betawi yaitu makanan yang berasal dari DKI Jakarta atau Betawi. Menggunakan bahan dasar daging dan juga santan kental sehingga rasanya menjadi gurih dan sangat nikmat.

Kali ini anak-anak tidak hanya diperkenalkan dengan makanan soto betawi yang sudah jadi tapi mereka juga diperkenalkan dengan bahan-bahan mentah dan asalnya, anak-anak pun turut serta berproses secara bergiliran melakukan tugasnya masing-masing.

"Bu guru, bahan-bahannya sudah ada ya?" Tanya Nabila

"Ini semua bahan-bahannya, sudah siap ya, nanti yang ke masuk dapur sesuai yang bertugas saja dan di rolling dan" jawab bu guru.

Soto Betawi

Bahan :

800 gr daging sapi khas

400 ml santan cair

400 ml santan kental

1000 ml air (menyesuaikan)

400 ml susu uht ( kami tidak pakai)

Bumbu Halus :

10 siung bawang merah

5 siung bawang putih

1/2 st jinten

1/2 st ketumbar

3 butir kemiri

Sedikit lada

Cabe merah (sesuai selera jika ingin rasa pedas)

Bumbu tambahan kuah :

7 ruas jahe digeprek

10 lembar daun salam

10 lembar daun jeruk

1 ruas lengkuas digeprek

1 Batang sereh digeprek

2 Batang kecil kayu manis

6 buah cengkeh

Garam secukupnya

Kaldu sapi

Emping digoreng

Topping :

Daging diungkep dgn bumbu bawang putih dan garam lalu digoreng Kentang potong agak besar lalu di goreng Tomat segar Daun bawang seledri potong kecil2 Sambal (cabe rawit merah dan bawang putih direbus kemudian uleg) Bawang goreng Tempe dan tahu (aslinya tidak ada, sekedar tambahan saja)

Langkah Pembuatan Soto Betawi

Rebus daging, air pertama rebusan dibuang, lalu ganti air baru dan direbus kembali sampai setengah empuk (ini jadi kaldu Tumis bumbu halus hingga harum lalu tambahkan daun jeruk, daun salam, sereh, dan lengkuas tumis sampai layu Angkat daging dan tiriskan, tambahkan bumbu yang sudah ditumis ke dalam air kaldu rebusan daging, sementara itu daging yang telah diangkat diungkep terpisah dengan bumbu sampai empuk kemudian digoreng untuk topping Tambahkan jahe geprek, kayu manis, dan cengkeh ke dalam kuah Setelah kuah mendidih tambahkan santan cair kemudian santan kental, diaduk sampai mendidih agar tidak pecah Setelah itu, masukkan susu uht kurang lebih 400 ml (sesuai selera) Kuah telah matang, dan tata topping yang telah disiapkan di dalam mangkuk Siram dengan kuah dan siap disajikan dengan nasi hangat.

Saat proses kegiatan, anak-anak harus selalu dalam pengawasan, setiap anak diajarkan bagaimana mereka membersihkan bahan-bahan yang akan diolah, bagaimana memotong bahan-bahan makanan, bagaimana proses memasak dan diakhiri dengan membersihkan tempat dan alat yang telah digunakan.

Hari ini anak-anak benar-benar sangat menikmati proses belajar yang berbeda. Belajar itu tidak melulu harus berhadapan dengan buku, alat-alat tulis, tapi terkadang kita juga perlu mengajarkan life skill education kepada anak-anak, agar suatu saat anak-anak mengetahui bagaimana mereka akan bertahan hidup dengan kemampuan yang mereka miliki, tidak hanya teori tapi mampu melakukan.

Setiap anak punya potensi, punya kemampuan yang luar biasa, dan akan berkembang jika orang dewasa mampu menumbuhkembangkan, melakukan proses, dan mengemasnya.Karena kita selaku orang dewasa tidak akan bisa selamanya mendampingi mereka, akan ada suatu masa mereka harus mandiri.

Jakarta, 21012020

#TantanganGurusiana