Prastiyo Budi Santoso

Guru di MI P2A Cendana Kutasari Purbalingga. Berbekal keinginan kuat untuk bisa membuat buku, sampai bertemu media guru. "The dream come true"...

Selengkapnya
Navigasi Web

"absurd"

Jika bisa jujur, mengapa harus berdusta. Apakah begitu tipisnya pembatas antara keju juran dan kebohongan. Sehingga ketika melakukan seperti tak terjadi apa-apa. Meski tahu konsekuensi dari dusta itu sendiri. Sadar betul jika api itu panas, masih saja dipegang sambil berkata ... "auw ... panas".

Disaat kesadaran masih bersemayam, ternyata tidak secara otomatis "sadar" membersamainya. Betapa banyak kejadian di sekitar, sebagai contoh dari perilaku dusta yang menjamur ditengah kesadaran, meski berat dan penuh perjuangan, "jujur" tetaplah lebih baik adanya.

Apa sebenarnya yang mau kau sampaikan? Kenapa begitu absurd. Utarakan saja secara langsung. "To the point", istilah asingnya.

Sebenarnya ada kerisauan yang menyesakkan dada. Begitu susahkah untuk jujur? Bahkan pada diri sendiri. Bukan kepada orang lain lho ya? Jika diri sendiri saja belum beres, bagaimana mungkin bisa mewujudkan keluar dari dirinya. Jikapun bisa, kemungkinan terbesar hanyalah sebuah kamuflase. Kejujuran yang bohong, atau kebohongan atas nama kejujuran.

Bagaimana ini, kok masih absurd juga, sebenarnya apa yang ingin disampaikan?

Jika sudah kumengerti, apa yang mau disampaikan, tentu tak akan se absurd ini. Jangan-jangan ini juga bentuk ketidak jujuran yang sedang ditampilkan. Seolah-olah jujur dengan ketidak mengertian padahal lebih parah dari itu semua.

"Pesta" kejujuran akan segera dilaksanakan. Momentumnya ada pada ujian siswa. Di sinilah uji nyali baik bagi siswa maupun guru di sekolahnya. Nilai menjadi pertaruhannya. Gengsi sekolah benar-benar dilombakan, tanpa adanya perlombaan. Berbagai upaya dilaksanakan untuk mendapatkan hasil terbaik yang bisa diusahakan.

Tips dan trik mulai dipersiapkan, rentetan rencana suksesi ujian menjadi prioritas sekolah. Siswa dipaksa untuk memasukkan semua materi yang disampaikan guru di sekolah. Tak ayal lagi, kenikmatan dalam belajar yang mestinya mereka rasakan, berubah menjadi siksaan yang berpotensi memangkas kecerdasan alami yang ada dalam diri mereka.

Apa mau dikata, gengsi sekolah lebih utama. Karena ada banyak kompetitor di luar sana. Ini betul-betul sebuah pertaruhan dan pertarungan melawan kejujuran yang merupakan firah siswa di sekolah. Begitu banyak yang harus dikorbankan. Siapa yang mesti bertanggung jawab dengan semua ini!

Andai saja, orang dewasa sedikit mau berkaca pada kondisi yang dibutuhkan siswanya, tentu akan tercipta "sekolah" dengan rasa "keluarga". Sekolah mengamankan, sekolah yang melindungi, sekolah yang memunculkan potensi, sekolah yang menjadi rumah bagi siswanya, sekolah yang menentramkan, sekolah yang menjadi rujukan. Ya ..., Sekolah Inspirasi. Bukan hanya bagi warga belajarnya, namun juga bagi sekolah lain disekitarnya.

Lho, ini kok tulisan menjadi semakin absurd. Kenapa bisa sampai ke Sekolah Inspirasi segala?

Kembali ke rel pembicaraan kita. Oh iya, dari tadi tulisan ini memang sudah absurd. Ya sudahlah, benang kusut yang ada dalam tulisan ini sebenarnya tidak kusut2 amat. Masih ada benang merah yang bisa digunakan untuk menjalin kesatuan isi, agar terlihat padu. Meski dalam kepaduan yang bohong, maupun singkronisasi yang dipaksakan.

Rileks saja, tulisan ini tidak harus bisa dinikmati. Biarkan ia menghiasi ruang memori yang ada. Jika tak ingin menyimpannya, biarkan saja mengalir. Seperti bengawan solo yang airnya mengalir sampai jauh.

Lalu poinnya apa?

Kejujuran menjadi harga mati, jika menginginkan hidup tanpa kepura-puraan. Meskipun ada kebohongan yang diperbolehkan, akan tetapi syarat dan ketentuan berlaku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Berani jujur itu hebat, Pernah saya tulis di status fb saya Jujur mengakui kekurangan dan kelemahannya, Berusaha untuk bisa dan mampu mengubah kekurangan dan kelemahan dengan cara yang positif

11 Apr
Balas

Meski terkadang kurang enak, jujur tetap paling hebat.

11 Apr

Kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun.....kejujuran itu nomer 1. Baik dihadapan Alloh itu lebih mulia. Ayoooo....berani jujur itu sangat hebat.

11 Apr
Balas

Mantap bu.

11 Apr

Kejujuran itu ringan dan enak...namun sayangnya nafsu milih yg ga enak dan berat je...

11 Apr
Balas

Begitulah adanya.

11 Apr

Benaar ... Nilai kejujuran itu mahal ... mahal dan mahal ....

11 Apr
Balas

Terlalu mahal untuk dijual

11 Apr

Luar biasa Pak, Pras, tulisanya enak dibaca, menginspirasi. Mturnwn pak Pras

11 Apr
Balas

Matur nuwun ibu.

11 Apr



search

New Post