"Guru, Apa Bakatku?"
Tuhan tidak mungkin menciptakan produk yang gagal. Setiap ciptaanNya, sudah dilengkapi dengan kondisi yang mendukung proses kehidupannya. Kita persempit sebentar, baik untuk anak, orang tua maupun guru. Setiap insan sudah disediakan sarana untuk menemukan kondisi terbaik atau peran terbaik dalam hidupnya.
Semua tergantung pada orang tuanya. Menyadari potensi anak atau tidak. Jika orang tua mengetahui potensi yang dimiliki anaknya, maka arah pendidikan yang diberikan akan lebih fokus, tidak "nggrambyang". Untuk mengetahui potensi anak, dibutuhkan orang tua yang paham betul, jika setiap anak memiliki bakat. Orang tua yang tidak mengetahui anak punya bakat yang spesial, akan memperlakukan sama dengan lainnya. Roti saja memiliki rasa yang begitu beragam, padahal bikinan manusia. Apalagi anak, sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan, pasti ada potensi bakat bersamanya.
Ketika di rumah, potensi anak tidak bisa ditemukan karena terbatasnya pemahaman orang tua, maka lapis kedua yang diharapkan bisa menemukan potensi bakat anak adalah sekolah. Bukan bangunan sekolahnya, dalam hal ini gurulah yang mempunyai peran terbesar dalam upaya menemukan potensi bakat anak. Sekolah yang baik, biasanya mempersiapkan tenaga khusus, untuk melihat potensi bakat anak yang ada di sekolah. Apabila sekolah tidak ada tenaga ahli untuk memetakan potensi anak, maka menjadi tugas guru. Guru semestinya dibekali kemampuan untuk melihat potensi yang dimiliki anak. Menjadi tugas sekolah atau yayasan untuk membekali gurunya.
Sekolah bagai "surga", bagi anak yang bakatnya sesuai dengan yang diajarkan di sekolah. Namun sekolah menjadi seperti "penjara", bagi anak yang bakatnya tidak tersalurkan di sekolah. Bisa jadi, anak yang hobinya "pulang sebelum waktunya", atau dari rumah pamitnya sekolah, namun "nyangkut" di jalan, kemungkinan karena tidak menemukan saluran bakatnya di sekolah.
Di luar lingkungan keluarga dan sekolah, banyak orang yang bisa melihat potensi bakat anak. Jika bertemu dengan yang baik, maka ia akan berkembang dan menghasilkan prestasi. Namun apabila bertemu dengan yang tidak baik, maka masalah pun akan timbul.
Apabila guru bisa menemukan potensi bakat anak, mengembangkan serta menyalurkan dengan tepat, maka tidak akan ada anak berbakat yang kemampuannya dimanfaatkan untuk tujuan yang tidak baik.
Guru kembali menempati peran yang sangat penting, terutama untuk masa depan yang lebih baik. Profesi guru tidak bisa dianggap sebagai main-main, mengisi waktu luang, dari pada tidak kerja, atau ...yah adanya di situ. Apapun alasan menjadi guru, tanggung jawabnya sama. Mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan profesi keguruannya harus mulai di tata kembali.
Berani hidup, harus siap mati. "Berani menjadi guru, harus siap belajar lagi".
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siap Pak Pras
Mantap bu.
Mau banget pak,,,
Matur nuwun Pak. Salam Literasi.
Siap !!
Mantap bu.
Baguuus...sangat setuju
Matur nuwun
Sangat bagus, menginspirasi. Trimkasih pak Pras
Sami-sami. Matur nuwun bu.
Terkadang manusia itu selalu menjadi misteri sampai pada suatu ketika kita dapat menguak bakat sebagai jawaban suatu misteri, mantap pak salam literasi
Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja, OK,siap!
Insya Alloh SIAP pak... Terima kasih, sangat menginspirasi