Prastiyo Budi Santoso

Guru di MI P2A Cendana Kutasari Purbalingga. Berbekal keinginan kuat untuk bisa membuat buku, sampai bertemu media guru. "The dream come true"...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ilustrasi : pixabay

"Guru Pasti Penulis"

Guru pasti bisa menulis. Aktivitasnya selalu berkaitan dengan tulis menulis. Naif jika seorang guru tak bisa menulis. Sebelum berdiri di depan siswa, guru sudah bercengkerama dengan tulis menulis. Skenario pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas, mesti dituangkan dalam rencana mengajar. Bukankah itu merupakan kegiatan menulis?

Ketika guru di kelas sedang mengajar, apa iya tidak menuliskan materi pelajaran, paling tidak point-point penting pelajaran akan terpampang di papan tulis.

Saat menuangkan hasil penilaianpun seorang guru melakukan aktivitas menulis.

Jadi mustahil guru tak bisa menulis.

Guru tidak mau menulis, hal itulah yang menjadikan karya tulisan dalam bentuk buku hanya terpajang di ruang angan-angan dan mimpi.

Kenyataannya masih banyak guru kesulitan menulis sebuah buku.

Meskipun sumber tulisan seorang guru hampir tidak ada habisnya. Setiap hari selalu bertemu dengan hal baru. Setiap hari melakukan hal berbeda. Setiap hari mendengar kisah tak sama baik dari siswa maupun rekan sesama guru yang mengeluhkan atau membanggakan siswanya di kelas.

Guru atau siapapun yang ingin bisa menulis sebuah buku, hal mendasar yang harus ditancapkan dalam dirinya adalah alasan menulis. Temukan alasan kenapa harus menulis. Dan alasan tersebut tidak bisa dilenturkan apalagi dibatalkan sehingga menyerah untuk menulis. Alasan untuk menulis ibarat pondasi bagi sebuah rumah. Ia harus kuat dan kokoh. Menancap jauh kedalam dan tak mungkin tercabut dari tempatnya.

Dalam menulis diperlukan ide tulisan, hal apa yang mau dituliskan.

Sumber ide tulisan seorang guru bertebaran disekitarnya.

Aktivitas guru itu sendiri merupakan bahan untuk menulis. Siswa dengan beragam latar dan potensinya tak kalah menarik untuk dituangkan dalam tulisan. Metode guru dalam menyampaikan pengetahuan serta dinamika siswa menerima ilmu dari gurunya pun tak kurang menantang untuk dijadikan tulisan. Belum lagi lingkungan tempat guru beraktivitas. Ahh ... rasanya tak ada waktu untuk berhenti menulis, jika mau dituruti. Ternyata bahan tulisan begitu banyak.

Mudah menulis bagi yang sudah biasa, namun setengah hidup untuk yang belum pernah menjalaninya.

Kaidah-kaidah penulisan yang benar terkadang menjadi salah satu faktor penghambat bagi seseorang untuk menulis. Selalu saja ada alasan ini dan itu.

Bagi siapa saja terkhusus guru yang memang ingin menulis dan belum tahu cara maupun kaidah penulisan yang baik dan benar, maka jangan khawatir. Dalam menulis, benar dan salah relatif adanya. Banyak faktor yang mempengaruhi sebuah tulisan baik atau tidak baik, benar ataupun salah.

Jika hal-hal yang berkaitan dengan kaidah penulisan menjadi rintangan untuk mulai menulis, maka abaikan saja semua aturan yang ada. Ingat... yang akan kita lakukan adalah menulis. Jadi mulailah menulis. Tuliskan apa saja yang memang ingin dituliskan. Tapi kan? ... kalimatnya tidak bagus, pilihan katanya kurang tepat, malu nanti di tertawakan sama pembaca.

Hallooo... mana ada penulis yang menulis pertama kali langsung bagus. Semua ada tahapannya sendiri-sendiri.

Tahap awal yang perlu dilakukan hanyalah menulis dan menulis. Jangan terlalu risau dengan hasil tulisannya. Setelah proses menulis selesai, tahap selanjutnya adalah membaca ulang tulisan yang sudah dibuat. Pada tahap ini biasanya akan ditemukan kata maupun kalimat yang belum sesuai harapan. Sekaranglah saatnya untuk memperbaiki. Selaraskan kata atau kalimat yang belum sesuai.

Setelah tahapan pembacaan ulang dan perbaikan selesai, tahap selanjutnya yaitu meminta orang lain untuk membaca. Biasanya orang lain lebih jeli melihat kekurangan tulisan temannya. Gajah di pelupuk mata tak tampak semut di ujung lautan kelihatan.

Hasil akhir revisi setelah perbaikan dari orang lain, kemudian masuk ke penerbitan.

Menulis layaknya belajar naik sepeda. Semakin sering menulis, keahlian akan semakin terasah. Begitu juga dengan gaya tulisan. Awalnya mungkin akan terasa kaku, tetapi seiring berlalunya waktu dan banyaknya tulisan yang dibuat, gaya tulisan akan terbentuk dengan sendirinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus Pak...jd pngin nulis lagi nich

24 Sep
Balas

Siiip...itu setengah hidup biasanya setengah tp sama artinya hehe

23 Sep
Balas



search

New Post