Ratno

Bermarkas di Kabupaten Nganjuk, Tepatnya di Jalan Citarum III RT.03 RW.05 Kelurahan Kauman Kec/Kab. Nganjuk Jawa Timur info lebih lengkap kli...

Selengkapnya
Navigasi Web

Rahma dan Rehan

Dering hand phone non android mengganggu kosentrasi Rehan yang sedang istirahat sehabis mengajar di sekolah pinggiran yang letaknya cukup menyelinap di daerah perbatasan dengan kabupaten lain. Buru-buru lari-lari kecil keluar ruangan menuju halaman sekolah. Entah apa yang dipikirkan, menerima telepon saja harus keluar jauh dari arena sekolah. Mungkin sungkan didengar teman sekerjanya atau mencari sinyal yang lancar, maklum memang di daerah pinggiran biasanya sinyal seluler naik turun.

“Assalamualaikum, Mas Rehan, saya Rahma, kaget ya mas?” suara perempuan mengalun kencang di telingga Rehan lewat selulernya.

“O….ya ya …tidak-tidak,” suara Rehan untuk menutupi rasa gugupnya.

“Betul kan dugaan saya, suara Mas Rehan merdu lho,” goda Rahma.

Tiba-tiba”tut-tut-tut dering selulernya pertanda putus sinyalnya, maklum jaraknya memang cukup jauh antara Aceh dan Jawa.

“Alangkah senangnya Rahma kalau bisa mendengarkan suaranya Mas Rehan, pasti merdu,”tulis Rahma lewat inboxnya kemarin.

Memang Rehan orang yang mampu menerjemahkan kata-kata dari Rahma yang kapan waktu bercakap-cakap lewat inbox face booknya. Tanpa pikir panjang Rehan mengetik no hapenya untuk dikirim ke inbox Rahma.

Rehan dan Rahma memang sudah saling mengenal sebelumnya walaupun hanya lewat media social face book. Baik bincang secara umum maupun japri lewat inbox.

“Hallo Mas Rehan, putus mas…heh heh heh heh,” tawa Rahma yang renyah saat selulernya nyambung lagi.

“Iya mbak Rahma memang sinyalya ngak lancar, tempat saya ngajar kan agak jauh dari tower seluler,” jawab Rehan.

“Betul lho Mas, suara Mas Rehan merdu sekali,”lanjut Rahma.

“Ah ngak juga, wong saya nyanyi aja ngak bisa, waktu sekolah dulu sering dijewer gara-gara ngak bisa nyanyi,” timpal Rehan.

Dari percakapan tersebut menunjukkan bahwa Rehan orang yang agak lugu rupanya.

“heh heh heh heh,”tawa Rahma yang renyah muncul lagi untuk menggoda Rehan.

“ Gini lho Mas …….Rahma itu seneng banget bisa bincang-riang sama Mas Rehan, kalo Mas gimana?” tanya Rahma.

“ O ya ya, saya juga senang,” jawab Rehan singkat.

“ Mas mas, Mas Rehan ngak tanya sama Rahma ya, mengapa Rahma suka sama Mas Rehan?” gerutu Rahma.

“ teng-teng-teng-teng,” suara bel berbunyi tanda jam istirahat sudah berakhir.

Dengan tergesa-gesa Rehan menjelaskan ke Rahma bahwa waktu istirahat sudah selesai dan segera memutuskan selulernya. Rehan lari-lari kecil menuju kelasnya untuk melanjutkan profesinya mengajar sebagai guru sekolah dasar.

Rupanya Pak guru Rehan benar-benar surprise hari ini, tak disangka dia mendapat telepon dari seorang wanita yang belum pernah bertemu muka sebelumnya, dan tiba-tiba wanita tersebut menyatakan suka dengannya.

“Apakah ini ya yang dinamakan salah satu tanda-tanda jaman edan,” opini Rehan dalam hati. Sambil sesekali menenangkan muridnya ada yang gaduh saat diberi tugas di kelas.

Rehan termasuk salah satu diantara manusia yang memasuki alih peradaban yaitu dari jaman tanpa medsos menuju ke jaman medsos. Rehan termasuk orang yang getol belajar komputer/laptop di banding teman-teman seprofesi dan seusianya. Dengan maksud untuk menunjang kelancaran profesinya sebagai guru yang professional.

Suasana di perumahan dinas tengah malam yang sepi tak dihiraukan oleh Rehan, ia tetap asyik memainkan keyboard laptopnya untuk mengerjakan tugas-tugas pekerjaannya, yang disamping sebagai guru kelas juga merangkap sebagai operator sekolah. sesekali dia membuka medsos face booknya untuk berkomunikasi secara online dengan berbekal sebuah modem sudah cukup lancar untuk mengakses jaringan internet.

Kebetulan hari itu Rehan tidak ada jadwal untuk pulang kerumahnya dan tidak ada juga jadwal untuk magang ke tetangganya untuk memperdalam belajar TIK, yang kebetulan berprofesi sebagai operator di salah satu Sekolah Dasar lain yang berdekatan.

Awal mengenal media social “face book” sekitar tahun 2012, Rehan dibilang lumayan aktif. Hampir setiap malam Rehan berhadapan dengan laptop untuk berselancar di dunia maya, salah satunya media social face book. Tak ada yang mengganggu aktifitasnya. Rehan bermalam sendirian rumah dinas. Jadwal pulang ke rumahnya seminggu dua kali. Maklum jarak rumah dan tempat mengajar 35 km dengan waktu tempuh satu jam sekali jalan dengan moda motor. Situasi jalan juga kurang baik. Bahkan kadang kalau musim hujan perjalanan dari rumah dinas ke sekolahan tepat mengajarnya jalan kaki sejauh 2,5 km.

Tak pandang usia Rehan ingin terus belajar dan belajar tentang hal-hal yang baru termasuk belajar komputer dan kebiasaan membaca dan sedikit-sedikit menulis artikel untuk dikirim ke majalah pendidikan.

Pikiran Rehan masih berselancar pada seseorang yang menelepon di sekolah tadi pagi.

“Kenapa ya Rahma suka ke aku,” pikir Rehan

Sambil utak-atik inbox fbnya Rahma, Rehan dapat jawaban yang panjang lebar dari Rahma.

“Mas Rehan itu wajahnya ganteng banget, mirip banget sama Mas Reno temanku waktu aku masih di Jakarta. Mas Reno itu dulu pernah menjadi tambatan hatiku, tetapi aku relakan berumahtangga dengan mbak Titin sahabatku sendiri. Tapi mbah Titin tidak tahu kalo Mas Reno pernah menjadi pacar aku”, tulis Rahma lewat inboxnya.

Bersambung…….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pengalaman pribadi rupanya

25 Jan
Balas



search

New Post