Siapa sih yang tidak ingin pintar menulis? Apalagi sampai mempunyai sebuah buku dan akhirnya menjadi seorang penulis. Tentunya hal itu sangat diharapkan bahkan diimpikan oleh siapa saja. Menulis tidaklah sulit. Kalimat itu sering sekali aku dengar. Tinggal tuangkan ide yang ada di kepala dalam bentuk tulisan. Benarkah semudah itu? Aku sendiri suka menulis sejak masih sekolah di bangku SMK. Yang paling sering aku tulis adalah cerita pendek (cerpen) alasanku biar bisa cepat selesai. Tapi saat itu aku tidak pernah punya keberanian untuk mengirim naskah cerpenku ke majalah atau surat kabar. Paling hanya dibaca sama teman-taman. Dan itupun sudah membuatku sangat senang. Setelah menjadi guru, kesukaanku menulis muncul lagi. Tapi kali ini aku lebih senang menulis puisi. Karena menulis puisi tidak membutuhkan waktu yang lama. Sehingga aku bisa menuangkan apa yang ada di pikiranku dengan cepat. Sehingga sekali menulis langsung jadi. Menurut Pak Eko Prasetyo, beliau seorang penulis yang hebat menurutku dan aku sangat mengidolakan beliau. Dalam bukunya Jangan Hanya Pintar Menulis di halaman 182 paragraf keempat ditulis " Hambatan atau musuh utama dalam menulis sebenarnya datang pada diri sendiri. Yakni, rasa malas, mood yang susah dikendalikan, dan rasa jengah atau bosan. Biasanya, kalau ketiga penyakit ini sudah menyerang, minat dan konsentrasi untuk melanjutkan artikel atau naskah buku akan buyar. Akibatnya, tulisan tersebut tidak selesai-selesai". Dan itu sangat benar. Akan tetapi yang sering aku alami agak bertolak belakang dari ketiga hal tersebut. Sering sekali ide datang disaat yang menurutku tidak pas waktunya. Sebagai contoh, aku mendapat sebuah ide untuk tulisanku disaat aku sedang mencuci piring. Tidak mungkin rasanya aku langsung meninggalkan piring-piring kotor itu dan membuka laptop atau hp untuk menulis kan? Dan disaat cucian beres ide itu kembali tersapu oleh rengekan anak yang minta disuapin makan. Bukan alibi atau pembenaran atas ketidakmampuan aku untuk menulis. Tapi itulah yang sering aku alami. Dan disaat aku sudah siap untuk menulis, semua ide seolah sudah terbang meninggalkan aku. What must I do? #Banjarnegara, 4 Februari 2018