Membuka buku baru yang diberikan sebagai hadiah dari seorang teman tentu sangat membahagiakan. Dari halaman pertama helai demi helainya tidak dilewati begitu saja. Membaca survey sudah barang tentu akan dilakukan. Agar mengetahui secara cepat hal apa saja yang disajikan dalam buku ini. Akhirnya kedua bola mata ini tertuju di halaman utama. Syarah Nawaqidul Islam bukanlah karya baru. Buku ini terbit di Indonesia atas kepiawaian seorang penerjemah bernama Hasan Barakuan. Buku ini sendiri ditulis oleh Al Imam Al Mujaddid Syaikh Al Islam Muhammad bin 'Abdul Wahab. Diterbitkan oleh Akbar Media Jakarta Anggota IKAPI. Buku ini mengulas tentang 10 Perusak dan Pembatal Keislaman, akan tetapi saya tidak akan mengulas isi dari buku ini. Saya akan memberikan informasi kepada pembaca bahwa betapa buku ini diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia dengan apik. Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa Islam di Indonesia terdiri dari bermacam-macam fikrah, dan ini tidak bisa dipungkiri. Dalam menyusun sebuah tulisan, disadari atau tidak penulis akan dipengaruhi cara berpikirnya dari apa yang dibacanya. Dan akan terlihat pula pola pikir atau pola sikapnya dari tulisan yang ia tulis. Oleh karena itu memilih dan memilah buku referensi fikrah yang akan dibaca sangatlah bijaksana. Kembali ke buku ini, yang membuat saya tertarik dari halaman utama buku ini adalah, tersampaikannya biografi penulis secara detail. Menurut saya, tidak semua buku terjemahan memiliki biografi penulis yang begitu urut dan runut tentang nasab (asal muasal) penulisnya. Di biografi penulis itu tertera bahwa penulis berasal dari keturunan Umar dari kabilah Bani Tamami. Dituliskan dalam biografi tersebut silsilah keluarga penulis, kelahiran, bagaimana kisah penulis di masa remaja, kitab-kitab yang pernah disusunnya, sampai Sang Penulis wafat pada usia 91 di tahun 1206 H. Yang dapat diteladani oleh kita semua bahwa separuh usianya disalurkan untuk berdakwah di jalan Allah. Berjihad, mencari ilmu,dan mengajar. Maasyaallah tabarakallah, demikian indah dan apik literatur islam dalam mengisi dan melanjutkan peradaban islam. Harum dan gaung peradaban islam sangat memukau sampai saat ini. Mengindahkan peradaban sebuah zaman diawali dengan mengindahkan fikrah dan perilaku penulisnya. Agar ruh tulisan sampai kepada pembaca. Dan terlebih bisa berkontribusi mempengaruhi cara berfikir si pembaca secara positif. Teringat sebuah ungkapan, Sang penembak jitu hanya bisa melumpuhkan satu lawannya saja. Tetapi Sang penulis buku bisa melumpuhkan ribuan bahkan jutaan pikiran pembacanya. Dari terpengaruhnya si pembaca dengan apa yang ditulis, maka secara otomatis atmosfir peradaban akan berubah. Inilah yang dinamakan menulis mengubah peradaban. Jadi sekali lagi seorang penulis akan dipengaruhi oleh apa yang dibacanya. Menurut saya buku ini amatlah clear (jelas) asal muasal konsep pemikirannya. Karena di awal telah diberikan pilihan kepada pembaca untuk dilanjutkan atau tidak untuk membaca buku tersebut. Toleransi akan ragam fikrah islam di Indonesia telah ditunjukkan oleh penyusun. Terlepas buku ini untuk kalangan siapa dan siapa.(suzi) Mulyaharja.090220