Fransisca Setyatun, S.Pd.

Sejak 1991 menjadi guru di SMP Fransiskus Tanjungkarang Bandarlampung. Setelah berkarya selama 32 tahun, terhitung 1 Februari 2023 memasuki purnabakti. P...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGULANG RASA (12) Pantai Batu Burung

MENGULANG RASA (12) Pantai Batu Burung

Janji Hati

Tantangangurusiana

26 Februari 2024

MENGULANG RASA (12) Pantai Batu Burung

Oleh : Fransisca S. Tanoyo

Dari beberapa tulisan sudah menyinggung pantai Batu Burung, tapi belum dijelaskan sisi seru dari pantai unik ini. Pantai yang terletak di desa Teluk Mak Jantu, Sedau, Singkawang ini memang unik sih. Bagaimana tidak, di pantai terdapat bongkah-bongkah besar granit yang kata penduduk sekitar katanya menyerupai burung.

Banyak cerita yang mengalir dalam masyarakat tentang pantai Batu Burung yang harus kita hargai. Banyak burung yang dulu bertengger di batu untuk menunggu kiriman ikan yang tersapu ombak silih berganti. Pantai ini berbatasan dengan laut lepas ke pulau Natuna yang memiliki kekayaan alam laut yang berlimpah. Udang adalah salah satu hasil laut yang melimpah, wajar kalau di Sedau ada pabrik pengolahan udang untuk membuat belacan. Pantai juga difungsikan sebagai tempat jemur udang kecil sebagai bahan baku belacan.

Yang saya lihat di pinggir pantai sedang ada pembangunan talut beton untuk mencegah abrasi. Untuk menuju ke Batu Burung dipermudah dengan jembatan beton lebar satu meter yang jaraknya sekitar 500 meter. Di kanan kiri beberapa pemancing asyik menunggu ikan menyambar pancingnya. Sebagian besar ibu-ibu di sini memacing untuk menambah lauk dan kebutuhan keluarga.

Saya langsung mengeksplore sekitar pantai, tapi karena sendirian seperti orang hilang saya memutuskan menunggu saudara yang lain berdatangan. Giliran mereka sudah tiba dan langsung histeris takjub dengan destinasinya.

Apa yang dilakukan di atas batuan yang lumayan luas? Pasti foto-foto dong. Setelah itu random banget menikmati pantai yang nyaris milik sendiri. Kami bahkan tiduran nyaman menatap langit. Semesta mendukung dengan bersahabatnya matahari tak menyengat dengan panasnya, angina pantai semilir menari gemulai, nyanyian debur ombak yang menenangkan. Satu hal saja yang mengganjal yaitu air laut yang coklat lumpur menghalangi kami untuk bermain air.

Bukan masalah tak bisa nyebur, panorama yang disuguhkan pantai ini menghapus semua pikiran penghalang bahagia. Tak hanya belajar mensyukuri anugerah Allah Sang Pencipta, perjumpaan dengan ibu pemancing yang menghabiskan seluruh waktu untuk keluarga menjadi pelajaran nilai yang berharga.

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

26 Feb
Balas

Terima kasih Pak Sandi. Salam sehat, sukses selalu.

27 Feb



search

New Post