Fransisca Setyatun, S.Pd.

Sejak 1991 menjadi guru di SMP Fransiskus Tanjungkarang Bandarlampung. Setelah berkarya selama 32 tahun, terhitung 1 Februari 2023 memasuki purnabakti. P...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGULANG RASA (2) UMBUL  BRONDONG
sumber: https://wisata.app/diary/umbul-brondong

MENGULANG RASA (2) UMBUL BRONDONG

Janji Hati

Tantangangurusiana

12 Februari 2024

MENGULANG RASA (2)

UMBUL BRONDONG

Oleh : Fransisca S. Tanoyo

Pemilihan destinasi wisata ke Umbul Brondong itu melalui diskusi panjang banget menuju proses eksekusi. Nama Umbul Brondong itu sudah membuat underestimate, bayangannya cuma mata air di kolam kecil di tengah kebon tempat orang-orang semedi mencari kesaktian. Maka tawaran memilih destinasi wisata untuk kami yang dari luar pulau bahkan luar negeri kayaknya nggak banget.

Dengan kegigihan penawaran yang memaksakan rasa penasaran akhirnya disepakati, dengan catatan sambil jalan kalau ada tempat yang lebih worth it bisa berubah pikiran. Keluarga besar yang mau ikut barengan lumayan banyak, dari kelompok orang tua, remaja, sampai bocil. Dua mobil ternyata tak cukup, beberapa memakai taksi online, dan beberapa lainnya membawa motor. Kebetulan tempat yang akan dituju tidak terlalu jauh dari rumah.

Sebagai pembanding ketua rombongan menggelandang ke umbul yang pertama, lengkap dengan kolam renang untuk anak-anak. Namanya anak-anak langsung lepas baju dan nyemplung saja. Tim survey dari luar tidak cocok, sehingga semua cabut ke tujuan semula yaitu Umbul Brondong yang hanya berjarak 1 kilometer saja.

Melalui kampung dan hamparan sawah sampailah ke Umbul Brondong. Karena masih pagi, pengunjung baru beberapa orang. Kami terkaget dengan sambutan pertama di pintu masuk dengan tiket masuk tiga ribu rupiah. Keluar mobil hamparan kolam renang biru dengan air jernih berlimpah yang katanya airnya dari umbul. Mata dimanjakan dengan hijau persawahan dan gunung Merapi yang gagah di kejauhan yang ikut menyambut dengan ramah. Umbul Brondong yang terletak di desa Ngrundul, Kebonarum, Klaten membuat kami mulai jatuh cinta.

Kami melewati kolam renang untuk menempati pondok tempat istirahat kami dan menyimpan perbekalan. Deretan pondok bambu yang rapi. Kami memilih pondok di atas hamparan sungai kecil yang mengalirkan limpasan air umbul. Beberapa pengunjung bermain di kali sambil mencari ikan kecil.

Tak sabar saya turun ke kali merasakan segarnya air sambal menikmati hamparan pemandangan yang indah. Sampai di atas terdapat dua kolam dengan air bening melimpah. Selokan yang lebih besar menampung air umbul yang disalurkan sampai ke kolam renang di bagian depan.

Kolam yang pertama cukup penuh orang yang duduk untuk merasakan terapi pijat ikan yang sensasional. Begitu kaki dicelupkan ratusan ikan menyerbu dan menggigit kulit mati. Awalnya geli dan sakit, tapi lama-kelamaan sangat terasa nikmat. Sebagian dari yang duduk di situ adalah orang yang sudah sakit lumayan berat, yakin dengan terapi berendam di Umbul Brondong dan terapi ikan mereka banyak yang tertolong. Tak tanggung-tanggung mereka juga berasal dari luar kota yang jauh seperti saya dari luar Lampung dan adik dari UK yang sedang berlibur.

Awalnya ragu untuk masuk ke pusat Umbul Brondong ini, tapi melihat betapa cerianya orang yang datang bisa berendam dan berenang di situ, saya dan keluarga lain juga ikut nyemplung. Ya Tuhan, air alami pemberianMU ini memang luar biasa segar. Air itu jernih sekali, sumber air di bawah batu ini sangat terasa energinya. Mungkin inilah yang menjadi rahasia penyembuhan sakti yang dirasakan orang-orang yang setia datang ke Umbul Brondong.

Dari dalam kolam juga muncul banyak cerita, sharring tentang mujizat kesembuhan, sukacita karena berkat, bahkan sharring menguatkan dalam penderitaan, saling support dan saling memotivasi untuk mengajak orang lain kembali sehat, itu sungguh luar biasa buat saya yang baru pertama kali ke Umbul Brondong.

Tak henti berucap syukur dan memuji kebesaran Tuhan atas anugerah melimpah melalui Umbul Brondong ini. Tak hanya mata air kehidupan, Brondong juga memberi kehidupan pada masyarakat sekitar, pertaniannya maju, dikelola dengan baik oleh desa, membuka lapangan kerja, geliat ekonomi dan kuliner, bahkan penginapan beriring dalam berkembang.

Bisa main dan menikmati air segar alami sepuasnya seharian dengan tiket Rp. 5000 itu amazing banget. Bayangkan kalau di kota, wisata dengan nama kolam renang atau water boom, akan merogoh kocek yang lumayan besar. Umbul Brondong dan umbul lain di sekitar lokasi menawarkan layanan wisata yang berkualitas yang dapat dinikmati masyarakat segala lapisan. Pemerintah desa bergeliat berbenah menghidupkan wisata alam yang ramah lingkungan sebagai nilai tambah bagi desa.

Saya dan keluarga sungguh jatuh cinta pada Umbul Brondong. Berat rasanya meninggalkan kesegaran air dan panorama indah yang disuguhkan. Suatu saat pasti akan datang lagi untuk mengenang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lihat fotonya aja dah segerrrrr banget. Destinasi yang melebihi ekspektasi ya, Bun. Hehe.... Sukses selalu, Bunda

13 Feb
Balas

Ya Bunda. Terima kasih, sehat selalu.

13 Feb

Hahahaha unik juga nama tempatnya bund....salam sukses bunda

12 Feb
Balas

Betul Pak, daerah sekitar nama umbulnya juga lucu. Terima kasih Pak, Salam sukses.

13 Feb



search

New Post