Among-among, Cerianya Anak-anak TantanganGurusiana hari ke-331
Bagi masyarakat Jawa yang baru saja memiliki bayi, akan mengenal istilah among-among. Among-among adalah tradisi memperingati hari kelahiran seseorang yang masih hidup berdasarkan penanggalan Jawa yang biasa juga disebut ‘weton’ atau ‘hari pasaran’. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang. Sekilas amomg-among mirip dengan perayaan hari ulang tahun. Bedanya ulang tahun dirayakan setiap tahun sekali pada setiap tanggal kelahiran berdasar kalender umum.
Jika kita mencermati penanggalan jawa, akan terdapat lima hari pasaran, yakni pon, wage, legi, pahing dan kliwon. Lima hari pasaran ini jika dikalikan dengan tujuh hari dalam seminggu, maka hasilnya adalah 35 hari. Artinya, among-among akan diselenggarakan setiap 35 hari sekali atau yang biasa dikenal dengan istilah selapan dina. Meski begitu, ketentuan ini bukanlah patokan yang pasti. Among-among tidak mesti harus diselenggarakan setiap 35 hari sekali, semua itu tergantung hajat dan kemampuan.
Istilah among-among berasal dari kata pamomong, artinya yaitu yang ngemong/menjaga/ pelindung jiwa raga. Pelindung yang dimaksud adalah malaikat utusan Tuhan. Menurut kepercayaan masyarakat, malaikat adalah roh baik utusan Tuhan yang diperintahkan untuk melindungi manusia. Setiap satu manusia memiliki satu malaikat yang menjadi pelindungnya. Oleh karenanya, dengan menyelenggarakan among-among, kita berterimakasih kepada malaikat yang telah menjaga (ngemong) setiap langkah hidup kita di dunia.
Makna luhur dalam among-among, salah satunya adalah mengajarkan keimanan yaitu berdoa sebelum dan sesudah menyantap hidangan. Among-among juga melambangkan kesederhanaan masyarakat desa yang merasa cukup dengan makanan dan lauk yang sederhana ala kadarnya. Demikian pula rasa kebersamaan terlihat ketika anak-anak duduk bersama dan makan bersama tanpa memandang status sosial masing-masing anak. Selain itu, among-among juga merupakan bentuk kepedulian dengan bersedekah berupa makanan untuk anak-anak dengan harapan memperoleh berkah bersama.
Tradisi among-among sejatinya merupakan bentuk syukur orang tua atas putra putrinya yang telah diberikan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Among-among juga bermakna bahwa manusia sudah selayaknya bersyukur atas hasil bumi yang dapat dipanen dan dinikmati untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan among-among, wujud syukur diungkapkan lewat berbagi makanan dengan sesamanya. Selain bentuk syukur, among-among juga merupakan bentuk ungkapan doa orang tua agar putra-putrinya senantiasa diberi kesehatan, panjang umurnya, dan menjadi putra putri yang sholeh dan sholehah sebagaimana harapan orang tuanya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Senang sekali bisa makan bareng-bareng. Sy suka, Bunda. Salam literasi!