Ihat Solihat

Menulis menebar kebaikan untuk tetap berkarya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bukan Era Siti Nurbaya

Bukan Era Siti Nurbaya

#Tantangangurusiana

#Gurusianaharike-85

Bukan Era Siti Nurbaya

Di tengah hiruk pikuk keramaian kota, padatnya rumah penduduk yang tidak beraturan membuat gang jalan masuk ke rumah penduduk menjadi sempit, hanya cukup satu sepeda motor saja.

Di depan jalan hampir semua telah dibangun pertokoan bertingkat milik pendatang, yang dibeli dari pribumi. Biasanya pribumi menyingkir ke belakang berdesakan di daerah tersebut atau mereka pulang ke kampungnya.

Namun berbeda dengan keluarga Kartini yang masih mempertahankan tanah dan bangunannya untuk tetap tidak dijual, padahal banyak yang ingin membelinya dengan harga tinggi.

Kartini tinggal bersama Ayah, Ibu serta kedua adiknya yaitu Edwin dan Yulia. Rumahnya dikelilingi oleh rumah kakek, paman dan bibinya semua berkumpul di daerah itu. Pantas kalau keluarga Kartini menjadi orang terpandang karena luas tanah yang dimiliki kakeknya.

Setiap hari libur biasanya malam minggu, Kakek biasa menyuruh semua anak menantu dan cucunya harus berkumpul di rumah kakek dan nenek. Prinsip kakek dan nenek Kartini makan tidak makan yang penting kumpul.

Suatu hari saat semua berkumpul, kakek bertanya pada Kartini yang sudah berusia 18 tahun yang dianggapnya sudah lewat umur untuk berkeluarga dan harus dimusyawarahkan.

Walaupun ia sedang kuliah mereka tetap akan menjodohkannya, karena keluarga sudah malu sama tetangga banyak yang menanyakan tentang hal itu.

"Kartini, sini sebentar Kakek mau tanya apakah kamu di kampus sudah mempunyai pasangan atau pacar gitu?"

Kakek bertanya pada Kartini dengan pelan, karena selama kuliah sudah hampir dua semester belum melihat ada laki-laki yang datang ke rumah.

"Belum punya Kek, belum memikirkan masalah gituan, mikirin pelajaran saja sudah pusing," jawab Kartini ketus sambil melihat Ayah dan Ibunya.

"Bagaimana kalau Kakek akan menjodohkan kamu, mau gak?" tanya Kakek dengan sedikit memaksa.

"Gak mau ah, kan aku sedang kuliah, aku mau fokus kuliah dulu, lagian aku tidak mau dijodohkan!"

Kartini menjawab sambil beranjak dari kursi menuju ruang paviliun mendekati kedua adiknya yang sedang menonton televisi. Terdengar suara sayup-sayup, ayah Kartini memanggil untuk mendengarkan perbincangan kakek dan keluarga.

"Tiniii duduk dulu, jangan begitu, Kakek belum selesai berbicara," ajak Ayah Kartini dengan nada tinggi.

Kartini tidak menjawab, hanya diam membisu, perasaan kesal dan sakit menyelimuti hatinya. Tak terasa bulir-bulir bening mengalir di kedua pipinya. Segera Ia mengusapnya. Untung saja kedua adiknya tidak melihat menangis karena mereka sedang asyik menonton acara kesukaannya di televisi.

Peraturan di keluarga Kartini, dari zaman dahulu, permintaan atau perintah Kakek merupakan wajib harus dilaksanakan, tidak boleh ada yang membantahnya apalagi dalam hal perjodohan. Ibu dan ketiga bibinya pun semua dijodohkan oleh Kakek.

Perbincangan perjodohan Kartini dengan saudara dari neneknya semakin melebar dan serius dibicarakan, mereka berdiskusi sampai jam 01.00 wib. Kartini dan kedua adiknya pun sudah tertidur pulas.

"Tini, Edwin, Yuli ayo bangun kita pulang ke rumah," ajak Ibunya sambil menggoyangkan badan mereka agar terbangun.

Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan membawa hasil musyawarah menjodohkan Kartini dengan seorang pria, saudara dari neneknya yang mereka anggap pantas menjadi pendamping hidup Kartini.

Siapakah dia? Bagaimana sosok pria itu? Apakah Kartini mau menerimanya?

Simak besok kelanjutannya.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantul bun

14 Apr
Balas

Terima kasih apresiasinya

14 Apr

Asyik bakalan seru nih

14 Apr
Balas

Simak besok ya

14 Apr

Pengin baca sambungsnnys....senang ya, punya kakek punya komitmen utk kelusrganya , mlm minggu nginap bareng2.

14 Apr
Balas

Iya Kakeku memang seperti itu, hehe

14 Apr



search

New Post