Ihat Solihat

Menulis menebar kebaikan untuk tetap berkarya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bukan Era Siti Nurbaya (Part-4)

Bukan Era Siti Nurbaya (Part-4)

#Tantangangurusiana

#Gurusianaharike-89

Bukan Era Siti Nurbaya (Part-4)

Pagi itu tiba-tiba awan pun mendung dan berubah menjadi gelap, tak berapa lama langit pun menangis dengan deras. Bunyi rintik hujan seirama dengan perasaan hati Kartini yang sedang pilu.

Setelah lamaran itu, sikap Kartini menjadi pendiam tidak ceria seperti dulu. Kartini banyak berdiam diri di kamar. Di kampus pun tidak banyak cerita sama Dewi sahabat setianya. Pernikahan yang sudah ditentukan tinggal menunggu 2 bulan lagi.

Keluarga Kartini sudah mempersiapkan acara resepsi pernikahan dengan mencatat nama-nama yang akan diundang, pesan cetak undangan, siapa yang merias serta mengecat rumah dan membersihkan halaman.

Namun Kartini, tidak sebahagia keluarganya, di setiap malam tiba, Ia meratapi nasibnya dan selalu berdo'a pada Allah SWT minta ditunjukkan jalan keluar. Apabila memang berjodoh dengan Fariz, Ia pun menerimanya, kalau memang bukan jodohnya segera tunjukan jalan keluar.

Entah bagaimana perasaan Kartini masih merasa belum siap untuk menerima Fariz sebagai pendamping hidupnya karena Ia bukan pilihan sendiri.

Sejak pertunangan itu Fariz, setiap malam Minggu selalu datang tepat waktu, datang jam 19.00 pulang jam 21.00 malam. Fariz adalah sosok orang yang patuh dan disiplin dengan waktu karena dia seorang guru besar di salah satu Universitas swasta di Bandung.

Pada malam Minggu kelima, Ibu Kartini seperti biasa menyiapkan suguhan, beraneka makanan dan minuman yang Ia buat sendiri. Fariz merupakan pria idaman di keluarga itu, terkadang di meja itu penuh dengan makanan karena tambahan pemberian dari nenek dan bibinya.

Di suatu malam, Fariz datang jam 19.00 wib dan sudah berada di ruang tamu, sementara Kartini belum pulang dari kuliah. Jam 20.00 WIB, Ia baru datang karena ada tugas kelompok yang harus diselesaikan bersama temannya.

Saat Kartini mengetuk pintu dan mengucap salam, tiba-tiba Fariz yang membuka pintu terlebih dahulu. Kartini pun merasa kaget.

"Assalamu'alaikum," sapa Kartini.

"Wa'alaikumsalam," jawab Fariz dengan muka cemberut di wajahnya.

"Mas Fariz sudah menunggu lama ya?" tanya Kartini sambil tersenyum dan mengulurkan tangan untuk bersalaman .

"Iya," Fariz menjawab dengan ketus karena sudah menunggu satu jam.

"Maaf Mas, tadi saya ada kerja kelompok bersama teman jadi pulangnya terlambat," jelas Kartini pelan.

"Jangan menyangkal, memang kamu sengaja pulang terlambat agar waktu denganku sedikit," ucap Fariz dengan nada tinggi.

Kartini hanya diam saja dan menunduk tidak bisa menjawab karena memang sengaja Ia pulang terlambat.

Suasana di ruangan itu menjadi hening tidak ada yang bicara satu pun. Tiba-tiba Kartini mulai berbicara minta ijin untuk berganti pakaian dulu, dan menyimpan tas.

"Mas Fariz, maaf saya mau izin menyimpan tas dan ganti pakaian dulu?" pinta Kartini pelan.

"Tidak usah, sebentar saja duduk di sini, ada yang perlu saya bicarakan sama kamu, setelah itu aku pulang," ucap Fariz ketus.

"Tini, apakah kamu benar-benar mencintai saya, dan siap menjadi pendampingku selamanya?" tanya Fariz.

"Mengapa bertanya seperti itu, kan saat lamaran saya sudah jawab siap," jawab Kartini bohong.

"Begini Tin, saya melihat dari sikapmu seperti terpaksa karena orang tuamu dan saat aku memasukkan cincin itu, kamu menangis, aku tahu semua itu bahwa kamu tidak mencintai aku, benar kan!" jelas Fariz dengan tegas.

Kartini tidak menjawab hanya diam membisu sambil menundukkan kepala.

"Pernikahan itu sakral, bukan untuk main-main. Seharusnya kedua belah pihak harus saling menyayangi. Aku mengejar kamu tapi kamu tidak mau, buat apa kita lanjutkan," jelas Fariz sambil menghela nafas panjang.

"Saya bertanya sekali lagi dan jawab dengan jujur, apakah kamu mencintai saya?" tanya Fariz dengan pelan. Kartini tidak menjawab karena takut Fariz tersinggung dan keluarga besarnya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi. Fariz melihat Kartini menangis sedih penuh rasa takut dan tertekan.

"Ayo...Tin, jawab, menangis bukan menyelesaikan masalah. Jangan takut, justru saya akan mencari untuk jalan keluar buat kamu," bujuk Fariz dengan pelan.

Akhirnya Kartini pun berani mengungkapkan isi hatinya, bahwa Ia tidak mencintai Fariz, walaupun Ia belum punya pria lain. Ia ingin fokus kuliah dahulu.

Ternyata Fariz pun sama, tidak mencintai Tini. Saat lamaran Ia merasa dipaksa oleh kakaknya dengan memperlihatkan photo Kartini dan membujuknya harus mau dijodohkan.

Fariz pun menuruti kehendak kakaknya karena sudah 9 tahun tinggal di rumahnya. Ia pun ingin membalas budi baik kakaknya, yang sudah membiayai sekolah dari SMA sampai sekarang sudah punya penghasilan.

"Sekarang kita sudah tau sama-sama saling tidak mencintai, dan bagaimana agar keluargamu dan keluargaku tidak curiga. Saya akan mencari cara yang terbaik untuk mencari jalan keluar," ucap Fariz dengan jelas seperti menjelaskan materi pada mahasiswinya.

Kartini hanya menganggukkan kepala saja tanda setuju, Fariz yang akan mencari jalan keluarnya agar hubungan keluarga Kartini dan Keluarga Fariz baik-baik saja.

Tak terasa waktu sudah jam 22.00 malam, Fariz pun berpamitan pulang pada Kartini dan keluarganya dengan motor kuno kesayangannya.

Bagaimana jalan keluarnya? Simak besok kelanjutan cerita terakhir.

BERSAMBUNG

Oleh: Ihat Solihat_SMPN 1 Rumpin

Tanggal: 18 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut Bunda..tambah seru nih

18 Apr
Balas

Terima kasih Bu

18 Apr

Next

18 Apr
Balas

Terima kasih Bu sudah mampir

18 Apr



search

New Post