MASNIATI,S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ramadhan Kelima

Oleh : Masniati, S. Pd

Tagur ke-125

Rabu, 06-04-2022

 

Bab 15

Tekad Iqbal dan Syifa 

 

Waktu berganti bagai putaran roda. Tanpa terasa, dua bocah yang dulu duduk di bangku kelas satu, kini sudah naik ke kelas lima. Iqbal dan Syifa masih menjadi teman baik yang selalu berbagi kisa. Terkadang mengerjakan tugas sekolah bersama-sama.

Seperti tahun-tahun sebelumnya. Ketika memasuki bulan ramadhan, keduanya selalu ikut berpuasa meskipun hanya setengah hari. Sebab, masih dalam tahap latihan. 

Saat keduanya naik ke kelas lima, Iqbal dan Syifa bertekad, ingin melaksanakan puasa selama tiga puluh hari penuh. Tidak seperti waktu mereka kelas dua, tiga dan empat. Ada saja yang rusak ditiap tahunnya.

Orang tua dari kedua bocah itu pun mengarahkan keduanya untuk puasa penuh di tahun ini. Sebab, Iqbal dan Syifa sudah memasuki usia sebelas tahun. Keduanya sangat antusias. Sebab, apabila mereka dapat melaksanakan puasa satu bulan penuh, ada hadiah menarik yang menanti kedua bocah itu dari orang tuanya. Iqbal sangat termotivasi. Demikian juga dengan Syifa yang tak kalah semangatnya.

Siang itu, saat Fatimah dan Iqbal sedang asyik mengobrol di ruang tamu, tiba-tiba muncul Pak Sodik mengendarai sepeda motor metic berwarna putih masuk gerbang. Iqbal yang mendengar suara itu, berlari keluar membuka pintu ruangan berukuran 2×2 meter tempat biasa sang Bapak memarkir sepeda motor. Letaknya persis di samping kanan depan rumah Pak Sodik. 

Setelah memarkir motor, Sodik pun melangkah masuk, di tangannya memegang kantong plastik hitam. Namun, Iqbal menghentikan langkahnya. 

“Pak, bawa apa itu?” bocah itu menunjuk tangan Sodik yang memegang kantong plastik tersebut.

“O, ini. Tadi di sekolah, ada teman Bapak bagi-bagi bingkisan, katanya sih, takjil untuk berbuka nanti. Tak tau apa isinya, soalnya terbungkus kotak. Sekarang kita buka sama-sama, tapi Bapak ganti baju dulu,” terang Sodik kepada bocah imut itu.

“O, begitu, ya, Pak. Baiklah kalau begitu aku tunggu di sini,” ujar bocah itu kemudian mendaratkan tubuhnya di karpet.

Selesai mengganti baju, Sodik keluar dari kamar. Diletakkan bingkisan kotak itu di atas karpet. 

“Ini bingkisannya, Nak. Sekarang kita buka sama-sama,” Sodik meletakkan bungkusan kotak tersebut di depan Iqbal.

Iqbal meraih kotak tersebut, perlahan tangan mungilnya mulai merobek ujung bungkus kotak. Setelah habis bungkusnya terlepas, bocah itu membuka tutup kotak yang ada di hadapannya. Seketika matanya terbelalak melihat isi dalam kotak. 

“Wah, kelihatannya enak, Pak,” Iqbal meraih salah satu isi dari kotak yang dibawa bapaknya. Ternyata isi kotak itu kue kering dan basah serta dua bungkus mika kurma Ajwa yang sangat menggoda pandangan bocah itu. 

“Waktu berbuka, aku akan makan semuanya. Aku tidak sabar,”  ujar Iqbal terus memegang isi kotak tersebut bergantian. 

“Taruh sana, waktu berbuka masih lama, Nak. Toh juga nanti kamu yang memakannya. Ingat, mau dapat hadiah apa tidak? Kalau mau dapat hadiah, puasanya harus ful, tidsk boleh ada yang rusak selama tiga puluh hari penuh." Sodik mengingatkan putranya.

“Maaf,  aku mau dapat hadiah. Nanti, kalau puasaku sudah selesai, kasi aku hadiah seperti ini ya, Pak. Dibungkus seperti kado ulang tahun,"  rengek bocah itu.

"Ya, Nak. Soal hadiah gampang, yang penting tuntaskan dulu puasanya," ucap lelaki Fatimah itu tersenyum.

O, iya, Pak. Kenapa banyak sekali isi kotak ini, pasti teman Bapak orang kaya,” ucap Iqbal.

“Ya, katanya sudah niatnya kalau ada rizki akan berbagi dengan tetangga dan teman-teman sekitarnya, termasuk para guru  di tempat dia mengajar.

“O, teman Bapak baik sekali. Hebat dan baik hati,” puji Iqbal. 

“Tapi, kue sebanyak ini, tak akan bisa habis dimakan bertiga,” ucapnya lagi menunjukkan kue yang ada dalam kotak tersebut.

“Nanti sore kamu bawakan nenekmu kuenya untuk dia berbuka,” ujar lelaki itu pada anaknya.

“Baik, Pak.” 

Sehabis salat ashar, Iqbal bergegas memasang baju dan celana panjang berwarna hitam. 

Sebagaimana kata bapaknya, dia disuruh membawakan kuenya  untuk sang Nenek berbuka puasa. 

Setelah mengambilnya di dapur, bocah itu melangkahkan kaki berjalan melewati gang pemukiman warga, di tangannya menenteng sebuah kantong plastik berisi kue yang dibawa Sodik tadi dsri sekolah.

Sesampainya di rumah Nenek, Iqbal langsung meletakkan kuenya di atas meja dapur. Dia mendapati perempuan tua itu sedang memasak menu berbuka.

"Ini kuenya, Nek."

"Alhamdulillah, terima kasih cucuku," ucap Nenek tersenyum.

"Ayo, cicipi masakan Nenek. Ada kolak dan puding." Perempuan itu menunjukkan madakannya kepada Iqbal.

"Tidak, Nek. Aku sedang berpuasa." Iqbal menggeleng kepala.

"Cucu Nenek, hebat." Nenek mengacungkan jempol.

"Terima kasih, Nek.O, iya, Nek. Puasa kali ini, aku sudah bertekad supaya tidak merusak puasaku. Sebab, aku sudah besar. Sekarang umurku sebelas tahun. Jadi, puasaku harus ful. Ada hadiah juga dari Bapak kalau aku berhasil," terang Iqbal

Sang Nenek tersenyum bahagia mendengar pengakuan dari cucunya Iqbal.

 

******

Keesokann harinya di sekolah, Iqbal bertemu dengan teman perempuannya, Syifa. Keduanya mengobrol tentang puasa mereka tahun ini, karena mereka menganggap dirinya sudah besar dan tidak lagi waktu masih kelas satu.

Keduanya mengungkap hal yang sama. Yakni bertekad untuk melaksanakan puasa tiga puluh hari penuh, dan ini adalah ramadhan kelima bagi mereka melaksanakan puasa. Di ramadhan kelima ini Iqbal dan Syifa memiliki tekad dan keinginan yang sama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang menarik

06 Apr
Balas

Terima kasih banyak.

16 Apr

Terima kasih banyak.

16 Apr

Terima kasih banyak.

16 Apr

Terima kasih banyak.

16 Apr



search

New Post