MASNIATI,S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ramadhan Kelima

oleh : Masniati, S. Pd

Tagur ke-123

Senin, 04-04-2022

Bab 13

Belajar Sabar dan Menahan Amarah

“Besok kita tadarus lagi. Aku senang Bu.” Iqbal bicara kepada Fatimah sepulang tadarus dari musala.

“Insyaallah. Kalau Bapak tarawih ke masjid, kita bisa tadarus lagi di sana.” Fatimah meraih peci yang tersemat di kepala bocah itu.

“Ayo, buka baju dan sarung,” sambung perempuan murah senyum itu mengulurkan peci kepada Iqbal.

“Baik, Bu.” Iqbal mengambil peci tersebut, lalu melangkah ke kamar.

Tak lama kemudian, Fatimah menyusul. Dia berdiri di depan pintu memandangi putranya yang sedang menggantung baju.

“Sekarang, gosok gigi, berwudu, terus tidur, Nak. Biar bangun sahurnya kamu tidak mengantuk.”

“Ya, Bu. Tadi malam aku ngantuk sekali.”

Putra Sodik itu melangkah ke kamar mandi menggosok gigi dan berwudu.

Iqbal kembali ke kamar, dan menghempaskan tubuhnya di kasur yang terbungkus sepray berwarna biru.

Tiba- tiba, dari balik pintu, terdengar langkah seseorang menghampiri.

“Jangan lupa berdoa, Nak.” Fatimah menjulurkan kepala dari balik pintu yang sengaja dibiarkan terbuka.

Bocah itu menjawab dengan menganggukkan kepala merebah di atas bantal. Iqbal pun tertidur pulas karena seharian beraktifitas dan dalam keadaan berpuasa.

Sementara Fatimah, melangkah ke dapur. “Aku akan mempersiapkan menu untuk makan sahur nanti. Ikannya sudah ada, tinggal masak sayur saja, mumpung mataku belum ngantuk,” gumamnya membuka pintu dapur.

Sampai di dapur, dia mengedarkan pandangan ke sekeliling, seperti mencari sesuatu. Fatimah berdiri tertegun.

“Masak apa aku sekarang, atau aku buat tumis kangkung saja.” Perempuan itu menggaruk-garuk kepalanya yang gatal.

Kemudian menghampiri tudung saji di atas meja.

“Alhamdulillah, ikan ini cukup untuk makan sahur bertiga,” ucap Fatimah memegang tudung saji dan menutupnya kembali.

Tak membuang waktu, tangannya mulai bergerak. Seikat kangkung yang diambil daun dan batang mudanya, dia olah menjadi sayur tumis.

"sekarang aku istirahat dulu, supaya tidak terlambat bangun,” ucap perempuan itu.

Setelah mencuci tangan, dia melangkah masuk ke kamar. Karena sudah mengantuk, Fatimah langsung mendaratkan tubuh di atas kasur.

Terlihat Sodik juga sudah tertidur pulas. Sebelum memejamkan mata, tak lupa istri Sodik itu meng-aktifkan alarm handphonenya yang tergeletak di atas meja.

***

Pukul empat pagi, Fatimah dibangunkan oleh suaminya setelah terdengar bunyi alarm dari handphone.

Sodik menepuk bahu istrinya dua kali. Perempuan itu pun langsung membuka mata lalu duduk beberapa saat. Buru-buru ke dapur untuk mempersiapkan makan sahur.

Fatimah meraih piring yang tersusun di rak. Ditaruh di atas karpet yang terbentang di ruang dapur. Kembali lagi mengambil sayur tumis kangkung, gelas dan teko tempat air minum.

Sodik dan Iqbal sudah duduk bersila di atas karpet menunggu.

“Loh, Ikannya mana, Bu?” tanya Iqbal, setelah melihat hanya tumis kangkung yang ada di hadapannya.

“O, iya. Hampir lupa.” Fatimah menepuk dahi.

Perempuan itu bangkit melangkah ke meja yang di atasnya tertutup tudung saji.

Dibukanya tudung saji tersebut. Namun, alangkah terkejutnya Fatimah.

“Astagfirullah.” perempuan itu melongo mengelus dada.

“Ada apa, Bu.” Reflek Iqbal berdiri menghampirinya yang masih berdiri tertegun memegang tudung saji di tangan.

“Ikannya, Nak. Habis, hanya tulang-belulangnya saja yang masih tersisa,” ujar Fatimah lesu.

“Padahal sebelum keluar dapur tadi malam, masih utuh. Makanya Ibu hanya membuat sayur tumis kangkung.”

“Tapi, siapa kira-kira yang sudah memakannya, Bu?” tanya Iqbal terheran.

“Atau jangan-jangan,” lanjut bocah itu sambil memainkan matanya ke kiri dan ke kanan.

“Jangan-jangan apa,” timpal ibunya. Kemudian keduanya duduk kembali di atas karpet.

“Terus, ikannya apa sekarang?” tanya Iqbal merungut.

“Sudah, Nak, nikmati saja apa yang ada,” bujuk Sodik. Namun, anak itu tetap saja menampakkan wajah cemberut. Fatimah sesekali memandangi raut wajah putranya.

Setelah memasukkan dua suap nasi ke dalam mulut mungilnya, Iqbal bangkit buru-buru mencuci tangan dan masuk ke kamar.

Direbahkan kembali tubuhnya di kasur. Bocah itu tertidur lelap membawa kekesalan.

Sementar Fatimah dan Sodik, melanjutkan makan sahur hanya dengan nasi dan tumis kangkung.

Sehabis makan sahur, keduanya keluar dari dapur. Saat berjalan melewati kamar Iqbal, Fatimah melihat anak itu tertidur lelap, karena pintu terbuka lebar.

Keesokan harinya, sehabis salat subuh. Fatimah memanggil anak itu.

“Iqbal, kemari, Nak.” Namun, tak ada sahutan.

“Iqbal, kemari, Nak.” Fatimah mengulang kembali pangilannya. Sosok bocah muncul dari balik pintu kamar.

“Ya, Bu, ada apa.” Iqbal masih dengan wajah merungut.

“Duduk.”

“Kamu puasa hari ini?” tanya Fatimah memandangi wajah bocah di sampingnya. Iqbal terdiam dengan kepala tertekuk.

“Kalau kamu tidak puasa, juga tidak apa-apa. Namun, perlu kamu ketahui, bahwa orang berpuasa, itu tidak hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum, yang tak kalah pentingnya adalah belajar sabar dan menahan amarah,” terang Fatimah. Iqbal bergeming.

“Mungkin ikan itu bukan rizki kita, jadi harus belajar menerima dengan ikhlas. Jangan hanya karena sekor ikan, keikhlasanmu berpuasa hari ini berkurang, Nak. Lanjut perempuan itu menasihati.

Pelan-pelan Iqbal mengangkat kepalanya. Diraihnya tangan perempuan yang setiap hari merawatnya.

“Minta maaf, Bu. Lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi.” Iqbal kemudian mencium tangan perempuan itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang menarik

04 Apr
Balas



search

New Post