Pendopo Agung Trowulan Semakin     Mengesankan

Oleh: Sri Nurhayati

Minggu hari ini tidak seperti biasanya. Cuaca mendung dan hawanya begitu sejuk. Namun hal itu tidak mengurangi semangat dan keceriaan ku dan keluarga untuk pergi mengunjungi wisata sejarah di Trowulan Mojokerto.

Memang sudah lebih dari satu tahun ini akibat pandemi Covid-19, kami tidak pernah pergi kemana-mana. Dan hal itu membuat anak-anak merasa jenuh di rumah. Akhirnya ku putuskan untuk mencari lokasi yang dekat dengan rumah. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan.

Bersama keluarga kakakku, kami berangkat dengan naik sepeda motor. Sekitar setengah jam, kami sudah sampai di lokasi. Sebelumnya, kami singgah dulu ke Candi Brahu. Namun karena lokasinya masih ditutup dan tidak diijinkan untuk umum, akhirnya kami langsung menuju Pendopo Agung yang jarak sekitar 1.5 kilometer dari Candi Brahu.

Sekitar 15 menit kemudian, kami sudah tiba di lokasi. Motor kami parkir di area parkir depan lokasi tersebut. Lokasi parkir begitu luas, berbeda jauh ketika kami singgah beberapakali tahun silam.

Ketika mengamati lokasi Pendopo Agung tersebut memang mengalami banyak perubahan. Di depan area selain tempat parkir ada wahana rusa yang paling banyak terdapat pengunjung anak-anak. Area pertokoan yang menjual berbagai macam makanan dan minuman berjejer rapi di sebelah selatan. Di sebelah Utara terdapat musholla dan kolam ikan yang indah.

Memasuki area utama, kami disambut dua orang yang memegang ular (reptile) yang jinak. Bagi yang mau pegang dan berfoto bisa membayar seikhlasnya. Di sebelah kiri Pendopo Agung terdapat wahana burung Cenderawasih yang indah. Ketika pengunjung lelah bisa beristirahat di dalam lokasi Pendopo Agung sembari menikmati berbagai macam foto sejarah Majapahit dan foto-foto lainnya.

Sungguh Pendopo Agung Trowulan sekarang, lebih indah dan mengesankan. Cocok untuk destinasi wisata sejarah bagi keluarga yang ingin menikmati kemegahan kerajaan Majapahit. Yuk segera singgah, dijamin akan berdecak kagum atas kebesaran peninggalan bekas kerajaan yang termasyur tersebut. 

Salam Literasi

Mojokerto, 12 September