Tantangan Gurusiana Menulis Hari ke-59 # Pentigraf (17)

Rheina, gadis cantik di kota kecil yang memiliki impian dan cita-cita mengubah hidupnya. Dia , yatim sejak kelas dua sekolah dasar. Kakaknya selepas SMA menikah dan dua adiknya masih sekolah. Ibunya pensiunan janda dan membuka warung pecel sebagai tambahan mata pencahariaannya. Ibunya berharap agar Rheina tidak melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Bagi ibunya kebutuhan hidup keluarga lebih penting daripada untuk biaya kuliah. Kuliah hanya akan membuang uang dan waktu, pikir Ibunya.

Hati Rheina gundah pengumuman SBMPTN empat hari lagi. Dia berharap banyak untuk diterima di perguruan tinggi negeri impiannya. Berbekal uang celengan-nya dan tekadnya ia daftar seleksi mahasiswa baru. Dia begitu optimis dapat mengatasi hidupnya bila kuliah. Sementara Ibunya terus mendesaknya untuk menikah dengan pemuda anak Juragan Perahu. Bahkan Ibunya menyiapkan pernikahan untuk dua bulan mendatang. Rheina serasa dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Suasana rumah Rheina tidak seperti biasanya, karena lebih semarak. Beberapa tamu sudah hadir di rumah. Keluarga Juragan Perahu datang untuk melamar dan menentukan pernikahan Rheina dan putranya. Rheina berusaha tegar dan kesedihannya tak diperlihatkan. Ibunya menjelaskan maksud kedatangan tamu istimewanya. “Ibu…mohon maaf .saya tidak mau nikah muda, saya diterima SBMPTN. “ Rheina memohon pada ibunya sambil menyerahkan print out hasil seleksi mahasiswa baru. Melihat kegigihan Rheina akhirnya Ibunya luluh dan mengijinkannya untuk kuliah dengan Program Bidik Misi.

Sumber Gambar :https://artikula.id/bunga/fenomena-pernikahan-dini-persfektif-islam-dan-

sosiologi/