Siti Zulaikah, S.Pd/Lika

Ridho Allah segalanya, InSyaa Allah qobul segala hajat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
1.4.a.6 Refleksi Terbimbing-Budaya Positif di Sekolah

1.4.a.6 Refleksi Terbimbing-Budaya Positif di Sekolah

Menurut Deal dan Peterson (1999), budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas.

Sebuah sekolah harus mempunyai misi menciptakan budaya sekolah yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, terintegratif, dan dedikatif terhadap pencapaian visi, menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektualnya dan mempunyai karakter takwa, jujur, kreatif, mampu menjadi teladan, bekerja keras, toleran dan cakap dalam memimpin, serta menjawab tantangan akan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia yang dapat berperan dalam perkembangan iptek dan berlandaskan imtak.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang dibangun dalam jangka waktu yang lama yang tercermin dalam sikap keseharian seluruh komponen sekolah. Contoh budaya sekolah yang sudah berjalan baik di sekolah-sekolah tanah air adalah budaya senyum, salam, dan sapa. Pastinya budaya tersebut harus dan harus terus dilaksanakan karena perannya sangat penting dalam membuat sekolah menjai lingkungan yang nyaman.

Sebelum menerapkan budaya positif di sekolah, sangatlah perlu Kita menemukan kekuatan dan kelemahan diri agar dapat menjadi satu pertimbangan dalam penerapannya. Kekuatan diri saya adalah motivator memiliki semangat yang tinggi dan kesadaran untuk mengembangkan diri dan sekolah. Sedangkan untuk kelemahan saya adalah kurangnya konsisten dalam bertindak.

Namun kelemahan diri tidak lantas membuat saya surut dan larut, saya tetap akan mulai menerapkan budaya positif di sekolah. Langkah pertama adalah melakukan perubahan pada diri saya sendiri yaitu mengubah paradigma berpikir kuno menjadi sesuatu yang positif. Berkomitmen dan konsisten terhadap rencana penerapan budaya positif di sekolah akan saya lakukan. Selanjutkan berdiskusi dengan pemangku kebijakan dan pemilik kepentingan di sekolah (Kepala Sekolah, Koordinator sekolah, dan rekan sejawat) agar memberikan dukungan dalam satu frekuensi dengan pemikiran saya dalam menerapkan budaya positif di sekolah. Yang pasti juga saya akan menjadi teladan yang baik untuk menjadi role model atas apa yang akan saya terapkan.

Langkah-langkah untuk menerapkan budaya positif di sekolah adalah;

1. Membuat pernyataan tujuan penerapan budaya positif di sekolah.

2. Menyusun perilaku budaya positif yang diharapkan bersama murid.

3. Membuat kesepakatan dan konsisten terhadap perilaku budaya positif yang diharapkan.

4. Melakukan refleksi dan evaluasi rutin

5. Memastikan konsekuensi dijalankan oleh semua pihak yang terlibat.

Pihak-pihak yang terlibat dalam penerapan budaya positif di sekolah adalah:

1. Murid

2. Rekan sejawat

3. Kepala Sekolah

4. Komite sekolah/orang tua murid

5. Dinas Pendidikan

Salam bahagia Guru Penggerak

Tergerak bergerak dan menggerakkan

Surabaya, 23 Juni 2021

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Budaya positif sekolah mulai dari diri sendiri.

23 Jun
Balas

Siap Ibu

23 Jun



search

New Post