Eko Imam Suryanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Catatan Kritis untuk Lembaga Sekolah

Catatan Kritis untuk Lembaga Sekolah

Sekolah sebagai lembaga Penghela Karakter Bangsa memiliki tugas mulia untuk menumbuhkan kompetensi dan karakter generasi penerus bangsa. Layaknya sebuah taman, sekolah dipenuhi oleh berbagai jebis tanaman bunga yabg akan menebarkan keindahan dan keharuman. Harapannya, setelah menyelesaikan masa pendidikannya para peserta didik mampu menebarkan keindahan dan keharuaman. Harapan itu akan terwujud jika seluruh stake holder bergerak sama dalam merawat isi taman itu. Terutama dalam menumbuhkan Karakter, tidak cukup hanya kepandaian, kehebatan ilmu mendidik atau pedagogik. Tapi dibutuhkan KETELADANAN yang dicontohkan oleh seluruh unsur yang ada di sekolah. Tetapi sayangnya masih ada beberapa sekolah yang penulis temukan yang belum sepenuhnya untuk membangun dan mencontohkan karakter yang kurang pantas. 1. masih ada perilaku diskriminatif yang harusnya tidak dilakukan. Perpisahan hanya boleh diikuti olh guru kelas 9 saja. pemisahan kelas unggulan dengan yang bukan unggulan, pembahasan program kerja yang tidak melibatkan semua unsur sekolah, tidak mengharagi perbedaan pendapat, yang berbeda dianggap berseberangan dan tidak dilibatkan (atau dirangkul) dll. 2. Kekersan Verbalistik yang masih dijumpai seperti menghina, membentak, meremehkan yang lain 3. Pelanggaran disiplin, contohnya mangkir saat jam mengajar, tidak masuk beberpa hari tanpa pemberitahuan dan alasan yang jelas, kurang menguasai materi dan lain lain. Tiga hal diatas masih sering kita jumpai, walaupun mungkin kalau diskala angkakan kecil. Tetapi menurut hemat penulis, hal hal ini mengganngu taman taman bunga yang seharusnya tidak terjadi Ibarat di Taman Bunga, masih ada bunga bunga yang layu yang tidak terawat dengan baik, pasti sedikit banyak akan mengganggu keindahan dan kesegaran taman bunga tersebut. Apalagi bagi anak anak, mereka adalah peniru yang baik, yang akan menginternalisasi semua yang pernah dilihat dan dirasakannya. Dan jika berlangsung terus menerus maka akan mengganggu Kurikulum Merdeka Belajar khususnya elemen kedua yaitu Penumbuhan Karakter dan Elemen Ke Empat dari Kurikulum Merdeka Belajar yaitu Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Terakhir penulis menyampaikan bahwa tulisan ini murni didasari dari keinginan baik untuk memberikan otokritik bagi pendidikan di Indonesi agar terwujud bahwa sekolah adalah penyemai Budi Pekerti Luhur dan Karakter baik bagi Genersai Bngasa. Sekolah yang betul betul menjadi taman yang memberikan keindahan, keharuman bagi sekitarnya dan orang orang didalamnya. Semoga bermanfaat dan bisa dijadikan bahan renungan untuk kita semua. Salam Bahagia!!!
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post