Dr. Hubban jamma, SIQ,S.Pd.I,M.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Sosial Emosional
Pembelajaran yang menyentuh

Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran Sosial Emosional: Pentingnya untuk Perkembangan Anak

Dr. Hubban Jamma, SIQ, M.Pd.I

Email: [email protected]

Abstrak

Kesuksesan seseorang tidak hanya bergantung pada pengetahuan akademis dan nilai ujian. Pendidik harus memahami bahwa pola pikir, keterampilan, dan kebiasaan siswa sangat penting dalam menunjang keberhasilan. Dunia kerja membutuhkan pekerja yang dapat bekerja dalam tim, berinteraksi dengan orang lain, dapat memecahkan masalah secara kreatif, dan mampu menunjukkan kepemimpinan. Dalam beberapa tahun terakhir, para praktisi pendidikan telah mengembangkan keterampilan non-akademik dalam bentuk soft skill; keterampilan non kognitif; keterampilan penting untuk dunia kerja; keterampilan abad ke-21; pola pikir, keterampilan penting, dan kebiasaan (MESH), dan perkembangan sosial emosional. Keterampilan non-akademik ini mengacu pada pembelajaran emosional sosial (SEL) atau pembelajaran emosional sosial (PSE). Pengembangan sosial dan emosional sebagai bagian integral dari misi sekolah. Makalah ini membahas bagaimana Pembelajaran Sosial Emosional: Pentingnya untuk Perkembangan Anak.

Key Word: Pembelajaran Sosial Emosional, Perkembangan Anak

Pendahuluan

Anak-anak adalah generasi pejuang selanjutnya sebuah negara Merekalah yang membangun bangsa ini dan negara ini menjadi satu bangsa dan di negara-negara industri dan kompetitif pentas internasional. Oleh karena itu pendidikan Anak usia dini adalah investasi bangsa sangat penting dan berharga bagi pendidikan Indonesia nanti. Namun, pendidikan di Indonesia selama ini tampaknya dapat membentuk semakin sedikit sifat luar biasa dari generasi bangsa. Berbeda fenomena sosial yang dapat kita kembangkan menonton setiap saat dan menjadi masalah kendala utama dalam pembangunan dan cita - cita tinggi para pejuang kemerdekaan bangsa kita Fenomena tersebut meliputi:

Tingkat kejahatan yang tinggi meningkat kerusakan moral, masalah etika, adat istiadat dan ketidakjujuran siswa, kurangnya selera Tetap hormat kepada orang tua dan guru Semakin banyak kekerasan, semakin banyak melemahnya toleransi antar manusia, Korupsi, konspirasi dan nepotisme dan penegakan hukum, yang tampaknya masih terjadi jauh dari harapan akan nilai keadilan, serta berbeda peristiwa lain yang menyebabkan terjadinya kemerosotan moral umat. Juga di kota-kota dari ukuran tertentu gejalanya tiba ke tingkat yang sangat membingungkan. Kasus memberikan kesan bangsa kita sedang mengalami krisis moral, etika dan krisis krisis kepercayaan yang konstan.

Pembelajaran sosial emosional (PSE) telah menjadi satu topik yang semakin penting dalam konteks pendidikan. PSE merujuk pada proses di mana individu memahami dan mengelola emosi mereka, membangun hubungan yang positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Melalui PSE, anak-anak dapat belajar keterampilan sosial yang penting serta membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan mental dan emosional.

METODE

Metode penelitian menggunakan studi kepustakaan. Penulis menggunakan buku, jurnal, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet) (Nazir, 2013) yang ada hubungannya dengan pembelajaran sosial emosional untuk menemukan bukti-bulti Pentingnya untuk Perkembangan Anak.

PEMBAHASAN

Konsep Pembelajaran Sosial Emosional

CASEL bercita-cita untuk mengakkan kerangka kerja pendidikan prasekolah hingga sekolah menengah berdasarkan bukti-bukti berbasis praktik untuk meningkatkan pengembangan sosial-emosional-kognitif dan performa akademik siswa (CASEL, in press; Meyers et al., in press; Zins, Weisberg, Wang, & Walberg, 2004). Program – program PSE memuat praktik dan kebijakan yang membantu anak-anak dan orang dewasa untuk mendapatkan dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku, membangun hubungan interpersonal yang memuaskan, dan memimpin kerja etis, efektif, dan produktif. Praktik dan kebijakan tersebut adalah kompetensi untuk memahami dan mengelola emosi, mengatur dan meraih tujuan positif, merasakan dan menunjukkan perhatian kepada orang lain, menegakkan dan mengelola hubungan positif, dan membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan (CASEL, 2012).

PSE membina kompetensi sosial dan emosional melalui instruksi eksplisit dan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa yang membantu siswa untuk terlibat dalam proses belajar dan mengembangkan keterampilan analisis, komunikasi, dan kolaboratif (CASEL, 2010; Friedlaender et al., 2014). Melalui keterampilan analisis, komunikasi, dan kolaboratif yang diajarkan, dimodelkan, dipraktikkan, dan diterapkan pada berbagai situasi yang berbeda, sehingga siswa menggunakan hal-hal tersebut sebagai bagian dari repertoar perilaku sehari-hari. Program PSE juga meningkatkan kompetensi sosial dan emosional dengan membangun kelas positif/budaya sekolah, lingkungan, dan kondisi untuk belajar yang aman, penuh perhatian, kooperatif, terorganisasi dengan baik, dan partisipatif (Zins, et al., 2004). Sistem yang terintegrasi, pelaksanaan program-program PSE di kelas hingga tingkat sekolah, kerja sama dengan keluarga dan anggota komumitas adalah kunci keberhasilan PSE (CASEL in press; Meyers et al., in press).

PSE memuat program-program universal untuk seluruh siswa dengan dukungan perlakuan untuk siswa agar memperoleh pengalaman sosial, emosional, dan penanganan kesulitan perilaku (Adelman & Taylor, 2006). PSE adalah pembelajaran untuk mengenali dan mengelola emosi, memecahkan masalah secara efektif, dan membangun relasi positif dengan orang lain.

Target PSE adalah kombinasi perilaku, kognisi, dan emosi. Program-program PSE bertujuan untuk perkembangan murid, membantu murid mengembangkan perilaku yang sehat, dan mencegah keterlibatan mereka pada perilaku yang tidak sehat. Untuk itu, PSE membutuhkan sistem pendukung yaitu sekolah, keluarga, dan komunitas sebagai mitra (Zins & Elias, 2006). Kompetensi sosial emosional adalah kunci sukses di sekolah dan kehidupan. Emosi berdampak pada bagaimana dan apa yang dipelajari. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa PSE mempunyai efek positif pada performa akademik, kesehatan fisik, peningkatan kewarganegaraan. PSE esensial untuk sukses sepanjang hayat, mengurangi resiko ketidakmampuan menyesuaiakn diri, relasi yang gagal, kekerasan interpersonal, pelecehan, dan ketidakbahagiaan (Elias et al., 1997, Zins, Weissberg et al., 2004)

Menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), PSE mencakup lima kompetensi inti:

1. Kesadaran Diri: Kemampuan untuk mengenali emosi sendiri, memahami kekuatan dan kelemahan pribadi.

2. Pengelolaan Diri: Kemampuan untuk mengelola emosi dan perilaku yang sesuai dalam berbagai situasi.

3. Kesadaran Sosial: Kemampuan untuk memahami perspektif orang lain dan menunjukkan empati.

4. Keterampilan Relasi: Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan positif.

5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Kemampuan untuk membuat pilihan yang baik berdasarkan etika dan pertimbangan konsekuensi.

PSE berfokus pada pengembangan keterampilan ini baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, yang dapat berdampak positif pada kesehatan mental dan kesejahteraan siswa (CASEL, 2020).

Manfaat Pembelajaran Sosial Emosional

Banyak penelitian menunjukkan bahwa PSE memiliki manfaat yang signifikan bagi perkembangan anak-anak, termasuk:

1. Perbaikan Kesehatan Mental: Program PSE dapat mengurangi gejala kecemasan dan depresi di kalangan siswa (Durlak et al., 2011).

2. Peningkatan Kinerja Akademik: Anak-anak yang terlibat dalam program PSE menunjukkan peningkatan prestasi akademik dan keterlibatan di kelas (Durlak et al., 2011; Taylor et al., 2017).

3. Pengembangan Keterampilan Sosial: PSE membantu anak-anak mengembangkan keterampilan komunikasi yang kuat dan kemampuan untuk bekerja sama dalam tim (Eisenberg et al., 2000).

4. Pengurangan Perilaku Negatif: Implementasi PSE terbukti mengurangi perilaku kekerasan dan intimidasi di kalangan siswa (Jones et al., 2013).

Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah

Implementasi PSE di sekolah melibatkan berbagai pendekatan termasuk:

1. Kurukulum Terintegrasi: Mengintegrasikan PSE dalam kurikulum yang ada untuk menciptakan pengalaman belajar yang holistik.

2. Pelatihan Guru: Melatih guru untuk mengajarkan keterampilan sosial emosional dan mendukung siswa dalam pengelolaan emosi mereka (Zins & Elias, 2006).

3. Lingkungan Sekolah yang Mendukung: Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung, di mana siswa merasa dihargai dan diperhatikan.

Sebagai contoh, beberapa sekolah di Indonesia telah mulai mengadopsi pendekatan PSE dalam pengajaran mereka, memfokuskan pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial siswa (Ainun & Zukhruf, 2020).

Tantangan dalam Pembelajaran Sosial Emosional

Meskipun banyak manfaat yang terkait dengan PSE, ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi dalam implementasinya:

1. Kurangnya Sumber Daya: Banyak sekolah yang kekurangan sumber daya untuk mengimplementasikan program PSE secara efektif.

2. Kepahaman dan Dukungan: Tidak semua orang tua atau pendidik memahami pentingnya PSE, yang dapat menghambat penerapan program (Sklad et al., 2012).

3. Budaya dan Konteks: Penerapan PSE harus disesuaikan dengan konteks budaya lokal agar lebih relevan bagi siswa (Benning et al., 2016).

Kesimpulan

Pembelajaran sosial emosional merupakan komponen penting yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Mereka yang memiliki kemampuan sosial dan emosional yang baik cenderung lebih berhasil dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk akademik dan hubungan sosial. Dengan mengadopsi dan menerapkan pendekatan PSE, sekolah dapat membantu siswa tidak hanya dalam mencapai keberhasilan akademik tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan hidup yang berkelanjutan.

Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan memberikan dukungan yang tepat, kita dapat menciptakan generasi siswa yang lebih sehat secara emosional dan sosial.

SARAN

Saran untuk tulisan ini adalah 1) diharapkan ada banyak penelitian tentang pembuatan program-program pembelajaran sosial emosional (PSE) di sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan; 2) Diharapkan ada banyak penelitian tentang implementasi program-program pembelajaran sosial emosional (PSE) dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa (kognisi)

Daftar Pustaka

Ainun, H., & Zukhruf, A. (2020). Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional dalam Pendidikan Karakter di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(1), 1-15.

Benning, J., et al. (2016). Cultural adaptations of social and emotional learning programs: A systematic review. Educational Psychology Review, 28(2), 407-433.

Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL). (2020). What is SEL? Retrieved from https://casel.org/what-is-sel/

Durlak, J. A., et al. (2011). The Impact of Enhancing Students' Social and Emotional Learning: A Meta-Analysis of School-Based Universal Interventions. Child Development, 82(1), 405-432.

Eisenberg, N., et al. (2000). The relations of emotionality and regulation to children’s social functioning. Emotion, 1(2), 286-307.

Jones, S. M., et al. (2013). The impact of a school-based social-emotional learning intervention on students' social and emotional skills: An exploratory study. Social and Emotional Learning Research, 1(1), 1-23.

Sklad, M., et al. (2012). Effectiveness of SEL programs: A meta-analysis. European Journal of Psychology of Education, 27(1), 1-20.

Taylor, R. D., et al. (2017). Improving students’ social and emotional skills: A meta-analysis of school-based interventions. Journal Edit of School Psychology, 65, 12-22.

Zins, J. E., & Elias, M. J. (2006). Social and emotional learning: Guidelines for educators. American Educational Research Association.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post