Dalam kalender Hijriyah penetapan awal bulan maupun akhir bulan dilakukan dengan rukyatul hilal (melihat munculnya bulan baru). Namun untuk bisa melakukan rukyat dengan tepat dan benar, tentu saja ada ilmunya. Ilmu falakiyah adalah ilmu yang membahas tentang astronomi, sejak lama kaum muslimin sudah mempelajari ilmu ini dan sudah turun temurun mewariskannya kepada generasi Islam.

Seiring dengan perkembangan teknologi astronomi, maka peredaran bumi dan matahari sebagai tanda dimulainya bulan baru, sudah bisa diprediksikan. Dalam terminologi Islam ilmu ini disebut dengan hisab. Keberadaan ilmu hisab akan membantu mempermudah untuk melakukan rukyatul hilal. Karena dengan hisab sudah bisa diketahui perkiraan kemunculan bulan baru, itu berapa derajat, pada posisi berapa derajat garis bujur dan lintang, serta pada pukul berapa bulan tersebut akan nampak, kapan konjungsi (matahari dan bulan berada satu baris) akan terjadi. Dengan diketahuinya komponen-komponen tersebut di atas, akan sangat membantu proses rukyatul hilal. Kemana arah teropong atau mata itu akan ditujukan untuk berburu munculnya hilal. Sehingga antara ilmu hisab dan rukyat itu saling melengkapi, tidak ada persoalan dengan keduanya.

Pada bulan Rajab 1438 H tahun ini, bertepatan dengan hari Rabu 29 Maret 2017. Ketika memasuki bulan Rajab ada doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada kita kaum muslimin.

اللهم بارك لنا فى رجب و شعبان و بلغنا رمضان. رواه الطبراني

Allohumma baarik lanaa fii rojaba wasya'baana waballignaa Romadoon

“Ya Alloh berikanlah keberkahan kepada kita pada bulan Rojab dan Sya’ban dan sampaikanlah kita pada bulan Romadhon “

Bulan Rajab termasuk salah satu diantara empat bulan haram (suci/agung) dalam Islam. Diantara bulan haram itu adalah: Rojab, Dzul Qo;dah, Dzul Hijjah dan Muharrom). Pada bulan-bulan haram tersebut kaum muslimin dilarang perang atau melakukan pembunuhan.

Adapun mengenai puasa di bulan Rojab diperbolehkan, sebagaimana mengerjakan puasa-puasa sunnah lainnya pada bulan selain bulan Rojab, misalnya puasa Senin Kamis, puasa Daud atau puasa sunnah lainnya.

Hadist Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Usamah Bin Zaid:

"Aku berkata kepada Rasulullah: "Yaa Rasulullah aku tidak pernah melihatmu berpuasa sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya'ban. Rasulullah Saw menjawab: "Bulan Sya'ban itu adalah bulan yang dilalaikan di antara bulan Rajab dan Ramadhan, dan bulan Sya'ban adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Allah SWT dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa" (HR. Imam An Nasa'i Juz 4 hal. 201)

Imam As Syaukani menjelaskan, secara tersurat yang dipahami dari hadist yang diriwayatkan oleh Usamah, Rasulullah Sw bersabda: "Sesungguhnya Sya'ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia diantara Rajab dan Ramadhan" ini menunjukkan bahwa puasa Rajab adalah sunnah sebab bisa dipahami dengan jelas dari sabda Nabi Saw bahwa mereka lalai dari mengagungkan Sya'ban dengan berpuasa karena mereka sibuk mengagungkan Ramadhan dan Rajab dengan berpuasa". (Naylul Author Juz 4 hal 291)

Semoga kita diberikan umur panjang hingga bisa bertemu dengan Bulan Ramadhan, sebagaimana doa yang diajarkan oleh Nabi Saw tersebut di atas saat memasuki bulan Rajab.