Husain Yatmono

Husain Yatmono fb:husain.yatmono email: [email protected] Blog: http://menulisdimedia.blogspot.com http://duniapendidikanchannel.blogspot.com ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PANIK

PANIK

Pernahkan anda mengalami kepanikan?

Kondisi seperti apa yang menyebabkan anda menjadi panik?

Bagaimana kondisi anda saat berada pada saat panik?

Hanya orang-orang yang pernah mengalami yang bisa merasakan. Mungkin anda tidak merasakan kepanikan tersebut, tapi bisa melihat teman anda perilakunya jadi aneh, tidak seperti biasanya. Mondar-mandir kesana kemari, pandangan jauh menerawang kemana-mana, tidak fokus, maunya berbuat diluar batas-batas kewajaran, atau bahasa kerennya under control. Itulah ciri-ciri orang yang mengalami kepanikan.

Apa yang harus dilakukan jika anda mendapati teman berperilaku seperti itu? Tentu saja, sebagai teman anda akan mencoba mendekati, mengajak bicara, ada permasalahan apa sehingga perilakunya tidak seperti biasanya. Itulah teman yang baik, a friend in need, a friend indeed. Tapi jika teman itu tidak peduli dengan anda, masa bodoh, memangnya gue pikirin, mati saja lo, itulah sikap teman yang hanya memanfaatkan anda saat dibutuhkan.

Bagi anda yang gagal memahami kata panik, bisa lihat film Titanic. Bagi anda yang tidak pernah melihat film tersebut, silakan cari di youtube. Gambaran panik itu, bisa anda saksikan, saat sang Nahkoda Kapal Titanic sedang melihat gunung es di depannya. Menurut perhitungan sang Nahkoda, antara jarak gunung es dan kecepatan kapal, tidak mungkin bisa menghindari menabrak gunung es itu. Sang nahkoda harus berpikir dan berusaha keras bagaimana bisa menghindari menabrak gunung es tersebut.

Tapi para penumpangnya, tidak mengetahui kondisi ini, mereka asyik menikmati perjalanan wisata dengan menikmati kemewaan fasilitas yang ada. Padahal sejatinya nyawa, jiwa, harta mereka terancam. Baru last minute mereka menyadari. Kali ini penumpang pun mengalami kepanikan yang luar biasa. Namun, semua sudah terlambat, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan mereka. Cerita tenggelamnya kapal Titanic ini pun menjadi melegenda.

Kawan-kawan, sejatinya kalau kita perhatikan kondisi negeri kita saat ini, tidak jauh berbeda dengan kapal Titanic tersebut. Hanya sang Nahkoda dan kru kapal yang bisa mengetahui, serta sedikit rakyat yang peduli terhadap kondisi negeri ini. Rakyat secara umum, tidak mengetahui apa yang terjadi, asyik menikmati hidup. Namun sejatinya, jika mereka jeli, bisa merasakan kondisi yang tidak normal ini, meski tidak bisa melihat secara kasat mata apa yang sedang terjadi.

Kondisi ini diperparah dengan kehadiran media yang kurang obyektif dalam mengemas informasi yang mereka sampaikan. Media membingkai, frame, berita sesuai dengan apa yang mereka kehendaki, menggiring opini, menggarahkan informasi sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Pemberitaan antara media dengan logo yang berbeda, kemasan beritanya pun berbeda.

Demikian juga dengan sebaran informasi lewat media online, media sosial, tanpa mengenal batas wilayah dan waktu. Kini, setiap orang di tangan mereka tidak pernah lepas dengan smartphone. Setiap saat siap memviralkan berita atau opini yang dikehendaki.

Saling serang opini, memviralkan pendapatnya untuk menguatkan dukungan. Negara yang mestinya menjadi pelindung warganya, justru menampilkan sikap permusuhan terhadap kelompok tertentu dan mendukung kelompok lainnya. Semua ini berawal dari ketidak adilan yang ditunjukkan oleh penguasa. Dalam negara hukum, negara kerap kali tidak memberikan contoh yang baik dalam ketaatan pada hukum. Tanggapan pun bermunculan dari pakar hukum yang ada di negeri ini, sikap represif dan kesewenang-wenangan penguasa dalam menegakkan hukum mendapatkan kritikan. Yusril Ihsa Mahendra, Pakar Hukum Tata Negara, memberikan kritikan yang keras kepada penguasa sering bertindak di luar koridor hukum.

Adanya upaya adu domba antar kelompok Islam sangat nampak dimainkan di negeri ini. Bahkan, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin meminta umat Islam di Indonesia jangan mau diadu domba. Menurut Rais Aam PBNU, persoalan yang dihadapi umat Islam saat ini ada indikasi pihak yang ingin memecah belah umat dengan beragam cara. (http://khazanah.republika.co.id, 15/5/2017)

Adu domba ini merupakan cara lama yang dipakai oleh penjajah untuk melumpuhkan kekuatan umat Islam dari dalam. Belanda menggunakan politik devide et impera (adu domba) untuk menghancurkan perlawanan umat Islam dalam perjuangannya mengusir Belanda. Politik adu domba merupkan rekomendasi Rand Corporation – sebuah lembaga think tanks, Amerika Serikat dalam melemahkan perjuangan umat Islam. Sebagaimana ditulis oleh Cherly Benard, dalam bukunya Civil Democratic, Partners, Resources, And Starategies, diungkap secara detil upaya pecah belah umat Islam.

Mereka membagi umat Islam dalam tiga kelompok yaitu: moderat, tradisonal dan fundamentalis. Rekomendasi mereka dukung kelompok Islam tradisionalis agar berlawanan dengan kelompok Islam fundamentalis dan mencegah pertalian atau hubungan yang erat diantara kelompok tersebut. Inilah yang saat ini sedang dimainkan oleh penguasa terhadap kondisi umat Islam di Indonesia. Mereka membenturkan kelompok yang dicap sebagai fundamentalis seperti: HTI, FPI dengan kelompok yang mereka sebut dengan tradisional seperti NU.

Sebab itu, umat Islam harus sadar akan upaya adu domba ini. Karena sejatinya antar umat Islam adalah saudara, seaqidah, mengimani kitab yang sama Al Qur’an. Musuh mereka sejatinya adalah asing (Barat Kapitalis) dan aseng (China Komunis) yang ingin menggeruk keuntungan atas kekayaan negeri ini dengan memanfaatkan kaki tangan mereka.

Bersatulah saudaraku, pasti engkau akan mampu menghadapi penjajahan Neo Liberalisme dan Neo Imperialisme yang bercokol di negeri ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepertinya saya sudah pernah baca artikel ini. Di mana ya?

18 May
Balas



search

New Post