Husni Mubarrok

Alhamdulillah, sudah 12 buku solo diterbitkan. Ia mulai tertarik di dunia literasi di akhir tahun 2016. Ketika guru dan siswa saling bercermin (Quanta) adalah k...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERHIJRAH KARENA TEMAN  Tantangan hari ke-77

BERHIJRAH KARENA TEMAN Tantangan hari ke-77

BERHIJRAH KARENA TEMAN

Tantangan hari ke-77

Husni Mubarrok

Dulu, tak terpikir olehku kalau aku nantinya punya karya. "Punya karya apa mas?," bikin sepeda, bikin komputer atau bikin pesawat.

Wah....wah....., kok jauh amat sih!. Ya, ndak lha!. Karya yang aku maksud adalah buku. Gimana ceritanya, kok bisa?. Baiklah, dengarkan ya....akan aku ceritakan!.

Awalnya, aku tak tahu literasi itu apa?. Jangankan mengetahui makna literasi, menulis dan membaca saja, aku tak biasa. Membaca seolah-olah virus buatku, bagaimana tidak, belum lama aku membaca, selalu saja aku terserang virusnya. Mataku mulai lelah, tak mampu melanjutkan melihat deretan huruf, bibirku mulai kaku, tak sanggup melanjutkan mengeja huruf, belum lagi virus nenek moyang "mengantuk" semakin menggerogoti jiwa dan ragaku, dan akhirnya akupun mati dibuatnya. Ya, sudah, berhenti membaca, lalu tertidur pulas ku dibuatnya.

Membaca saja, seperti itu, apalagi menulis tentu jauh lebih sulit. Ndak percaya?, silakan buktikan!.

Saat itu, aku memberanikan menulis. Jujur tak ada modal sama sekali, tak ada persiapan khusus yang membekaliku, modalku cuma pulpen dan buku tulis. Baiklah akan aku mulai untuk menulisnya.

Pulpen itu kupaksakan untuk bergerak merangkai kata mengikuti pikiran hatiku, namun hanya satu baris, pulpenku sanggup menghasilkan tulisan, setelah itu berangsur-angsur mogok tak sanggup melanjutkan. Pikiran buntu karena kurang wawasan, tangan kaku karena tak terbiasa menggoreskan tinta tulisan, dan pada akhirnya menyerah, lalu ngacir pergi begitu saja melakukan aktivitas lain. Mogok ceritanya nih!, hehe..

Itulah masa kelamku, tak suka membaca, apalagi menulis. Hingga takdir menyeretku untuk berhijrah, meninggalkan masa kelam, yang tak suka membaca, melepaskan masa kelam, yang menjerat raga dan menali tanganku agar tak mampu menulis. Hijrah itu datang dari seorang teman yang suka dunia literasi.

Dari sanalah aku mulai belajar, dari sanalah aku mulai tertarik, seolah-olah ada cemistry bagiku untuk mulai menyukai dunia literasi. Sedikit demi sedikit, aku mulai suka membaca, lalu aku mulai belajar menulis. Meski sudah terbilang terlambat dengan usiaku saat itu, namun bagiku tetaplah membanggakan karena lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Melalui proses yang tak instan, aku mulai belajar menulis, kupaksa diri dengan segenap jiwa raga, tak jarang terperas keringat, tercucur air mata bahkan lelah mendera kerap menyapa. Kebiasaan yang lain juga mulai aku rutinkan. Aku mulai belajar membaca buku-buku ringan, aku tahu tak mudah menghindar dari virus membaca yang kerap menerjang, meski sulit namun tetap aku upayakan, berjuang melawan rasa ngantuk dan rasa bosan.

Ada penyemangat yang selalu mendukungku, yang tak pernah lelah terus memotivasiku. "Tulisanmu bagus, meski sederhana tapi penuh makna, yuk terus menulis," tuturnya yang selalu meluncur deras dari bibirnya.

Sahabat, Jujur harus kuakui, karena temanlah, aku berhijrah. Berhijrah untuk mencintai dunia literasi, berhijrah dari kebiasaan malas membaca dan malas menulis. Kini, sedikit demi sedikit, aku mulai ada cemistry, mulai suka membaca, dan mulai rajin menulis dan pada akhirnya sebuah karya membuktikannya bahwa aku telah berhijrah.

Tak dapat kita lepaskan, bahwa hidup selalu akan berinteraksi dengan sesama, karena menang sudah kodratnya bahwa manusia adalah makhluk sosial (homo socius) yang selalu berinteraksi dan bergaul dengan sesama dimanapun dan kapanpun.

Saya menyadari bahwa sesungguhnya keberadaan teman dan sahabat sangatlah berarti. Mereka bisa memberikan pengaruh atas diri kita. Teman yang baik tentu akan memberi pengaruh baik dan sebaliknya teman yang buruk juga akan memberi dampak buruk bagi perilaku kita.

Karenanya, bagaimana model temanmu, itulah cermin pribadimu, meski tak selalu benar adanya. Berteman dengan penjual minyak wangi, tentu akan berbau minyak wangi, harum dan menyegarkan. Berteman dengan si pandai besi, tentu akan berbau besi, menyengat dan berbau bara api. Sama halnya dengan diriku, karena berteman dengan sahabat pecinta literasi, aku jadi mulai suka menulis, sebab berteman dengan Sahabat Pena Nusantara (SPN) pula, kini aku telah berhijrah dari masa suramku yang tak suka membaca dan tak bisa menulis menuju masa yang penuh cahaya, berlapis karya, beraroma literasi, berdinding tulisan dan berlukiskan bacaan. Sungguh karena teman, aku bisa berhijrah.

Sebagai manusia, tentu kita semua pasti memerlukan orang lain, dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kita tidak dapat terlepas dari bantuan dan pertolongan antar sesama. Dan seseorang yang paling dekat setelah keluarga kita, adalah teman yang terkadang kita membutuhkan bantuan dan pertolongannya. Selain bantuan dan pertolongannya, teman juga dapat mempengaruhi perilaku kita.

Coba kita perhatikan di lingkungan tempat tinggal kita masing-masing. Adakah remaja yang pada mulanya baik menjadi tidak baik karena salah pergaulan, kurang tepat dalam memilih teman yang pada akhirnya terpengaruh dan terseret dalam lingkaran pergaulan bebas. Pun sebaliknya, banyak juga remaja yang pada awalnya berprilaku kurang baik, namun pada akhirnya berubah menjadi baik karena lingkungan temannya yang mempengaruhi perubahan atas dirinya. Sama halnya dengan perubahan yang terjadi pada diriku seperti cerita yang telah aku ceritakan diatas.

Oleh karenanya, yuk sekarang cermati dan lihat teman-teman kita. Apakah mereka adalah teman-teman kita yang baik, yang selalu mengajak kita untuk rajin dan semangat dalam belajar. Apakah mereka adalah teman-teman yang selalu mengajak kita untuk gemar beribadah dan beramal shaleh. Apakah keberadaan mereka berdampak pada perubahan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Alhamdulillah, jikalau karena teman, seorang gadis berubah memakai jilbab dari yang tadinya tidak berjilbab, alhamdulillah, jika ada seorang pemuda yang awalnya suka begadang dan keluyuran menjadi seorang pemuda yang rajin ke masjid dan senang mengikuti pengajian, alhamdulillah jika ada seseorang yang awalnya malas membaca Al-Qur’an dan malas pula mengkaji ilmu agama, berubah menjadi rajin membaca Al-Qur’an dan semangat dalam mengkaji ilmu agama karena pengaruh pergaulan teman. Sungguh akibat teman, kita bisa berubah, berubah menjadi pribadi yang semakin baik atau sebaliknya menjadi pribadi yang malah semakin buruk.

Bahkan Rasulullah pun telah menasehati dan memberikan arahan kepada kita semua untuk lebih berhati-hati dalam bergaul dan berteman, sebagaimana sabdanya “Seseorang itu berada pada agama teman karibnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang dia jadikan teman karibnya.” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ahmad) dalam hadist yang lain, Rasulullah saw., bersabda,“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karenanya, jangan salah dalam memilih teman, pilihlah teman yang baik, bergaulah dengan teman yang mampu mengajakmu berhijrah. Iya berhijrah menjadi pribadi yang baik, semakin baik dan jauh lebih baik. Insyaallah.

Tantangan hari ke-77

#Tantangan MediaGuru

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang sangat panjang dan bernas, keren Bapak. Memang teman itu sangat berpengaruh pada kemajuan diri kita. Bisa baik bisa juga buruk bergantung pada temannya itu. Sering saya sampaikan pada anak-anak di sekolah. Kalau berteman dengan penjual minyak wangi kamu akan ikut wangi.Bila berteman dengan berandalan kau akan ikut jadi berandalan. Salam literasi, semoga sehat selalu ya Pak,Aamiin

31 Mar
Balas

Mantap pak...Insya Allah...motivasi yg luar biasa..Sehat dan sukses selalu

31 Mar
Balas



search

New Post