Husni Mubarrok

Alhamdulillah, sudah 12 buku solo diterbitkan. Ia mulai tertarik di dunia literasi di akhir tahun 2016. Ketika guru dan siswa saling bercermin (Quanta) adalah k...

Selengkapnya
Navigasi Web
KENAPA HARUS TAKABBUR?  Tantangan hari ke-87

KENAPA HARUS TAKABBUR? Tantangan hari ke-87

KENAPA HARUS TAKABBUR?

Tantangan hari ke-87

Husni Mubarrok

Apa yang patut disombongkah oleh setiap insan manusia, jika segala yang dipunya, mendadak dicabut oleh sang Maha Pencipta. Tentu tiada daya dan upaya bukan, untuk mengelaknya! Pastinya kita lemah dan tak berdaya. Sekarang coba, bayangkan. Seandainya saja, harta yang selama ini, kita banggakan dan kita agung-agungkan, mendadak dicabut oleh Allah lewat jalan kebangkrutan usaha, rizki yang tak lancar, terkena PKH, jiwa yang sakit hingga tidak mampu bekerja ataupun musibah dalam bentuk lainnya, maka tentu sangat mudah bagi Allah ‘Azza Wa Jalla untuk melakukannya.

Dalam realitas kehidupan, sering kita mendengar, seorang pengusaha kaya raya, mendadak jatuh miskin, sebab usahanya kena musibah, terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan tempat usahanya atau sebab kalah bersaing dengan rekan bisnis yang mengakibatkan omset usahanya terus menurun dan pada akhirnya gulung tikar.

Atau bisa juga seorang pejabat dengan posisi terhormat dan berada dipuncak karir, tiba-tiba harus terjun bebas, menjadi karyawan rendahan dengan gaji tak seberapa atau bisa juga mendekam dibalik jeruji penjara sebab kasus korupsi yang menjeratnya, tentu mudah bagi Allah tuk melakukannya.

Sadarilah segala kelebihan yang kita punya, adalah milik-Nya, kita hanya di titipi amanah untuk selanjutnya akan diminta kembali oleh sang pemilik amanah itu. Oleh karenanya tak perlulah kita menyombongkan diri hanya karena berlimpah harta, berpangkat tinggi, berilmu mumpuni atau kelebihan-kelebihan lainnya yang kita miliki. Sadarilah itu semua hanyalah titipan, kita tak berhak memiliki hingga menyombongkan diri. Naudzubillah.

Ibaratnya, saat temanmu menitipkan kendaraan kepadamu karena harus bepergian jauh untuk sementara waktu. Apakah kendaraan itu menjadi milikmu?, tentu tidak bukan!. Karena sejatinya kendaraan itu tetaplah milik teman kita dan suatu saat nantinya, ketika kembali pulang ia akan mengambilnya. Demikian pula dengan segala kelebihan yang kita punya, tentu juga akan kembali pada-Nya. Lantas untuk apa kita takabbur dan menyombongkan diri?.

Allah swt., berfirman,“Janganlah kalian berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan karena sesungguhnhya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al Isra’: 37)

Perilaku sombong, pada prakteknya bisa bermacam-macam. Namun intinya sombong itu adalah sikap yang merendahkan orang lain dan menolak kebenaran. Seseorang yang sombong biasanya akan merasa bangga pada dirinya dan pada apa yang dimilikinya dan selalu menganggap remeh orang lain. Sesungguhnya tidak ada manusia di dunia ini yang diperbolehkan memiliki sifat sombong karena memang hanya Allah sajalah yang pantas untuk sombong dan menyombongkan diri karena kebesaran dan kekuasaan-Nya.

Rasulullah saw., juga telah bersabda,“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam kalbunya ada sikap sombong meski sebesar biji sawi.” Dalam sejarah islam, telah banyak dikisahkan tentang bagaimana orang-orang yang sombong yang pada akhirnya mengalami kehancuran. Seperti Fir’aun dan Raja Namrud yang menganggap dirinya Tuhan yang layak sombong dan patut disembah, atau Qarun dengan kesombongan harta yang dimilikinya yang pada akhirnya mereka semua menjadi hancur dan binasa dengan kesombongan yang telah mereka agung-agungkan.

Oleh karenanya, sadarlah saudaraku. Kita adalah makhluk yang lemah, tiada daya dan kekuatan selain atas pertolongan dan kuasa-Nya. Rizki kita, jabatan kita, ilmu kita, dan segala yang kita punya adalah milik Allah. Iya, hanya milik Allah, bukan milik kita, ia hanya titipan yang wajib kita jaga, ia adalah amanah yang pastinya kita pertanggungjawabkan.

Ya, Tuhan, ampuni hamba atas dosa yang kami lakukan, dosa atas kesombongan yang sering hamba lakukan. Bukakanlah mata hati hamba untuk menerima hidayah-Mu, untuk mengagungkan kebesaran-Mu dan menyadarkanku bahwa hamba adalah makhluk yang lemah dan tak pantas sedikitpun untuk sombong. Ampuni hamba yang Allah.... Aamiin.

Tantangan hari ke-87

#Tantangan MediaGuru

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post