H.YANTO, S.Ag.,M.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Pagi di Hari Minggu

Cerita Pagi di Hari Minggu

Tulisan Ke-24

(Catatan Bang Rojak Tukang Bubur Ayam)

Hari ini hari minggu terakhir di bulan Juli dua ribu dua puluh satu. Sinar mentari pagi memancarkan cahaya dan terasa udarapun begitu hangat, berbeda dengan hari-hari sebelumnya, terasa udara dingin dan awanpun sering mendung.

Pagi ini aku beraktifitas seperti biasa, bersih-bersih rumah, merawat bunga dan memberi makan ayam yang kandangnya berada di samping rumahku. Sebelum berangkat ke Karawang.

Tiba-tiba terdengar suara si Kakak memanggilku " Abi tolong anter kakak ke pasar pagi yah, ini kan hari minggu ada pasar pagi !" Ujar si kakak, sambil menghampiriku di belakang rumah.

Pasar pagi itu, pasar yang biasa ada di hari minggu saja, lokasinya di perumahan Sukaraya. Disana terdapat penjual makanan anak-anak, sayur mayur dan ikan, walaupun tidak lengkap tapi cukup ramai, karena banyak masyarakat berolahraga di hari minggu , mereka libur kemudian berkumpul di pasar pagi untuk berbelanja.

Aku bilang " Kakak tidak ada pasar pagi sebab sedang PPKM sudah tiga minggu di sana sepi, tidak boleh berjualan di sana!" Sambil menjelaskan."Tapi coba saja bi kesana dulu, sebelum melihat jangan dulu bilang tidak ada, harus pastikan, baru bicara" sepertinya tetap penasaran.

"Ya sudah kakak siap-siap pake masker, abi cuci tangan dulu ganti baju, dan mengeluarkan motor dulu," sambil aku masuk ke kamar madi dan emudian ganti baju.

Setelah motor di keluarkan aku dan anak ku si kakak, berangkat k pasar pagi dan memang tempatnya tidak jauh dari rumah kurang lebih, tujuh ratus lima puluh meter. Di perjalanan, motor ku sepertinya kurang angin, sebab terasa tidak nyaman di pakainya, akhirnya mampir ke bengkel dan tambah angin. Setelah tambah angin akhirnya aku meneruskan perjalanan ke pasar pagi, lokasinya di perumahan Sukaraya.

Ternyata betul dugaan ku, pasar paginya tidak ada, tampak sepi yang ada hanya pedagan yang biasa jualan di sekitar perumahan tersebut.Aku parkirkan motor dekat tukang bubur ayam, sambil bicara. " Kak betul kata abi kan pasar paginya tidak ada ?"

" Iya bi kakak sekarang percaya, memang tidak ada, cuma ada yang jualan biasa aja yah" sambil turun dari motor kelihatan wajahnya kecewa.

"Ya sudah sekarang kita makan bubur aja yah ?" Kata ku sambil duduk di kursi tukang bubur. "Sepertinya kakak tidak mau bi, ingin makan martabak coklat aja nanti pulangnya mampir ke perumahan BKI" kata si Kakak.

"Bener ni tidak mau, nanti nyesel bilang lapar lagi !" Kataku sambil bercanda, ngelihat wajahnya murung dan kecewa, sebab kalau di pasar pagi, si kakak membeli jajanan cak we, sosis bakar dan cilung, makanan yang biasa di konsumsi anak-anak.

"Kakak tidak mau bi sudah beliin saja umi buburnya di bungkus" si kakak sambil duduk juga di kursi dekat aku.

"Bang Rojak tolong bubur satu mangkok campur makan disini, dan di bungkus satu campur juga tapi jangan pake daun bawang ," kata ku. Tukang bubur itu bernama Rojak, di panggilnya bang Rojak.

"Iya pak haji" sahut bang Rojak. Dia tukang bubur langganan ku kalau di pasar pagi. Aku pasti makan bubur di beliau. Memang rasanya berbeda lebih enak, di bandingkan dengan yang lain, biasanya pengen makan bubur bang Rojak itu sampai antri banget, karena banyak sekali yang membeli, harganya juga standar satu mangkok tujuh ribu rupiah, dan di sediakan air teh anget juga.

Sambil bang Rojak menyiapkan bubur aku bicara sama bang Rojak."Bang Rojak kok sepi yah, pasar paginya tidak ada, dan tidak banyak yang jualan ?" Mulai aku bertanya.

"Iya pak haji sebab katanya PPKM Darurat takut ada penyebaran corona, ada himbauan dari pak RT dan Pak RW, jadi jangan dulu berjualan di sekitar sini, kecuali masyarakat berada di perumahan ini, baru di bolehkan. Sementara dari luar tidak boleh jualan dulu" kata bang Rojak.

"Oh gitu, terus bang Rojak bagaimana pengahasilan nya kalau sepi seperti ini ?" Tanyaku ke bang Rojak, selagi sepi tidak ada yang membeli, aku ingin mengetahui informasi pendapatan bang Rojak, saat pandemi.

"Jelas pak haji berbeda, yah menurun sekitar empat puluh persen dari penghasilan biasanya, tapi saya sih masih bersyukur masih bisa jualan ada penghasilan dan cukup lah buat resiko dapur sih, kebetulan dapat juga bantuan dari pemerintah !" Jelas bang Rojak.

Aku tambah penasaran, aku tanya lagi sambil mengambil bubur yang sudah di siapin. Kemudian aku bertanya," Kalau bang Rojak punya anak berapa dan apakah anak-anak bang Rojak sekolah?"

" Alhamdulillah anak saya tiga, yang paling besar sudah kuliah di unsika semester dua, yang kedua sekolah di SMA Sukatani, sedangkan yang paling kecil baru masuk SMP pak haji " kata bang Rojak menceritakan.

Aku kagun sekali sama bang Rojak, dia seorang pedagang bubur tapi merasa penting untuk pendidikan anak nya, Istrinya pun buka warung kecil-kecilan di rumah untuk membantu ekonomi keluarga. Ternyata jika masih ada niat untuk ikhtiar Allah pastinya memberikan rizki, besar atau kecil apa yang di dapatkan tergantung syukurnya.

Alhamdulillah pagi hari ini aku mendapatkan pelajaran dan inspirasi dari seorang pedagang bubur yang bernama bang Rojak, dia memahami pentingnya pendidikan anak dan tidak putus asa untuk mencari nafkah sekalipun situasi dalam ke adaan pandemi covid 19, bang Rojak menerimanya dengan ikhlas dan penuh semangat. ini lah kehidupan yang harus terus berjalan dan kita lalui, sepahit apapun yakini, ada hikmah di balik kejadian, setiap kesulitan pastikan akan ada kemudahan, aamiin

Warung Satu, 25/07/2021

Aby

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post