Ibnu Rusdi Handono

Lahir di desa Pajaran, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, pada tanggal 25 Juli 1969. Lulus SDN Genengwaru Rembang th 1981, SMPN 1 Gondang Wetan P...

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru Pewaris Para Nabi (Sebuah Refleksi untuk Introspeksi)

Dalam suatu kesempatan bersilaturahim dengan Guru kami yang mulia, saya sempatkan menyampaikan gundah gulana tentang harapan dan hambatan yang para guru hadapi di era golabisasi sekarang ini. Guru sepuh, dalam balutan hem putih lengan pendek, peci hitam dan sarung tenun hitam polos, duduk bersila di lantai beralas tikar daun pandan. Kami duduk melingkari beliau. Beliau diam sesaat, kami diam merajut pikiran melingkari ruang paseban.

Beliau duduk berhadapan dengan kami, beberapa diantaranya adalah para guru yang tidak muda lagi termasuk saya. Beliau masih berkenan bercengkerama dengan kami, para mantan murid dan kerabat karib padepokan, untuk menampung aspirasi para tamu atau berbagi pengalaman untuk saling belajar tentang kehidupan ini. Ini komunitas ideal, saya banyak belajar di sini. Saya sudah terikat rasa batin dengan komunitas ini, dan senantiasa mencari rehat dari rutinitas untuk hadir berbaur dalam habitat maslahat. Di sini, saya mendapatkan pitutur, pepatah, petutuh dan pituduh yang inspiratif serta mencerahkan kalut carut pikiran.

Galau batin yang mengendap sekian lama dan tak terurai bahkan cenderung terabaikan. Betapa tidak, sudah dua puluh tujuh tahun dari usia empat puluh delapan, saya menjalani profesi guru di SMP Negeri di daerah pinggiran. Saya belum pernah merasakan terbebas dari beban memikirkan perihal perilaku murid yang tidak sepantasnya, perilaku menyimpang dari tatanan ideal. Perilaku yang semestinya murid tidak pantas lakukan dalam usianya dan menyalahi aturan sekolah atau bahkan norma masyarakat sekitar. Meskipun pernah tiga kali mutasi berpindah sekolah, bahkan salah satunya antar kabupaten yang berbeda corak kultur budaya masyarakatnya. Pada walnya dengan mutasi, saya mendambakan suasana yang lebih baik daripada situasi sebelumnya, tapi tetap saja murid seperti itu muncul setiap saat.

Saya menyikapi fenomena perilaku menyimpang murid tersebut sebagai beban tanggung jawab yang harus saya emban dipundak. Guru, menurut saya, seharusnya responsif dan berkomitmen membina murid berperilaku terpuji (ahlak karimah) terlabih dahulu, kemudian membekali mereka dengan pengetahuan, keterampilan dan kecakapan hidup ideal-bermartabat dalam masyarakat. Itu idealisme yang sulit disepahami para pegiat pendidikan. Maknanya bias karena masing-masing orang berbeda sudut pandang, apalagi dalam upaya pencapaian tujuannya. Gundah ini saya sampaikan kepada sang Guru, semata agar terasa ringan beban pikiran.

Beliau kemudian menyampaikan dengan gaya khas perihal apresiasi sekaligus koreksi terhadap kinerja para muridnya - para guru, termasuk saya yang serasa terbenam dalam suasana runduk tawadhu’.

“Guru itu pengemban amanah, pewaris para nabi untuk membimbing dan menunjukkan jalan dengan ilmu agar manusia mengenal Tuhannya dan beribadah hanya untukNya.” Beliau membuka komunikasi dengan sesungging senyum dan tatapan sejuk berbinar, wibawa anggun nan agung.

Kami, para guru dengan latar belakang berbeda dan segepok masalah dibenak masing-masing serempak runduk terangguk-angguk. “ Ah, pewaris para nabi?” batin bergumam lirih, bertanya menilai diri. Saya menoleh kanan kiri khawatir teman sebelah mendengar tanya batin ini. Semuanya tampak tertunduk, seakan beban tertumpuk ditengkuk. Mata-mata tertumbuk di lantai kayu, tak satupun mampu menatap wajah sang guru. Hanya saya, diantara mereka yang tertegun, yang sekilas memandang beliau yang tampak kabur karena air yang merambang lalu merembes jatuh. Ah, Saya menangis.

Beliau melanjutkan,“ Sebuah ilmu yang dipelajari oleh murid, akan bermakna barakah ketika dengan ilmu itu si murid sampai kepada kesadaran perihal kehambaannya terhadap Sang Maha Pencipta.”

Duh Gusti, mohon ampuni saya. Saya merasa belum mampu membimbing anak didik sedemikian rupa. Saya mengajarkan keterampilan berbahasa asing, bahasa yang selama ini dianggap sebagai salah satu kunci pembuka sukses hidup masa depan. Saya sudah berusaha mentransfer pengetahuan dan melatih keterampilan berbahasa kepada murid-murid, seperti yang diharapkan sesuai tuntutan profesi. Tapi, sudah tumbuhkah kesadaran pada anak didik kami tentang kuasa Engkau Sang Maha Pencipta? Lalu, apa peran saya selama ini? Sunyi dan senyap, dalam kecamuk batin.

Sang Guru melanjutkan wejangan pelan, kata-katanya jelas, tegas dengan nada dan intonasi suara penuh makna, “Sehingga, ketika si murid telah sampai kepada pemahaman itu, ilmu pengetahuan itu akan menuntunnya bertasbih, memuji, mengagungkan Tuhannya dan pandai bersyukur.”

“ Guru ideal itu pewaris para nabi, karena perannya menginspirasi untuk digugu dan ditiru. Guru itu teladan untuk berbuat kebajikan.” Sang Guru tersenyum penuh wibawa, binar netra menyeruak penyekat jarak lalu menghujam dalam batin. Sejuk dan damai.

Sampai disini, saya tak mampu lagi mengangkat wajah. Jengah, kulit wajah terasa kebas memerah. Semua yang hadir semakin suntuk, bagai malai-malai padi runduk tersiram embun di pagi hari.

Dalam hamparan luas sawah, malai-malai padi muda tampak gahar melambai-lambai tertiup angin siang hari. Sebagian malai-malai setengah matang, terangguk-angguk dengan bulir-bulir bernas bening berlenggok gemulai. Riak hamparan hijau kekuningan, semarak rumbai-rumbai dan kelontang kaleng-kaleng kosong pengusir burung pipit yang ditarik tangan-tangan tangkas diujung utas bagai harmoni.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post