Ibnu Rusdi Handono

Lahir di desa Pajaran, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, pada tanggal 25 Juli 1969. Lulus SDN Genengwaru Rembang th 1981, SMPN 1 Gondang Wetan P...

Selengkapnya
Navigasi Web

MENGUKUR KUANTITAS, MENIMBANG KUALITAS

MENGUKUR KUANTITAS, MENIMBANG KUALITAS

Mengukur kuantitas dapat terasa mudah

karena ada alat tera yang jelas,

tetapi untuk dapat menimbang kualitas

dibutuhkan beberapa pertimbangan

yang matang

بسم الله الرحمن الرحيم

Satu, dua,tiga, …, sepuluh, seribu…dst. adalah bilangan. Kita mengenalnya sebagai alat hitung. Kita memiliki uang sejumlah sepuluh ribu rupiah, kemudian kita beli bensin di SPBU sehingga tera menunjukkan angka satu koma sekian dan bensin itu berada di dalam tangki motor. Angka dalam tera menunjukkan kuantitas bensin yang terukur dari uang sepuluh ribu. Kita menjalankan motor itu untuk malakukan kriya, aktifitas sehari-hari. Seberapa jauh capaian jarak tempuh, performa kinerja mesin motor, dan manfaat yang kita peroleh merupakan nilai guna atau kualitas dari bensin perolehan uang sepuluh ribu rupiah. Mengukur kuantitas dapat terasa mudah karena ada alat tera yang jelas, tetapi untuk dapat menimbang kualitas dibutuhkan beberapa pertimbangan yang matang.

Detik, menit, jam, hari, pekan, dan bulan …dst. adalah tera kuantitas kesempatan atau waktu. Waktu yang tersedia untuk berkarya guna adalah terbatas, maka kita semestinya bersikap cerdas. Mengapa? Berkarya guna dengan memaksimalkan kesempatan yang tersedia, adalah misi manusia terlahir sebagai ‘khalifah’ di bumi ini. Kita mengemban misi besar untuk menjadi yang paling bermanfaat bagi sesama, manusia terbaik adalah yang mampu mengukur entitas diri, kriya, dan karya untuk memberikan manfaat dan berguna bagi orang lain bahkan bagi alam semesta. Visi manusia beriman, mengukur kuantitas kriya (amal baik) untuk bekal menjalani kesempatan hidup berkualitas di dunia dan alam akhirat. Namun, kita harus ingat kesempatan untuk berkarya itu terbatas hingga habis kontrak umur, ajal sudah ditetapkan.

Menimbang kualitas hidup butuh pertimbangan matang. Menimbang, timbang, seimbang, bersal dari akar kata imbang, bermakna mencapai kesetaraan, kesepadanan tidak timpang berat sebelah. Perihal mengukur kuantitas umur dan menimbang amal baik, seseorang membutuhkan limpahan ‘hikmah’ agar mampu berpikir jernih , untuk bersikp waskita. Idealnya semakin bertambah umur (menjadi lebih tua) atau bertambah dekat batas ajal, maka kuantitas amal setidak-tidaknya seimbang, berbanding lurus atau lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan. Pendulum dalam timbangan semestinya bergerak ke kanan (plus), jangan sebaliknya ke kiri (minus). Bergerak ke kanan, semakin baik artinya keberuntungan. Stagnan, tetap sama seperti sebelumnya berarti kerugian. Bergerak ke kiri, kemunduran berarti kecelakaan.

Waskita bijak berhitung. Ketika persediaan bensin dalam tangki motor terbatas, maka hal bijak yang harus dilakukan adalah menghitung jarak tempuh. Mengatur kinerja motor menempuh tujuan, agar ‘tidak habis’ di tengah perjalanan. Bensin ibarat ajal, jarak tempuh adalah umur, kinerja motor itu meliputi menagemen potensi, daya dan kesempatan. Manusia berkualitas, menerapkan skala prioritas mendahulukan amal yang paling banyak memberikan manfaat. Kesempatan hidup tidak untuk hal sia-sia. Fasilitas hidup yang kita dapatkan bukan untuk main-main.

Sebuah kisah penuh hikmah dari untaian kehidupan manusia-manusia berkualitas. Dikisahkan, seorang lelaki soleh menjelang ajal di pembaringan disaksikan sang istri yang solihah. Butir-butir peluh bergulir di wajahnya yang kepayahan. Nafasnya tersengal di kerongkongan. Kulit wajahnya pucat, kelopak mata tertutup rapat. Aneh, bibir kering pasi itu menyungging senyum. Sesekali terdengar gumam samar dari mulutnya, “Seandainya kuberikan semuanya…. Seandainya lebih jauh… Seandainya yang baru….” Demikianlah, tiga kali ia mengucapkan pengandaian yang tidak jelas maksudnya. Hal itu menjadi misteri bagi sang istri, hingga lelaki itu pun meninggal dipangkuannya.

Ketika urusan jenazah suaminya usai, menghadaplah si istri kepada Rasulullah saw untuk mengadukan perihal keanehan tersebut. Rasulullah saw mempersaksikan kepada segenap yang hadir tentang ‘kebaikan’ si mayit semasa hidupnya. Saat itulah, Jibril as menyampaikan penjelasan kepada Rasulullah saw. Beliau saw menyampaikan bahwa ketika menjelang ajal kepada lelaki itu diperlihatkan balasan amal kabaikannya, sehingga membuatnya tersenyum. Pengandaian pertama, suatu ketika ia keluar membeli makanan bagi keluarganya, bertemulah ia dengan orang-orang yang tampak sangat kelaparan. Maka, ia berikanlah makanan itu, hingga tersisa sepertiga untuk keluarganya. Kedua, suatu ketika ia keluar untuk shalat berjama’ah di masjid, ia terburu-buru karena takut kehilangan rakaat pertama. Dalam perjalanan ke masjid, ia berjumpa dengan lelaki tua yang berjalan tertatih untuk tujuan yang sama. Maka, ia gendong lelaki itu sampai ke masjid, walaupun akhirnya ia terlambat juga. Ketiga, suatu malam ketika musim sangat dingin, hawa dingin begitu menusuk hingga tulang. Ia dalam perjalanan pulang bertemu dengan seorang tua yang kedinginan tanpa selimut. Maka, ia berikan selimut yang sedang dipakainya.

Hikmah kisah tersebut, kuantitas amal baik seseorang ternyata tidak serta merta menjadi jaminan mendapatkan kualitas ‘anugerah’ sebagai balasan setimpal. Amal banyak, kadang anugerah nikmatnya kalah oleh amal sosial kecil tapi berkualitas. Skala prioritas amal, memberikan manfaat yang banyak bagi sesama. Dalam pencapaian akhir yang memuaskannya, lelaki soleh itu masih berandai-andai… Mengapa? Kita bagaimana?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul betul, manfaat sekali.....tinggal typo kecil-kecil yang perlu dibenahi

10 Jan
Balas

Mengharap saran anda

11 Jan

Super sekali Mengingatkan ibadah saya yang belum cukup

10 Jan
Balas

terima kasih, tabarakallahu

11 Jan



search

New Post