Ibrahim Guntur Nuary

Peraih Penghargaan Golden Generation 2017 dan Wisudawan Berprestasi 2018 yang diselenggarakan oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon, kolumnis diberbagai media massa, ...

Selengkapnya
Navigasi Web

TEMPAT BIASA

Banyak orang bilang, aku memang sangat gugup sekali ketika bertemu dengan seseorang. Aku pun tidak mengerti kenapa, setiap kali bertemu dengan orang baru, aku selalu tidak banyak bicara.aku tiba-tiba diam seribu bahasa. Aku hanya berbicara ketika ditanya saja, selebihnya aku lebih suka mendengar ketika ada orang lain yang berbicara denganku. Apalagi kalau harus disuruh maju kedepan kelas, aku seperti baru mandi, keringatku membasahi baju dan celanaku. Aku tidak mengerti kenapa aku jadi begini. Mungkin ada snydrome aneh didalam diriku ini. tapi ya sudahlah memang aku seperti ini adanya.

Aku punya wanita bernama Chika, Chika memang sangat aktif berbicara di kelas maupun didalam organisasi. Sangat jauh berbeda dengan diriku, aku terkadang malu sekali berkawan dengan Chika. Chika yang slalu lebih aktif berbicara ketibang aku. Aku hanya bisa diam memperhatikan wajah anggunnya ketika berbicara denganku. Aku mempunyai jadwal khusus untuk bertemu dengan Chika. Walaupun kami satu kampus dan berbeda jurusan, tapi kami sering bertemu dan meluangkan waktu bersama. Kami setuju untuk bertemu setiap hari kamis untuk sekedar bercengkrama dan menanyakan kabar dan kegiatan lainnya.

Walaupun aku sering bertemu dengan Chika tapi jantungku selalu berdebar cepat ketika bertemu dengan Chika. Aku selalu menunggu Chika di tukang bakso pinggir jalan dekat kampus atau ditaman kampus. Aku tahu kebiasaaan Chika yang memang mewajibkan dirinya untuk makan bakso seminggu sekali. Maka dari itu aku selalu menunggu Chika di tukang bakso langganan Chika. Minggu depan Chika mengajakku ketemuan ditempat bakso biasa dengan mengirimkan ku pesan singkat lewat Wa “Ketemu tempat biasa ya A”. aku pun sudah mengerti maksud dari Chika. Aku pun membalasanya dengan jawaban singkat namun membuatnya sumringah “Siap Bidadariku”.

Tanggal 5 Oktober 2023 tepatnya hari kamis, kami bertemu ditempat bakso langganan Chika. Ditempat tersebut memang adem walaupun tidak menggunakan AC tapi kipas biasa yang membuat tempat bakso yang tidak begitu luas itu nyaman untuk disinggahi. Chika mengajak janjian denganku pukul 10 pagi, aku berinisiatif untuk datang lebih awal dengan membawakan mawar merah kesukannya. Aku menunggu Chika nkurang lebih setengah jam lamanya. Aku tselalu melihat kearaha parkiran motor untuk melihat bidadariku datang dengan diantar oleh Ojek online.

Setelah menunggu Chika selama setengah jam, akhirnya Chika datang pada pukul 10 pas. Aku kaget sekali karena Chika sangat tepat waktu sekali. Seperti biasanya jantungku mulai memompa kencang, pori-pori tubuhku mulai mengeluarkan keringat, hawa tempat bakso yang semual adem dan sejuk menjadi panas karena diriku yang nervous dengan kedatangan Chika. Chika yang turn dari motor langsung melirik kedalam mencari diriku. Ketika matanya sudah mengetahui bahwa aku ada didalam, Chika pun langsung melambaikan tangan kepadaku. Aku membalas lambaiannya. Segera Chika datang menghampiriku dengan anggunnya dan duduk di depanku.

“Di, kok kamu udah dateng sih? Dateng jam berapa? Cepet banget yah” Tanya Chika penasaran

“Aku datang lebih awal supaya kamu gk nungguin aku, jam setengah sepuluh” jawabku lembut

“Owh gtu yah, biasanya kan kamu telat datengnya Di” Chika mengejkku dengan menjulurkan lidahnya.

“Maklum aj Chik, aku kan malu kalo ketemu kamu”jawabku mendahakan wajah kebawah

“Yaelah malu segala, kan kita udah seringketemu Di, santai aja yah” Chika menenangkan Ardi.

“Siap Chik” aku memberikan jempol padanya.

Kami berdua langsung memesan bakso kepada pelayan yang ada, pelayan bakso pun sudah hafal dengan pesanan bakso yang kami pesan. Karena setiap minggu kami mampir kesini, jadi tidak aneh pelayan bakso pun sudah mengerti pesanan menu kami.Sembari menunggu pesanan datang, aku memberanikan diri memberikan mawar kepada Chika. Aku berkali kali mngusap wajahku agar tidak gugup memberikan mawar kepada Chika.

“Chik ini buat kamu” menyodorkan mawar kepada Chika.

“Ya Allah Ardi, kamu romantis banget, makasih yah mawarnya” Chika mengambil mawarnya dengan penuh senyuman

Aku berharap dengan bunga tersebut Chika dapat mengerti perasaanku bahwa aku sangat menyayanginya. Aku melihat senyum anggunnya setelah mendapatkan bunga dariku berharap Chika mengerti maksudku memberikannya ia mawar. Bisa dibilang kami sudah sangat lama berkawan, kami selalu memberikan masukan satu sama lain dan saling belajar satu sama lain. Chika sering mengajariku untuk berbicara didepan umum dan aku sering mengajarkan Chika menulis yang baik. Aku pendiam karena aku lebih suka menguatarkan sesuatu lewat tulisan ketibang berbicara. Maka dari itu, Chika selalu mengajariku untuk berbicara yang baik dan Chika pun demikian.

Setelah mmberikan bunga akhirnya bakso yang kami pesan datang, ciri khas aroma bakso yang sangat nikma selalu mgngugah kami berdua untuk melahapnya. Tak jarang kami berdua menambah satu porsi bakso karena baksonya yang nikmat. Aku yang tadinya kurang menyukai bakso akhirnya sangat menyukai baksi berkat Chika yang sering membawaku ketempat bakso yang luar biasa enak. Sembari melahap bakso, kami pun berbicara mengenai banyak hal, kegiatan di kampus, di rumah, atau menanyakan orang tua.

Seperti biasa, aku selalu mendengarkan ucapan yang dilontarkan oleh Chika. Aku hanya merespond ketika Chika menanyakan kepadaku beberapa hal. Tak jarang Chika memintaku untuk bercerita mengenai orang tuanya. Chika ingin sekali bertemu dengan kelurgaku hanya untuk menjalin silaturahmi. Dan aku pun juga ingin bertemu keluarga Chika untuk menjalin ilaturahmi dan menunjukkan bahwa aku adalah lelaki baik untuk Chika.

Masalahnya adalah aku yang gugup kadang bingun hendak berbicara apa apabila bertemu dengan orang tua Chika. Tapi aku ingin memastikan bahwa Chika akan menjadi milikku selamanya. Aku ingin bebicara pada orang tuanya Chika bahwa aku sangat serius ingin meminang Chika sebagai istriku kelak. Chika pun demikian ingin meyakinkan kedua orang tauku bahwa ia akan menjadi istri yang baik bagi Ardi. Kami sepakat untuk bertemu keluarga masing-masing agar bisa menjalin silaturahmi. Hal ini meruapak tanda bahwa memang Chika sangat menyayangiku. Aku pun tidak ragu lagi dengan cinta Chika.

Tidak terasa memang, bakso yang kami santap akhir habis tidak bersisa. Obrolan kami pun berkahirn pada pukul 4 sore. Seperti biasa, aku mengantarkan Chika pulang kerumah. Terkadang Chika menolak untuk diantarkan pulang tapi aku memaksa untuk mengantarkannya pulang kerumah. Aku hany ingin memastikan wanitaku pulang kerumah dengan selamat. Aku tidak akan membiarkan Chika ada yang mengganggu, makanya aku selalu mengantarkannya pulang. Aku dan Chika salimng menyayangi satu sama lain, kami tidak ingin berpisah satu sama lain. Kami ingin dipersatukan dengan ikatan janji suci. Aku pun memberikan nasihat setiap saat agar selalu sabar menungguku agar aku mampu menghalalkan wanitaku yang sangat kusayangi. Chika pun akan menungguku sampai kapanpun agar aku dan dirinya dapat bersatu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post