Icha Hariani Susanti

Icha adalah alumni Unesa yang sekarang menjadi guru bahasa Inggris di SMPN 4 Bojonegoro. Sebelumnya, selama belasan tahun dia pernah mrngabdi di SMPN 2 Kedungad...

Selengkapnya
Navigasi Web
Arti sebuah Kejujuran

Arti sebuah Kejujuran

Pagi, pukul 6.30. Ima tergesa-gesa berangkat ke sekolah. ya, hari ini adalah hari pertama dia menghadapi UASBN. Ujian akhir yang akan menentukan kelulusannya. hatinya agak berdebar-debar, ndredeg. Dia merasa kurang persiapan karena beberapa hari ini adiknya opname di RS dan dia harus bantu ibunya. selain itu, Ima juga agak grogi. Ujian kali ini akan diawasi oleh guru dari SD Negeri lain, bukan ustadzahnya seperti biasa.

Teeeettttt......bel pun berbunyi.Semua peserta ujian masuk ke ruangan masing-masing, tak terkecuali Ima. Tak berapa lama, pengawas membagikan soal ujian setelah sebelumnya membacakan peraturan selama ujian yang harus dipatuhi. Tidak boleh nyntek teman, buka buku, pinjam alat tulis de el el. Lalu Ima dan teman-temannya pun mulai mengerjakan soal ujian itu. Penuh konsentrasi.

Detik demi detik berlalu. tak terasa waktu 2 jam yang diberikan sudah hampir habis. 15 belas menit lagi bel akan berbunyi. Keringat dingin mengucur dari tubuh Ima. dari 50 soal yang diberikan, dia baru bisa menyelesaikan setengahnya. Itu pun dia tak yakin benar semua.

"Waktu tinggal 10 menit lagi. Silakan periksa semua pekerjaan kalian," bu Nina, pengawas yang cantik dan berwajah sabar mengingat sembari berkeliling kelas melihat LJK peserta.

Sesampai di meja Ima, bu Nina terkejut. Beliau heran melihat LJK Ima baru terisi setengah saja.

"Kok belum selesai? gak bisa?" tanya beliau.

"Iya Bu. Saya tidak bisa. Sulit." jawab Ima bergetar.

"Wah, waktunya sudah hampir habis. Kalau seperti ini bisa-bisa kamu nggak lulus ujian. Yaudah, kamu nyontek saja hasil temanmu. nggak apa-apa. Daripada kamu nggak lulus. Kasihan...." bu Nina yang baik hati merasa iba.

Tapi beliau benar-benar terkejut dengan jawaban Ima.

"Nggak Bu, terima kasih. Nyontek itu dosa. Allah tidak suka. saya tidak mau lulus ujian tapi nantinya kena murka Allah di akhirat. Kalo memang saya tidak lulus karena saya tidak bisa mengerjakan saya ikhlas. Biarlah tahun depan saya mengulang ujian lagi. karena ibu dan ustadzah saya berpesan agar saya selalu jujur dalam hidup ini. termasuk jujur dalam mengerjakan ujian. Semoga Allah selalu melindungi saya."

Subhanallah..... Bu Nina tertegun mendengar jawaban Ima. Beliau juga agak malu karena hampir saja menjerumuskan Ima dalam perbuatan yang tidak jujur.

"Sungguh, aku salut dengan kejujuran anak ini. dan salut juga dengan cara ibu dan ustadzah dalam mendidiknya. Andai semua anak, guru dan orang tua punya pendirian seperti ini....." ucap bu Nina dalam hati.

Teeettt......bel tanda ujian berakhir berbunyi juga. Semua peserta meninggalkan ruangan. Bu Nina pun meninggalkan ruangan. Sebuah pelajaran hidup telah beliau dapat pagi ini. Pelajaran tentang arti penting sebuah kejujuran, dari seorang bocah yang umurnya tak lebih dari 12 tahun......

(Pembaca yang budiman, ini adalah kisah nyata yang terjadi di kota tempat tinggal saya. Enam tahun yang lalu, ketika UN masih menjadi penentu kelulusan. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. kejujuran.... di atas segalanya.)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kejujuran anak lebih jleb sama kita, org dewasa ....

04 Apr
Balas



search

New Post