Ichsan Hidajat

Write. Just write....

Selengkapnya
Navigasi Web
Inspirasi Celana Dalam
Menteri Penerangan Kabinet Pertama Mr. Amir Sjarifuddin memakai jas kedodoran, celana pendek, sambil merokok, berpose bersama Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan para menteri lainnya di halaman rumah Sukarno, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56

Inspirasi Celana Dalam

#Tantangan Menulis 30 Hari

#tantangangurusiana

Hari Ke-2

Apa rahasia kehebatan tim sepakbola Persija Jakarta? Soto celana dalam. Anda geleng-geleng kepala?

Saya tidak percaya kalau tidak membaca sendiri Bambang Pamungkas menceritakan pengalamannya di blog pribadinya. Tentang bagaimana BP bersama rekan satu timnya Ismed Sofyan menemukan warung yang menyajikan soto daging sapi dengan rasa yang benar-benar berbeda, di salah satu sudut kota Solo. Segala pujian meluncur dari keduanya seusai menyantap seporsi soto - yang kemudian menjadi langganan tim sepakbola mereka.

Lalu Sang Legenda merangkai cerita untuk mengerjai Ismed. Bambang membisikkan, “Gue curiga di dalem kuali itu ada celana dalemnya, Med.” Ismed tentu saja terperanjat. Hah! Celana dalem? Maksud lo? Bukan kepalang kagetnya Ismed mendengar cerita BP bahwa soto itu menggunakan kuah rendaman celana dalam. Di kesempatan lain, BP berusaha keras menjelaskan bahwa itu hanyalah cerita rekaan saja dan bukan hal yang sebenarnya, namun Ismed terlanjur mematri imaji di kepalanya bahwa memang soto terenak di Solo itu menggunakan kuah rendaman celana dalam. Setiap kali tim menikmati soto di warung langganan, Ismed memilih ke luar.

Begitulah, Bambang Pamungkas menulis tentang celana dalam. Ringan. Enak dibaca.

Benda yang kita bicarakan ini ternyata juga bisa menarik perhatian seorang penulis puisi. Khalish Abniswarin, misalnya. Menuliskan puisi dengan judul Seperti Celana Dalam. Bukan perihal masakan, isinya justru tentang cinta, dan tetap saja diksinya manis romantis. Atau penyair Hasan Aspahani yang menulis puisi untuk Joko Pinurbo dengan judul Celana Dalam yang Kucuri dari Rumahmu. Benda ini, di tangan penyair, memiliki pemaknaan yang benar-benar orisinal. Seorang kritikus menafsirkan bahwa oknum celana dalam mewakili semacam perbedaan karakter dan gaya penulisan puisi yang dimiliki Hasan Aspahani dan Joko Pinurbo, yang ketika gaya orang lain dicuri dan dipakai ternyata tidak akan cocok. Bahwa tiap penyair memiliki karakter tulisan masing-masing yang unik dan tidak akan sama. Dari contoh puisi mereka, kita mempelajari bagaimana para penyair secara kreatif menuangkan gagasan dengan perantaraan kata celana dalam.

Masih ingat Idrus, penulis angkatan 45? Seangkatan dengan Chairil Anwar. Idrus terkenal dengan buku kumpulan cerita pendeknya yang diberi nama Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Salah satu cerpen dalam kumpulan itu berjudul Kisah Sebuah Celana Pendek. Melalui tokoh Kusno dalam cerpen itu, Idrus menyampaikan kritik-kritik pedas dibungkus dengan halus dan cerdas terhadap pemerintahan pendudukan Jepang dan terhadap kondisi perang.

Pengusaha Bob Sadino semasa hidupnya lebih sering terlihat mengenakan kemeja dan celana pendek. Bukan karena tak mampu membeli celana panjang, tapi itulah definisi kenyamanan berbusana baginya. Saya yakin bukan sekedar karena ingin tampil nyentrik. Bob Sadino mengekspresikan dirinya dengan caranya sendiri - apa salahnya dengan celana pendek.

Oh ya, kisah celana dapat juga dihubungkan dengan gelora perjuangan tokoh-okoh kemerdekaan bangsa. Sebuah foto yang diambil pada tahun 1945 menunjukkan Menteri Penerangan Kabinet Pertama Mr. Amir Sjarifuddin memakai jas kedodoran, celana pendek, sambil merokok, berpose bersama Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan para menteri lainnya di halaman rumah Sukarno, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Dari sumber lain kita membaca Fatmawati yang mengisahkan bahwa Soekarno sering nampak mengenakan celana pendek, misalnya ketika memimpin kinrohoshi (kerja bakti) membuat lapangan terbang baru di Curug Tangerang pada 1944. Jangan lupa Soekarno juga meninggalkan banyak tulisan dalam bentuk buku, yang tetap dicari sampai hari ini.

Demikian pula Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan Tan Malaka. Bercelana pendek. Tujuannya bisa untuk propaganda, penyamaran atau keadaan darurat suasana perang.

Perjuangan Anda dalam memenuhi tantangan menulis, apakah berhubungan dengan celana? Apakah harus mengenakan celana model tertentu baju desain tertentu agar ide, gagasan, ilham dan inspirasi mudah membersit dalam imajinasi?

Bagi saya, ternyata benda seremeh celana dapat menjelmakan aneka makna di tangan Bambang Pamungkas, Idrus, Jokpin, Soekarno dan yang lainnya. Melahirkan tulisan yang berbeda tapi semua memikat.

Benda kecil yang lain-lain, apapun itu, pasti bisa memberikan inspirasi untuk menulis. Tinggal diperlukan ketajaman rasa, mengolahnya agar menjadi sebuah realitas baru serta latihan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan yang bernas – dan mengindahkan tata bahasa.

Selamat menulis. Secara kreatif.

@03022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masih ada beberapa tulisan bagus tentang celana dalam, pendek, maupun panjang. Bisa diceritakan pada kesempatan yang lain. Salam literasi, Bu.

03 Feb
Balas

Aduh yang terakhir kok celana pendek Pak?..saya nunggu2 apa rahasianya..wkkwkk

03 Feb
Balas



search

New Post