Ichsan Hidajat

Write. Just write....

Selengkapnya
Navigasi Web
Reviu Novel Semua untuk Hindia

Reviu Novel Semua untuk Hindia

Tantangan Menulis 30 Hari

#tantangangurusiana

Hari ke-28

.

Saya baru selesai membaca buku kumpulan cerita pendek ini. Semua untuk Hindia. Penulisnya Iksaka Banu. Terbit tahun 2014. Sekitar tiga belas cerita berlatar belakang sejarah Indonesia sebelum kemerdekaan. Koreksi, bukan sekadar sebagai latar cerita, peristiwa-peristiwa sejarah justru menjadi nyawa pada keseluruhan tiap cerita pendek dan jalinan utama konflik yang dialami para tokohnya. Memilih sudut pandang bule, pendatang di Nusantara, bangsa penjajah, orang Belanda, orang Eropa – sebuah pilihan yang tidak biasa. Rasa bulenya terasa sekali. Apalagi dengan POV “aku”. Menyelami setiap peristiwa melalui cara pandang mereka. Dengan tata nilai mereka. Ceritanya sederhana namun eksekusinya luar biasa. Beberapa memiliki penutup yang menggetarkan hati. Tokohnya wartawan perang, pendeta, tentara, pengelola perkebunan, dokter, dll.

Detail data dan fakta dalam semua cerita pendek pada kumpulan ini tak pelak buah dari pengabdian pada riset yang teliti. Kita menjenguk kembali daerah-daerah, jalan-jalan, kampung dan kota yang namanya sebagian pernah kita jumpai dalam buku-buku sejarah. Bertemu armada laut Cornelis de Houtman, Oentoeng Surapati, Pangeran Diponegoro, mengalami Perang Puputan, pemberontakan orang Tionghoa, fenomena Ratu Adil, van Imhoff, J.P. Coen – semuanya serba rinci dan dramatik, bahkan tragedi.

Buku ini memancing kesadaran baru tentang sejarah perjuangan orang-orang Hindia-Belanda, kurun waktu sebelum berdirinya negara Indonesia. Melalui sudut pandang para ‘antagonis’. Kisah-kisah apiknya menyindir dengan tajam stigma keliru orang-orang Indonesia terhadap kolonialisme, penderitaan sebagai bangsa terjajah, gelora perjuangan dan kejamnya orang-orang VOC, Belanda dan Eropa.

Memandang perang dari sudut yang sama sekali berbeda pernah berhasil dilakukan oleh novel Burung-Burung Manyar karya YB Mangunwijaya. Namun tetap saja Semua untuk Hindia berbeda.

Semua cerpen dalam buku ini yang juga pernah di muat di beberapa media cetak nasional (Koran Tempo, Media Indonesia) ini tersaji dengan apik, rinci, dan tutur yang lancar. Sejarah tidak hanya menjadi latar melainkan ikut melarut dalam kisahnya, bahkan tak jarang penulis menghadirkan dialog-dialog cerdas dan kritis terkait peristiwa sejarah yang ada di dalam kisah-kisahnya sehingga sejarah tidak hanya sekedar dibaca secara membosankan melainkan diberi latar belakang berwarna, pengertian baru, pendapat kritis dan perbenturan nilai-nilai hidup personal, juga kepiluan lewat sudut pandang tokoh-tokohnya.

Sesudah tuntas membaca kumpulan ini Anda akan memiliki persepsi yang berbeda tentang politik peristiwa perjuangan kemerdekaan sebuah bangsa. Tidak hitam dan putih, benar dan salah, penjajah dan orang jajahan, melainkan lebih sebagai kisah-kisah kemanusiaan.

Luar biasa.

Sekaliber karya Pramoedya? Saya harus setuju.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post