Ida Arijani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kesunyian Muara Kasih

KESUNYIAN MUARA KASIH

Pernah kudengar kata-kata filosofis, “ Seorang ibu bisa merawat 10 anak, tapi 10 anak belum tentu bisa merawat seorang ibu. Ah , kata-kata itu begitu menghujam dahsyat di ulu hatiku. Ada perasaan pedih tak terkira ketika kusadari keterbatasanku membersamai ibu di usia senjanya.

Masih kuingat dan terngiang percakapan kekangenan beliau yang mendalam, yang saat itu belum sampai pikir dan hatiku memahaminya.” Aku yen kangen karo bocah-bocah rasane pengin nangis, nangis dan nangis”. Kini ketika tiba di kulminasi kekangenan pada putra-putrinya didera kepikunan yang tiada ampun . Kemampuan mengingatnya merosot drastis hingga melupakan kekangenan itu. Aku tak tahu apakah itu sebuah solusi dari Allah atau putusnya benang kangen yang tak tersampai. Kembali perih di ulu hati menjatuhkan kristal dari pelupukku.

Ibulah pemilik rahim itu, yang artinya kasih. Perempuanlah yang dikaruniai rahim, sehingga begitu mudah air mata meleleh ketika bersinggungan dengan kasih sayang. Air mata haru, kepedihan, dan kebahagiaan adalah pengejawentahan dari kasih yang bermuara di rahim. Dan mampu dikelolanya dalam diam maupun ekspresif.

Kalau begitu apakah kaum pria tidak punya air mata karena tidak memiliki rahim ? Pertanyaan yang bikin senyum. Ada banyak airmata yang dimiliki kaum pria, seperti bapak atau kakek yang mengkhawatirkan anak-anak dan cucunya. Tapi air mata mereka ada di logika dan bagaimana mencari solusinya. Kalaupun suatu saat air mata itu harus menetes disembunyikan dengan rapi dan buru-buru dihapusnya. Bukan karena kecongkaan, tapi pundak kaum lelaki cukup terbungkuk. Namun harus tetap tegak untuk terus melanjutkan hidup dan kehidupan. Alangkah lebih beratnya menangis tak berisak.

Ada kasih sempurna yang dimiliki seorang ibu untuk putra-putrinya. Seratus kali si anak berbuat salah, ada seribu maaf dari ibunya. Karena kesempurnaan kasih itulah Allah menjanjikan kedahsyatan doa ibu.

Maka bibir seorang ibu ada di hati bukan hati seorang ibu itu ada di bibir. Artinya apa yang menjadi kegundahan, kekecewaan, dan kemarahan cukup disimpan di hati dan menjadi doa terbak buat putra-putrinya. Tapi jika hati seorang ibu ada di bibir yang akan muncul adalah segala lisan yang kurang terkontrol bagi putra-putrinya, menjadi suatu yang kontraproduktif dengan harapan doanya.

Jangankan pada manusia, rahim yang suci buat putra-putrinya. Binatang betina yang menurunkan keturunannya memiliki banyak kisah heroik bagaimana seekor induk menjaga anak-anaknya. Alasan Allah di luar jangkauan pemikiran manusia ,yang akhirnya hanya mampu menginsyafi kebesaranNya.

Masih kuingat betapa payahnya ibu merawat kami yang begitu banyak. Dari pagi hingga menjelang malam, bahkan tak ada waktu untuk beliau sendiri. Seperti kebanyakan ibu-ibu di sekitarku. Semua peran dan tanggung jawab dilakukan sepenuh hati tanpa syarat apapun.

Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi putra-putrinya. Karakter dasar akan terbentuk dari ibunya dan penguatan karakter di lembaga pendidikan. Meskipun nanti akan beradaptasi atau terdistorsi dengan pergaulan dan lingkungan.

Banyak sekali filosofis dari ibu yang kueja, kurenungkan, dan kujalani. Memang sangat mendalam maknanya. Satu hal yang cukup lekat dari filosofi itu tentang kesederhanaan sikap dan hidup. Meski ternyata sangat sulit , tapi tetap terpatri setidaknya untuk menjadi acuan . Semoga bukan jauh panggang dari api.

Ibu,kini di renta dan kerapuhannya, terpaku sendiri dalam tatapan sunyi. Semua energi telah kau berikan pada putra-putrimu, tapi di saat kau ingin ditemani semua menjadi anak busur bagi dirinya sendiri. Satu persatu kian menjauh sibuk dengan beban masing-masing. Ada tanggung jawab yang tidak mungkin ditangguhkan, mencari surga ibu selama waktu masih berpeluk, atau sesal kemudian tak berguna. Tiada sesempurna cinta dan kasih kecuali dari seorang IBU.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku yg lelaki pun ingin nangis jika teringat ibu. Mksh mbak ida.

19 Feb
Balas

Sami2 Pak Wid

19 Feb

Wah.. Bu Ida... jadi teringat ibu nih....;(

19 Feb
Balas

Hik hik... jalan surga yang kasat mata Pak Agus.

19 Feb

Ibuuu..ooh ibuuu

19 Feb
Balas

Ibuuu. Semoga kita bisa menjadi.ibu yg terbaik bagi anak2 dan murid kita ya Bu Hagni.

20 Feb



search

New Post