Hamidah

Guru kelas pada MIN 3 Sukabumi ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Requrem Aeternam

Kabar yang datang pagi ini adalah kematian. Seorang teman juga sahabat harus "pulang" duluan. Ia menjemput taqdir yang niscaya. Menemui keabadian. Menjumpai "hidup" berikutnya dalam ukuran pengetahuan Tuhan.

Kematian itu batas, begitulah orang semacam Jaspers meyakininya. Das umgreifende yang melingkupi, peristiwa pasti yang ditemui. Suka atau tidak, ia bisa tiba pada waktunya. Pada saat gembira. Dikala lengah. Pada waktu tidur. Dan ketika manusia jumawa bahkan lupa seolah nyawa tak ada akhirnya.

Kematian itu memudarkan eksistensi sekaligus moment eksistensial. Istri atau suami yang menangis. Anak yang meratap. Kerabat yang tercekat atau kita yang terhenyak mendengar kabarnya. Itulah momen eksistensial. Momen paling dramatis yang meneguhkan kesadaran bahwa kematian adalah abadi yang dihadapi. Peristiwa "tragis" yang melunturkan anggapan manusia sebagai satu-satunya spesies yang paling istimewa.

Kematian. Kita hanya sedang menunggu, mungkin juga diburu olehnya. Seumpama antri di balik pintu siapa giliran berikutnya. Tak bisa menghindar. Mustahil mengelak dari ajakan untuk datang menemuinya. "Fainnal mautalladzi taffiruna minhu fainnahu mulaaqiikum".

Kepada mereka yang pergi. Kepada siapapun yang menutup mata untuk selamanya. Tuhan berkenan menerimanya. Seumpama tamu istimewa yang disambut dengan kehangatan dan pelukan. Di tempatkan di kursi kehormatan di samping-Nya.

Mereka yang sudah sempurna menjemput taqdirnya, berharap jiwa damailah yang menyertainya. Kematian bersama damai yang disertakan itulah "wurdevoller tod" yang ditegaskan Martin Heidegger. Kematian yang punya nilai. Kematian yang bermartabat. "Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu".

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

29 Oct
Balas

Ulasan yang yang saling mengingatkan ya bun

29 Oct
Balas

Keren ulasannya bun

29 Oct
Balas

Teriamkasih bun

05 Nov

Teriamkasih bun

05 Nov



search

New Post